Pemerintah Jepang memanfaatkan KTT G-7 untuk mencari dukungan demi penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020. Desakan dari publik yang menentang Olimpiade terus berlanjut.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TOKYO, SABTU — Pemerintah Jepang mengharapkan tujuh negara maju yang tergabung dalam G-7 bisa mendukung perhelatan Olimpiade Tokyo 2020. Perdebatan mengenai keberlanjutan penyelenggaraan Olimpiade hingga saat ini masih terus berlangsung di Jepang.
Saat ini, penyelenggaraan Olimpiade menghadapi penolakan kuat di Jepang terkait pandemi. Kendati survei terbaru yang dilakukan harian Yomiuri Shimbun pada 4-6 Juni 2021 menyebutkan, sekitar 50 persen responden yakin Olimpiade tetap akan dimulai pada 23 Juli-8 Agustus,
”Mereka hanya memikirkan keuntungan finansial dan tidak peduli jika orang mati. Ini kebalikan dari semangat Olimpiade,” ujar seorang warga Jepang, Masakazu Takahashi, kepada BBC, Sabtu (12/6/2021).
Sebuah petisi yang menentang Olimpiade Tokyo telah mengumpulkan rekor 420.000 tanda tangan. Sebanyak 10.000 sukarelawan terdaftar dilaporkan telah mengundurkan diri. Sejumlah rumah sakit memasang pesan ”Hentikan Olimpiade” di jendela. Ratusan kota di Jepang juga menyatakan menarik dari menjadi tempat tinggal bagi atlet Olimpiade.
Menghadapi gelombang penolakan yang masih terjadi, Pemerintah Jepang tetap merasa perlu menggalang dukungan, terutama dari luar negeri. Permintaan dukungan itu disampaikan perwakilan Jepang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang diadakan di Inggris 11-13 Juni 2021. Negara yang termasuk G7 adalah Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).
Agenda puncak KTT, antara lain, membahas pemulihan pandemi Covid-19 dan, yang terpenting, soal vaksinasi bagi miliaran orang di dunia di negara-negara yang belum atau masih kekurangan stok vaksin Covid-19.
Kami menargetkan (vaksinasi) kepada mereka yang sering berinteraksi erat dengan para atlet.
Pada kesempatan itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberi dukungan kepada Olimpiade Tokyo pada pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga di sela-sela KTT di resor tepi laut Inggris di Carbis Bay. Boris menyambut baik upaya Pemerintah Jepang untuk memastikan Olimpiade dapat berlangsung dengan aman.
Sekretaris Pers di Kementerian Luar Negeri Jepang Tomoyuki Yoshida mengatakan, Pemerintah Jepang akan sangat senang apabila negara-negara G7 bisa mendukung upaya Jepang untuk tetap menyelenggarakan Olimpiade. Ia berharap, negara-negara lain yang tergabung dalam G7 bisa mengikuti langkah Inggris yang telah memberi dukungan.
Vaksinasi
Untuk meyakinkan publik, panitia penyelenggara Olimpiade akan memvaksinasi sekitar 18.000 orang yang bertugas dalam Olimpiade Tokyo pada 18 Juni. Dosis kedua vaksin, menurut rencana, diberikan sebelum Olimpiade dibuka pada 23 Juli.
Petugas penyelenggara Olimpiade yang akan divaksinasi terdiri dari wasit pertandingan dan sukarelawan. Langkah itu diharapkan bisa membangun kepercayaan publik bahwa Olimpiade akan berlangsung secara aman.
Program vaksinasi di Jepang dimulai dengan lambat, tetapi perlahan mulai menunjukkan peningkatan signifikan. Lebih dari 4 persen populasi Jepang telah divaksinasi secara penuh. Adapun hampir 13 persen telah mendapatkan dosis vaksin tahap pertama.
Ketua Panitia Penyelenggara Tokyo 2020 Seiko Hashimoto berharap vaksinasi akan memungkinkan petugas dan staf untuk membantu kelancaran acara. Seiko percaya vaksinasi akan membuat mereka lebih tenang ketika bertugas.
”Kami menargetkan (vaksinasi) kepada mereka yang sering berinteraksi erat dengan para atlet,” katanya. (AFP/REUTERS)