Raheem Sterling membantu Inggris mencatatkan sejarah baru di Piala Eropa. Untuk pertama kali, "Tiga Singa" mampu meraih tiga poin di laga pembuka turnamen sepak bola antarnegara Eropa itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, MINGGU – Setelah menanti selama 53 tahun, Inggris akhirnya mampu menciptakan sejarah baru dengan meraih kemenangan di laga pembuka Piala Eropa. Capaian itu tercipta berkat gol tunggal Raheem Sterling yang telah cukup untuk membawa “Tiga Singa” unggul 1-0 atas Kroasia pada pertandingan perdana grup D Piala Eropa 2020, Minggu (13/6/2021) malam WIB, di Stadion Wembley, London.
Sejak menjalani debut keikutsertaan di Piala Eropa 1968, Inggris selalu gagal meraih tiga poin di laga pembuka turnamen antarnegara Eropa itu pada sembilan edisi sebelumnya. Pada sembilan edisi itu, Inggris hanya meraih lima seri dan empat kali menderita kekalahan, termasuk ketika ditahan imbang Swiss 1-1 pada pertandingan pertama Piala Eropa 1996 yang juga berlangsung di Wembley.
Kemenangan itu disambut meriah dengan berbagi nyanyian para pendukung timnas Inggris. Kontributor Harian Kompas Adjie Masdyka Sudaryanto dari London melaporkan, para pendukung Inggris datang dari berbagai penjuru negeri dan meramaikan Stadion Wembley dan beberapa fanzone yang tersedia, seperti di Trafalgar Square, London.
Teriakan “England, England” yang diiringi bunyi terompet terus mewarnai fanzone. Sopir bus yang lewat di daerah itu juga membunyikan klakson seiring irama teriakan penonton.
Kemenangan yang tercipta dihadapan sekitar 22.500 penonton itu, pun mempertahankan rekor tidak terkalahkan Inggris dalam waktu normal selama 90 menit ketika tampil pada turnamen major di Wembley. Berdasarkan akumulasi laga di Piala Dunia 1966, Piala Eropa 1996, dan laga awal di Piala Eropa 2020, maka “Tiga Singa” telah menjalani 12 laga di stadion utama Inggris itu dengan catatan delapan kemenangan dan empat hasil imbang.
Ini hasil menyenangkan yang bisa kami berikan kepada para fans dan bangsa kami.
“Ini hasil menyenangkan yang bisa kami berikan kepada para fans dan bangsa kami. Sejak menit awal, seluruh pemain langsung menunjukkan penampilan terbaiknya,” ujar Pelatih Inggris Gareth Southgate seusai laga.
Bagi Sterling, gol yang tercipta di menit ke-57 itu adalah sumbangan ke-15 untuk “Tiga Singa”. Selain itu, tuah gol Sterling bagi Inggris pun semakin panjang. Sebab, Inggris selalu meraih kemenangan di 11 laga ketika pemain sayap Manchester City itu mencetak gol.
Dalam 17 laga terakhirnya bersama Inggris, Sterling pun telah berkontribusi 19 gol. Hal itu terdiri dari 13 gol dan enam asis.
Gol itu pun menjadi pembuktian terbaik Sterling untuk menjawab kepercayaan Southgate kepada dirinya. Meskipun mengalami penampilan yang menurun bersama City di musim ini, Southgate tidak ragu memercayakan satu posisi inti kepada Sterling saat melawan Kroasia, yang merupakan lawan terkuat di grup D. Pada musim ini, Sterling hanya menyumbangkan 14 gol di seluruh ajang bersama “The Citizens”. Jumlah itu jauh menurun dibandingkan torehan 31 dan 25 gol yang diciptakannya masing-masing pada musim 2019-2020 dan 2018-2019.
Sterling tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya bisa mencetak gol kemenangan yang bersejarah bagi Inggris. Menurut dia, kemenangan ini adalah bekal bagus bagi “Tiga Singa” untuk melanjutkan tren kemenangan di dua laga fase grup tersia kontra Skotlandia dan Kroasia.
“Sejak kecil saya bermimpi mencetak gol ketika membela Inggris di Wembley pada turnamen besar, impian itu pun terwujud hari ini. Saya berusaha keras untuk menampilkan versi terbaik dari Sterling (di Piala Eropa),” ucap Sterling, yang tumbuh di London sejak berusia lima tahun, dilansir laman UEFA.
Mantan gelandang Tottenham Hotspur, Jermaine Jenas, memuji penampilan Sterling pada laga kontra Kroasia. Menurut dia, Sterling mampu menunjukkan kualitas kelas dunia yang dibutuhkan Inggris di laga penting dalam turnamen besar, seperti Piala Eropa.
“Raheem Sterling tampil brilian sejak menit pertama. Penampilannya meningkatkan kemampuan tim, sehingga tim ini mampu mencatatkan permulaan terbaik bagi keterlibatan Inggris di turnamen (Piala Eropa) ini,” ucap Jenas kepada BBC One.
Unggul lini tengah
Kunci utama Inggris membalaskan dendam atas Kroasia usai tumbang 1-2 di semifinal Piala Dunia 2018 ialah mengungguli lini tengah. Paham dengan pengaruh besar Luka Modric bagi permainan Kroasia, Southgate menempatkan Declan Rice dan Kavlin Phillips sebagai gelandang bertahan. Kedua pemain itu silih berganti menutup ruang bagi gelandang Real Madrid itu sekaligus menutup celah di lini tengah.
Hasilnya, hanya Modric, pemain lini tengah Kroasia, yang mampu menonjol di Wembley. Modric satu-satunya gelandang tim berjuluk “Vatreni” itu yang mampu menciptakan dua kali operan kunci. Sementara itu, Mateo Kovacic dan Marcelo Brozovic gagal memberikan andil bagi serangan Kroasia.
Hal itu tentu kontras dengan penampilan Kroasia di Piala Dunia 2018 lalu. Kunci utama Kroasia menyingkirkan Inggris adalah penampilan kreatif tiga gelandang, yaitu Modric, Brozovic, dan Ivan Rakitic. Ketiga pemain itu secara akumulasi menciptakan menciptakan enam operan kunci yang menjadi awal terciptanya peluang “Vatreni”.
Sementara itu, Phillips dan Mason Mount menjadi otak di poros permainan Inggris yang masing-masing menciptakan satu operan kunci. Bahkan, operan kunci Phillips berbuah asis bagi gol Sterling. (AFP)