Dari London hingga Rusia, Piala Eropa Disambut Beragam Cara
Hadirnya turnamen Piala Eropa 2020, yang digelar di tengah pandemi, disambut anak-anak muda di benua itu dengan beragam cara. Ada yang berpesta di kebun rumahnya di Belgia, sebagian lagi merayakannya di zona ”fans”.
Oleh
Adjie Masdyka Sudaryanto dari London, Inggris
·4 menit baca
LONDON, KOMPAS — Anak-anak muda di Eropa merayakan hadirnya Piala Eropa 2020 dengan berbagai cara akibat pandemi Covid-19 yang masih membatasi aktivitas sosial warga di ruang publik. Di Belgia, acara nonton bareng digelar di pekarangan rumah, alih-alih di bar dengan suasana meriah seperti masa-masa sebelumnya.
”Suasana saat ini tidak seperti biasanya, ketika kami (Belgia) bermain di turnamen besar. Anda merasakan suasana yang sama sekali berbeda sekarang. Orang-orang tidak begitu fokus pada Piala Eropa,” ujar Bram Vaesen, pendukung timnas Belgia yang tinggal di Brussels, Sabtu (12/6/2021) waktu Indonesia.
Dalam wawancara virtual itu, Vaesen bercerita, suasana di Brussels, Belgia, pada Piala Eropa ini biasa-biasa saja, apalagi mereka tidak menjadi tuan rumah. Belgia akan berlaga di tempat yang jauh pada penyisihan Grup B Piala Eropa 2020, yaitu di Saint Petersburg (Rusia) dan Copenhagen (Denmark).
Belgia sempat dimasukkan sebagai salah satu calon kota tuan rumah Piala Eropa 2020, tetapi lantas gagal terwujud. Oleh Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Belgia dicoret pada 2017 karena diragukan bisa membangun arena barunya, Stadion Euro, tepat waktu sebelum Piala Eropa 2020 yang sedianya digelar pada tahun lalu. Proyek stadion baru itu lantas dibatalkan.
Maka itu, euforia Piala Eropa di Belgia tidak terlalu terasa. Bar-bar dan restoran di Brussels, yang menjadi tempat favorit pendukung timnas Belgia berkumpul, bahkan masih sepi. ”Acara khusus (nonton bareng) di Belgia tidak diizinkan saat ini. Anda dapat menonton laga di bar dengan tiga teman di meja, tetapi hanya itu. Tidak lebih,” ucapnya.
Menonton di taman
Meskipun demikian, Vaesen enggan melewatkan laga-laga Belgia, salah satunya versus Rusia yang akan digelar di St Petersburg, Minggu pukul 02.00 WIB. Ia tetap ingin mendukung tim ”Setan Merah” dari jauh. ”Saya akan menontonnya di taman rumah teman saya. Bersama 10 teman,” ujarnya seraya meyakini, Belgia bakal menang 3-0 atas Rusia.
Ia meyakini, sebagai tim peringkat nomor satu di dunia saat ini, Setan Merah bisa melangkah jauh di Piala Eropa 2020. Pada Piala Eropa edisi sebelumnya, di Perancis tahun 2016, Belgia terhenti di perempat final. Mereka dikalahkan tim kejutan, Wales, 1-3. Namun, di Piala Dunia Rusia, tiga tahun lalu, Belgia mampu meraih peringkat ketiga.
Orang bosan dengan pandemi dan krisis ekonomi yang tumpang tindih.
”Jika mendapat sedikit keberuntungan, kami bisa juara tahun ini. Secara kualitas, Perancis dan Inggris tim yang lebih baik. Tetapi, Belgia adalah tim yang kental dengan persahabatan antarpemain. Saya pikir, itu bisa membawa kami (melangkah) jauh. Saya berharap demikian,” ujar Vasen kemudian.
Rusia lebih semarak
Adapun di Rusia, situasinya berbeda. Dalam wawancara virtual yang sama, Danila Tikhomirov, warga Moskwa (Rusia), bercerita, suasana di Rusia lebih semarak, khususnya di St Petersburg yang menjadi salah satu kota tuan rumah Piala Eropa 2020. Hadirnya Piala Eropa menjadi ”oase” bagi warga Rusia. Maka, bar-bar di Moskwa tetap dihadiri penggemar yang tidak bisa mendukung timnya di St Petersburg.
”Orang bosan dengan pandemi dan krisis ekonomi yang tumpang tindih. Selain itu, efek Piala Dunia (2018) masih terasa. Apalagi, ini (Piala Eropa) adalah acara besar dan orang-orang tengah libur,” ujarnya.
Terkait hasil laga melawan Belgia, Tikhomirov memiluh obyektif, apalagi pada dua pertemuan terakhir kedua tim, Rusia selalu kalah dengan agregat 2-7. ”Sulit bersikap obyektif ketika Anda mendukung salah satu tim. Namun, saya pikir, akan ada beberapa gol. Belgia akan menang, tetapi tampaknya tidak akan mencetak lebh dari dua gol,” ungkapnya.
Sementara suasana di London, sehari jelang laga Inggris versus Kroasia, masih tampak lengang. Kemeriahan baru sedikit terasa di zona fans Piala Eropa 2020 yang dinamai Football Village di Potter Field. Di taman yang berada di tepi Sungai Thames dan dekat Jembatan London itu, sejumlah warga dan penggemar sepak bola bersantai sambil menikmati cuaca hangat musim panas.
Mayoritas warga Inggris berharap timnas mereka, ”Tiga Singa” bisa tampil apik dan membanggakan. Pada edisi sebelumnya, Tiga Singa pulang membawa malu, yaitu dikalahkan tim semenjana, Eslandia, di babak 16 besar, 1-2. Kala itu, Tiga Singa masih diasuh pelatih Roy Hodgson.