Tiga Peraih "Wild Card" Olimpiade Tokyo Belum Ditentukan
Indonesia untuk sementara sudah meloloskan 26 atlet ke Olimpiade Tokyo 2020. Dari 26 nama tersebut, tiga nama atlet dari jalur "wild card" belum ditentukan
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mendapat tiga kuota atlet dari dua cabang olahraga yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo melalui jalur wild card. Hingga saat ini, ada total ada 26 atlet Indonesia dari 8 cabang olahraga yang sudah dipastikan melenggang ke Tokyo. Namun, tiga nama atlet yang akan menggunakan wild card itu belum ditentukan.
Ketiga atlet itu berasal dari cabang atletik yang mendapat satu wild card di kategori putri dan renang yang mendapat dua wild card untuk kategori putra dan putri. Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry Kono, Minggu (13/6/2021), mengatakan, induk cabang olahraga (cabor) yang memperoleh wild card telah menyiapkan nama-nama atlet yang diproyeksikan mengisi jatah tersebut.
Namun, induk cabang olahraga yang dimaksud belum menentukan atau menyerahkan nama-nama atlet tersebut ke KOI karena masih menunggu persetujuan dari federasi internasionalnya masing-masing.
“Nama-namanya sebenarnya kita sudah ada. Namun, menunggu surat dari IF (International Federation). Karena mereka yang punya hak,” kata Ferry.
Untuk atletik, Indonesia mendapat satu wild card di nomor lari 100 meter gawang putri. Kandidatnya di antara Emilia Nova atau Alvin Tehupeiory. “Namun, siapa yang akan dikirim nanti kita tunggu surat dari IF. Karena kalau di sini dua-duanya punya catatan waktu bagus. Nanti tergantung IF memutuskan yang mana,” ujarnya.
Adapun di cabor renang, Indonesia tidak mampu meloloskan atlet melalui jalur kualifikasi. Namun, demi pemerataan serta pembinaan renang di dunia, Federasi Renang Internasional (FINA) memberikan jatah dua wild card kepada Indonesia.
Menurut Ferry, tidak sembarang negara bisa memperoleh wild card. Ada pertimbangan dan syarat-syarat tertentu seperti peringkat dunia atau pernah memenangkan kejuaraan.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Ali Patiwiri menjelaskan, PRSI belum menentukan siapa saja perenang yang akan mendapat kesempatan mewakili Indonesia di Tokyo lewat jalur wild card. PRSI, kata Ali, akan menggelar seleksi nasional terlebih dulu di Jakarta pada 25-26 Juni 2021.
Awalnya, PRSI berencana mengirim perenang untuk mengikuti Kejuaraan Jepang Terbuka dan Malaysia Terbuka tahun ini. Namun, karena pandemi, kedua negara tersebut tidak menerima peserta dari luar negeri. Karena itu PRSI akhirnya memutuskan menggelar seleksi mandiri di Jakarta untuk menentukan perenang yang akan ke Olimpiade.
Seleksi menurut rencana akan diikuti 50 perenang putra dan 50 perenang putri dari daerah-daerah yang tengah melaksanakan pemusatan latihan daerah (pelatda). PRSI telah mengirimkan undangan kepada pengurus PRSI di daerah.
Atletnya dulu yang harus kita tentukan, baru nomornya menyesuaikan dengan di mana dia punya keunggulan.
Karena belum menentukan nama perenang yang akan mendapat jatah wild card, Ali juga belum dapat memastikan nomor apa saja yang akan diikuti Indonesia. “Atletnya dulu yang harus kita tentukan, baru nomornya menyesuaikan dengan di mana dia punya keunggulan,” ujar Ali.
Ia mencontohkan, apabila perenang Gede Siman yang lolos dari seleksi nasional, maka nomor renang yang akan diikuti Indonesia adalah di nomor gaya kupu-kupu yang jadi keahlian Siman.
Dalam seleksi nasional, penentuan perenang yang akan dipilih salah satunya ditentukan lewat catatan waktu mereka. Menurut Ali, ada sejumlah poin yang digunakan untuk menilai, tidak hanya dari catatan waktu semata.
Setelah seleksi nasional usai dan perenang terpilih, PRSI lalu menyerahkan nama-nama perenang yang diusulkan menerima wild card ke FINA. “Kami konsultasi ke FINA dulu. Dari sana FINA akan lihat nama-nama yang kami ajukan. Bagaimana rekam jejaknya dan poinnya, apakah memenuhi syarat atau tidak,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung belum merespons permintaan konfirmasi Kompas mengenai nama atlet yang akan menggunakan jatah wild card.