Toroman ingin membalas kekalahan pahit dari Filipina dan Korsel di Jakarta pada jendela kualifikasi pertama FIBA Asia, Februari 2020. Arki dan rekan-rekan siap mewujudkan ambisi sang pelatih di Filipina, 17-20 Juni.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelatih tim nasional bola basket Indonesia, Rajko Toroman, mempunyai misi spesial jelang menghadapi jendela terakhir kualifikasi Piala Asia FIBA 2021. Meskipun sudah pasti lolos, sang pelatih ingin skuad asuhannya memperlihatkan wajah asli tim yang bisa bersaing dengan para raksasa Asia.
Arki Dikania Wisnu dan kawan-kawan akan menghadapi jendela ketiga kualifikasi di Pampanga, Filipina, pada 17-20 Juni 2021. Skuad asuhan Toroman akan menantang tiga tim sekaligus dalam rentang empat hari, yakni Korea Selatan (17 Juni), Filipina (18 Juni), dan Thailand (20 Juni).
Laga nanti tidak akan berpengaruh terhadap kelolosan timnas. Indonesia sudah dipastikan lolos ke putaran final Piala Asia di Jakarta, 16-28 Agustus 2021, berkat keuntungan khusus sebagai tuan rumah.
Meski begitu, Toroman tetap mempunyai target tinggi. Dia mengincar kemenangan atas dua raksasa Asia, Filipina dan Korsel. Sebelumnya, timnas kalah telak dari mereka pada jendela pertama di Jakarta. Kata sang pelatih, skuadnya sudah jauh lebih baik saat ini.
”Setiap laga, kami ingin terus berkembang. Kami ingin memperlihatkannya kepada semua orang, tim ini tidak sama seperti 2-4 tahun lalu. Dengan campuran pemain muda dan pemain senior, kami siap untuk memberikan masalah kepada mereka,” kata Toroman dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (11/6/2021).
Indonesia kini memiliki pemain naturalisasi yang bisa diandalkan, yakni Lester Prosper. Pemain berposisi center dengan tinggi tubuh 209 sentimeter ini bisa menjadi jawaban bagi kebutuhan timnas akan pemain big man di dekat area keranjang. Ketika kalah dari Korsel dengan angka 76-109, serta kalah 70-100 dari Filipina pada Februari 2020, Prosper belum bisa tampil karena masih dalam proses naturalisasi.
”Dengan kehadirannya, kami punya pemain besar, yang bisa mencetak poin dari dalam. Kami sekarang lebih mungkin untuk mengalahkan mereka. Mungkin ini sulit, tetapi sesuatu yang di atas kertas kadang berbeda dengan yang terjadi di lapangan,” tambah pelatih asal Serbia ini.
Kata Toroman, kemenangan nanti akan penting untuk bekal percaya diri timnas. Sebab, mereka akan menghadapi tim-tim raksasa lain di Piala Asia nanti. Jika bisa menang, mereka punya momentum lebih untuk bersaing di turnamen terbesar se-Asia tersebut.
Lebih kompetitif
Timnas akan membawa 12 pemain menuju Filipina. Total 8 pemain merupakan pebasket yang bertanding di Final IBL 2021, pada pekan lalu, dalam laga Pelita Jaya versus Satria Muda. Di antaranya Arki Wisnu (Satria Muda) dan Andakara Prastawa (Pelita Jaya). Sisanya terdapat guard andalan Abraham Damar Grahita (Prawira) dan pemain timnas U-23 Muhammad Arighi.
Tujuh pemain lain adalah Hardianus Lakudu, Kevin Yonas Argadiba Sitorus, Juan Laurent Kokodiputra (Satria Muda), Agassi Yeshe Goantara, Vincent Rivaldi Kosasih, Govinda Julian Saputra (Pelita Jaya), dan Widyanta Putra Tedja (West Bandits).
Setiap laga, kami ingin terus berkembang. Kami ingin memperlihatkannya kepada semua orang, tim ini tidak sama seperti 2-4 tahun lalu. Dengan campuran pemain muda dan pemain senior, kami siap untuk memberikan masalah kepada mereka.
Arki menilai, skuad saat ini jauh lebih kompetitif daripada sebelumnya. Semangat persaingan di antara mereka bersemi karena playoff IBL yang berlangsung sebelum jendela terakhir. Apalagi, mayoritas pemain merupakan finalis liga.
”Pemain senior jauh lebih kompetitif sekarang. Kami merasa berkembang lebih banyak karena pemain menciptakan suasana kompetisi saat pelatnas. Persaingannya masih ada, seperti misalnya, lu baru kalah sama gua. Itu mendorong kami semua,” kata Arki yang baru saja menjuarai IBL bersama Satria Muda.
Di sisi lain, finalis IBL juga harus beradaptasi cepat dengan sistem Toroman. Mereka harus mengubah gaya main di klub masing-masing menjadi ciri khas timnas. Hal ini menjadi tantangan karena pemain yang tampil di final baru berlatih selama tiga hari.
”Bangun keharmonisan tim ini yang agak sulit karena, kan, baru habis dari kompetisi. Kami baru saja memulai latihan lagi. Tetapi, itu bisa diatasi karena pemain-pemain ini sudah sering latihan bareng di timnas sebelumnya. Yang penting semua saling dukung,” lanjutnya.
Toroman turut menyaksikkan final IBL ketika Arki dan Prastawa saling bertarung. Dia menikmati laga tersebut. Sang pelatih juga menemukan beberapa ide menarik untuk dipraktikkan di lapangan. Namun, dia belum akan menggunakannya di kualifikasi karena waktu latihan yang terbatas.
Indonesia kini menempati peringkat ketiga Grup A, di bawah Filipina dan Korsel. Arki dan rekan-rekan hanya lebih unggul dari Thailand karena menang dalam duel pada jendela kedua lalu.