Dumfries Selamatkan Belanda dari Perlawanan Hebat Ukraina
Belanda nyaris malu saat Ukraina menyamakan kedudukan menjadi 2-2 mendekati pengujung laga pembuka Grup C Piala Eropa 2020. Beruntung, Denzel Dumfries jadi penyelamat lewat gol kemenangannya lima menit sebelum laga usai.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
AMSTERDAM, SENIN — Belanda nyaris dipermalukan oleh Ukraina dalam laga pembuka Grup C Piala Eropa 2020 di Stadion Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Belanda, Senin (14/6/2021). Setelah Pasukan Oranye sempat unggul 2-0 di awal babak kedua, Ukraina bisa memaksa kedudukan imbang 2-2 menjelang akhir laga. Beruntung pemain sayap mereka, Denzel Dumfries berhasil mencuri gol kemenangan lima menit sebelum laga selesai dan mengakhiri perlawanan alot tim tamu.
”Ini adalah tim yang paling ingin saya lihat performanya. Terlepas momen membuang keunggulan 2-0, saya melihat tim ini bermain dengan sangat seimbang dan dominan. Kami bangga dengan hasil ini, semoga kami bisa terus membuat langkah lebih maju,” ujar Pelatih Belanda Frank de Boer, dilansir Sky Sports.
Laga antara Belanda dan Ukraina berlangsung sangat terbuka sejak awal laga. Opta mencatat, ada sembilan tembakan dalam 10 menit pembukaan pertandingan ini. Sejak tahun 1980, saat Opta memiliki data tembakan penuh untuk kompetisi. Itu adalah tembakan terbanyak dalam 10 menit pertama laga Piala Eropa.
Namun, sebagai tuan rumah, Belanda lebih percaya diri untuk mendominasi permainan. Serangan demi serangan dari Belanda amat mematikan yang membuat Ukraina tertekan hingga menit ke-10. Motor serangan sekaligus kapten tim Georginio Wijnaldum yang tampil menonjol dalam laga ini lewat umpan-umpan matang dan peluangnya.
Selain peluang emas lewat tembakan keras penyerang Memphis Depay dari luar kotak penalti pada menit kedua dan tembakan Dumfries yang tinggal berhadapan dengan penjaga gawang lawan di menit kelima, Wijnaldum membuat satu kesempatan terbaik di babak pertama. Mantan gelandang Liverpool itu melepas tembakan keras yang bolanya bergulir liar pada menit ke-39, tetapi kiper lawan masih cekatan untuk menahan laju bola.
Pelatih Ukraina Andriy Shevchenko murka dan memberikan instruksi khusus kepada anak buahnya di menit ke-10. Sesudah itu, skuad berjersei biru-kuning ini bermain lebih baik. Mereka bisa meredam serangan Belanda dan sesekali membuat peluang dari serangan balik, salah satunya tembakan dari dalam kotak penalti oleh penyerang sekaligus kapten tim Andriy Yarmolenko pada menit ke-30.
Pasca kedudukan 0-0 di babak pertama, Belanda kembali mengambil inisiatif menyerang untuk mengincar gol di babak kedua. Seusai berkali-kali mencoba, gol yang ditunggu skuad berjuluk The Flying Dutchmen itu akhirnya tiba di menit ke-52. Wijnaldum yang sigap merebut bola sapuan tidak sempurna kiper lawan sebelum melepas tembakan keras yang menghujam ke gawang.
Unggul 1-0 belum membuat Belanda puas. Mereka masih terus mencoba untuk menambah keunggulan. Belanda akhirnya memperlebar jarak menjadi 2-0 di menit ke-58. Gol ini lagi-lagi diawali sapuan tidak sempurna yang kali ini disebabkan oleh bek Ukraina. Akan tetapi, pada kesempatan ini, penyerang Wout Weghorst yang sigap merebut bola dan melepaskan tembakan keras yang gagal dihalau kiper lawan.
Memanfaatkan kelengahan
Ukraina nyaris kehabisan napas ketika tertinggal 0-2. Namun, di tengah kebuntuan yang dialaminya, Belanda justru lengah dan menjadi petaka. Tim pecahan Uni Soviet itu akhirnya mendapatkan angin segar tatkala Yarmolenko diberi ruang untuk bergerak bebas oleh bek lawan, Patrick van Aanholt di menit ke-75.
