Tim panah recurve beregu Indonesia mengincar target lolos ke Olimpiade Tokyo dari jalur Kejuaraan Dunia di Paris, Perancis. Namun, akurasi masih menjadi kendala bagi tim panahan putri.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim panahan nomor recurve beregu putri Indonesia yang dipersiapkan mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 masih memiliki kelemahan dari sisi akurasi. Kekurangan itu terus coba dibenahi sebelum bertolak ke Paris pada 15 Juni 2021. Latihan fisik dan konsentrasi menjadi cara tim meningkatkan akurasi.
Indonesia mengirim tim recurve putra dan putri untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Panahan 2021 di Paris, Perancis, 18-21 Juni. Setiap tim terdiri dari tiga pemanah. Tim putri terdiri atas Diananda Choirunisa, Titik Kusumawardani, dan Rezza Octavia. Sementara tim panahan beregu putra diperkuat Riau Ega Agata Salsabila, Arif Pangestu, dan Alviyanto Bagas Prastyadi.
Atlet yang dipersiapkan menuju Paris menjalani pemusatan latihan nasional sejak 2020. Pada Desember, pelatnas sempat berhenti, kemudian dilanjutkan April 2021. Memasuki Mei, tim pelatnas mendapatkan komposisi skuad baru seusai menggelar seleksi nasional.
Pelatih tim nasional panahan Indonesia Permadi Sandra Wibowo, Kamis (10/6/2021), mengatakan, perkembangan latihan untuk tim beregu putra meningkat signifikan. Mereka diperkirakan sudah mampu menembus persaingan dalam kejuaraan dunia di Paris. Namun, perkembangan tim putri cenderung stabil.
”Tim putri masih perlu banyak pembenahan dari sisi akurasi. Tetapi kami harapkan mereka bisa tampil bagus di Paris untuk merebut tiket beregu ke Olimpiade Tokyo,” ujar Permadi seusai tim menggelar latihan di Lapangan Panahan Senayan, Jakarta.
Akurasi panahan tim putra dinilai sudah bagus. Dalam setiap sesi latihan memanah yang terdiri dari lima set, perolehan poin tim putra 227-230. Adapun poin tim putri berada di kisaran 220-227. Setiap hari, perolehan poin kedua tim itu fluktuatif. Namun, Permadi menilai hal tersebut masih wajar karena saat menurun, poin yang diperoleh tidak begitu anjlok.
Program latihan
Untuk meningkatkan akurasi, tim pelatih telah menyusun program latihan untuk dijalani sebelum bertolak ke Paris pada 15 Juni 2021. Program latihan meningkatkan akurasi, antara lain, dilakukan dengan memperbanyak latihan kompetisi.
Pemanah juga harus menyesuaikan tembakan dengan embusan angin. Sesi latihan tim panahan didominasi percobaan menembak secara individu dan tim. Selain itu, ada latihan pengondisian dan pemulihan fisik di sore hari untuk meningkatkan akurasi.
”Karena akurasi itu kaitannya ke fisik. Kalau fisiknya prima, otomatis akurasinya makin meningkat juga,” kata Permadi.
Latihan fisik diterapkan dengan melatih kebugaran. Mendekati waktu keberangkatan ke Paris, latihan kebugaran tidak lagi menggunakan alat, tetapi lebih mengandalkan beban badan para pemanah. Hal yang tak kalah penting adalah latihan fokus dan konsentrasi. Untuk latihan ini, dilakukan dengan meditasi di kamar setiap pemanah menjelang waktu istirahat.
Rezza Octavia, yang pertama kali bergabung di pelatnas, aktif berdiskusi dengan pelatih Nurfitriyana. Sesekali Nurfitriyana menghampiri Rezza seusai melepaskan anak panah. Nurfitriyana memberi beberapa arahan sembari memperlihatkan gerakan merentangkan tangan ketika menarik panah. Adapun pemanah andalan Indonesia Riau Ega tak terlihat mengikuti latihan karena sedang menjalani terapi.
Wakil Manajer Tim Nasional Panahan Infithar Fajar Putra mengemukakan, peluang tim putra dan putri panahan lolos babak kualifikasi di Paris untuk menuju Tokyo terbuka lebar apabila mereka bisa mempertahankan perolehan poin memanah selama latihan. Kendala yang dihadapi tim saat ini adalah bagaimana meningkatkan kekompakan. Ditambah lagi, tim putra dan putri baru terbentuk setelah seleksi nasional bulan lalu.
Karena akurasi itu kaitannya ke fisik. Kalau fisiknya prima, otomatis akurasinya makin meningkat juga.
”Tim baru bergabung, waktunya cukup singkat untuk meningkatkan kekompakan,” kata Fajar.
Ketiadaan kejuaraan selama pandemi turut memengaruhi pola latihan. Uji coba minim dan pemanah tidak mendapat tambahan pengalaman bertanding. Oleh sebab itu, pelatih terus mencoba komposisi dari tim putra dan putri, termasuk menentukan urutan pemanah yang ideal.
Amerika Serikat, Perancis, dan China akan menjadi pesaing terberat saat Kejuaraan Dunia. Kejuaran Dunia diikuti 38 negara. Tiga negara teratas berhak mendapatkan tiket ke Olimpiade Tokyo.
Apabila Indonesia bisa menembus tiga besar untuk tim putra maupun putri, tiket Olimpiade yang sudah diperoleh Riau Ega dan Diananda di nomor individu putra dan putri otomatis akan dikembalikan untuk diperebutkan negara lain.
Menurut Permadi, meloloskan tim ke nomor beregu dari Kejuaraan Dunia di Paris akan lebih menguntungkan karena memperbanyak nomor yang bisa diikuti pemanah Indonesia di Olimpiade, yaitu individu putra-putri, beregu putra-putri, lalu beregu campuran. Oleh sebab itu, merebut tiket ke Tokyo dari Paris menjadi sangat penting.