Seragam Tim Dilarang UEFA, Ukraina Sepakati Desain Baru
Ukraina akhirnya memodifikasi desain seragam tim nasional mereka untuk Piala Eropa 2020 menyusul larangan dari UEFA. Slogan berkonotasi sejarah dan militer dianggap politis sehingga UEFA melarangnya.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
KIEV, JUMAT – Asosiasi Sepabola Ukraina akhirnya memodifikasi desain jersei atau seragam tim nasional untuk Piala Eropa 2020 menyusul larangan dari Persatuan Asosiasi-Asosiasi Sepakbola Eropa (Union of European Football Associations/UEFA). Hal ini disampaikan Presiden Asosiasi Sepak Bola Ukraina, Andriy Pavelko, Jumat (11/6/2021) waktu setempat, usai pembicaraan dengan pimpinan UEFA di Roma, Italia.
”Negosiasi dengan UEFA soal desain jersei tim nasional Ukraina telah selesai. Perundingan berjalan sangat sulit. Beberapa kali, perundingan benar-benar berakhir dengan jalan buntu. Namun, akhirnya kami mampu mencapai kompromi dengan UEFA,” tulis Pavelko dalam akun Facebook-nya seusai pembicaraan dengan UEFA.
Peluncuran seragam tim nasional Ukraina untuk Piala Eropa 2020 beberapa waktu lalu memicu reaksi keras dari Rusia. Rusia keberatan karena terdapat gambar peta Ukraina yang mencakup wilayah Crimea pada bagian dada seragam tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui bahwa wilayah itu termasuk Ukraina. Sebaliknya, Rusia mengklaim daerah itu setelah aneksasi di 2014.
UEFA menyatakan, Ukraina tetap bisa menggunakan seragam dengan gambar peta tersebut. Hal yang dilarang UEFA adalah slogan ”Jayalah Para Pahlawan” yang tertulis di bagian dalam kaus. Persisnya di kerah bagian dalam. Pertimbangannya, sebagai istilah di dunia militer, slogan tersebut memiliki konotasi sejarah dan milter sehingga dianggap politis.
Untuk itu, Pavelko meyakinkan, seragam yang akan digunakan timnas Ukraina dalam laga Piala Eropa 2020 adalah yang tidak menyematkan slogan "Jayalah Para Pahlawan". Sebagai gantinya, tertulis di bagian dalam kerah itu adalah slogan ”Jayalah Ukraina”.
Sementara untuk seragam yang dijual ke publik, Asosiasi Sepak Bola Ukraina tetap akan menggunakan desain dengan slogan pertama. Sejauh ini, juru bicara UEFA belum memberikan respons terhadap pernyataan tersebut.
Kedutaan Besar (kedubes) Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Kiev mengungkapkan solidaritas kepada Ukraina. Hal ini dilakukan dengan mengenakan kaus seragam Ukraina di Piala Eropa 2021 yang fotonya diunggah di media sosial.
”Tidak sabar menunggu kick off pada Minggu. Tidak tahu siapa yang akan menang, tetapi Tim Ukraina akan terlihat keren.” Demikian caption foto pegawai Kedubes AS di Kiev dengan memakai seragam timnas Ukraina yang diunggah di Facebook.
Dalam pernyataan resmi yang dilayangkan kepada Reuters, Kuasa Usaha AS, Kristina Kvien, mengatakan, pihaknya suka seragam timnas Ukraina. Mengenakannya adalah cara yang baik untuk mengungkapkan dukungan. ”Kami mengenakannya dengan bangga sebagai solidaritas pada perjuangan Ukraina dalam memperoleh kedaulatan dan integritas wilayahnya,” kata Kristina.
Sejauh ini tidak ada pernyataan dari Presiden Rusia Vladimir Putin soal seragam Ukraina itu. Namun, sejumlah pejabat Rusia dikabarkan keberatan dengan gambar peta dalam seragam Ukraina karena mencakup peta Crimea.
Crimea adalah semenanjung di Eropa Timur yang dikelilingi Laut Hitam dan Laut Azov. Dunia internasional mengakui wilayah seluas 27.000 kilometer persegi itu sebagai wilayah Ukraina.
Dalam sejarahnya yang panjang, Crimea antara lain pernah menjadi wilayah di bawah kekaisaran Rusia yang berlanjut ke era Uni Soviet. Di masa Uni Soviet, Crimea menjadi wilayah khusus dengan berbagai perubahan tingkat otonomi.
Pada 19 Februari 1954, Presidium Tertinggi Uni Soviet mengeluarkan dekrit tentang pengalihan wilayah Crimea menjadi bagian dari Republik Ukraina, salah satu anggota Uni Soviet. Selanjutnya pada Januari 1991, penduduk dalam referendum menyetujui pemulihan Crimea menjadi wilayah otonomi dari Uni Soviet. Namun, kurang dari setahun kemudian, menyusul bubarnya Uni Soviet, Republik Otonomi Crimea dibentuk sebagai bagian dari Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rapat bersama para pejabat militer, 22-23 Februari 2014, memutuskan untuk ”mengembalikan” Crimea ke Rusia. Operasi pun digelar. Hal ini ditentang AS dan Uni Eropa karena dianggap sebagai aneksasi.
Bagi Rusia, Crimea merupakan wilayah strategis. Sevastopol, bagian dari Crimea, merupakan pangkalan laut Rusia untuk armada di Laut Hitam. (AFP/REUTERS)