Dengan ruang terbuka lebar tak jauh dari kotak penalti Belanda, pemain West Ham United itu melepas tembakan keras dengan kaki kiri yang membuat efek melengkung tajam sebelum menghujam gawang. Tendangan pisang itu gagal dibendung kiper Maarten Stekelenburg yang menjadi pemain tertua yang pernah bermain untuk timnas Belanda di Piala Eropa maupun Piala Dunia, melampaui rekor Edwin Van Der Sar dengan usia 37 tahun 236 hari pada 2008.
Setelah memperkecil kedudukan menjadi 1-2, Ukraina mendapatkan angin segar. Mereka kembali hidup dan kian termotiviasi menyamakan kedudukan. Kesempatan itu akhirnya tiba pada menit ke-79. Berawal dari tendangan bebas gelandang Ruslan Malinovskyi, penyerang Roman Yaremchuk menanduk bola dan tidak mampu dihentikan Stekelenburg.
Skor 2-2 mengubah aura seisi stadion. Kubu Ukraina sontak bersemangat lagi pascadinaungi ketegangan dan sempat lesu. Sebaliknya, kubu Belanda menjadi panik seusai euforia keunggulan. Akan tetapi, Belanda tak patah arang dan tetap berusaha kembali unggul.
Momentum itu pun tiba pada menit ke-85. Dumfries sukses menanduk bola umpan silang Nathan Ake yang tidak bisa dihalau kiper lawan. ”Momen yang luar biasa. Saya merasakan sedikit frustrasi di babak pertama dan gol ini sangat melegakan,” kata Dumfries dikutip The Guardian.
Walau menang, De Boer cukup kecewa dengan performa pemain 15 menit sebelum laga berakhir. Pelatih berusia 51 tahun itu tidak ingin situasi itu terulang di laga-laga berikutnya. ”Inilah mengapa kami menganalisis gim-gim ini. Kami berharap tidak melakukan kesalahan lagi. Katakanlah ini tidak akan terjadi lagi,” tuturnya di The Guardian.
Rekor bertolak belakang
Gol Dumfries itu menjadi gol paling telat Belanda di Piala Eropa sejak de Boer mencetak gol penalti di menit ke-89 saat melawan Republik Ceko di Piala Eropa 2000 Belgia-Belanda. Kemenangan itu juga mengakhiri empat kekalahan beruntun Belanda di Piala Eropa, yakni sejak tiga kekalahan beruntun di fase grup Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina dan tersingkir di perempat final Piala Eropa 2008 Austria-Swiss.
Sementara itu, hasil ini menjadi rekor kekalahan keenam beruntun Ukraina di putaran final Piala Eropa, yakni tiga laga fase grup Piala Eropa 2016 Perancis dan dua laga terakhir fase grup Piala Eropa 2012. Kendati demikian, Shevchenko tetap puas dengan penampilan anak asuhnya, terutama kala mendapatkan momentum menyamakan skor.
”Saya ingin berterima kasih kepada tim saya atas reaksi yang mereka tunjukkan, terutama sesudah kami tertinggal, 0-2. Kami memiliki reaksi yang hebat, menemukan energi untuk mengubah serangan, mengubah formasi, seimbang, dan menunjukkan diri mereka dengan sangat baik,” kata peraih Ballon d’Or 2004 tersebut.
Kami memiliki reaksi yang hebat, menemukan energi untuk mengubah serangan.
Kendati langkah selanjutnya cukup berat, Shevchenko yakin peluang masih terbuka. ”Selalu mengecewakan kalah dalam pertandingan. Namun, ini bukan tragedi,” pungkas mantan penyerang AC Milan dan Chelsea tersebut dilansir BBC.
Secara keseluruhan, kemenangan itu membuat Belanda berada di peringkat kedua Grup C di bawah Austria yang menang 3-1 atas Makedonia Utara. Sebaliknya, kekalahan itu membuat Ukraina berada di urutan ketiga di atas Makedonia Utara.