Jokic, dari ”Kasta Kedua” Jadi Pemain Terbaik NBA 2020-2021
Nikola Jokic di luar dugaan terpilih menjadi pemain terbaik atau NBA Most Valuable Player 2020-2021. Jokic mengawali kariernya di NBA pada 2015 sebagai pemain yang tak diperhitungkan
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·4 menit baca
AP PHOTO/JACK DEMPSEY
Center Denver Nuggets, Nikola Jokic, merayakan kemenangan timnya atas Portland Trail Blazers dalam pertandingan kelima babak pertama playoff NBA di Denver, Selasa (1/6/2021). Nikola Jokic di luar dugaan terpilih menjadi pemain terbaik atau NBA Most Valuable Player (MVP) 2020-2021.
PHOENIX, SELASA — Center Denver Nuggets, Nikola Jokic, di luar dugaan terpilih menjadi pemain terbaik atau NBA Most Valuable Player (MVP) 2020-2021. Pemain asal Serbia itu menyisihkan kandidat MVP lainnya, antara lain Joel Embiid (Philadelphia 76ers), Stephen Curry (Golden State Warriors), Giannis Antetokounmpo (Milwaukee Bucks), dan Chris Paul (Phoenix Suns).
Pengumuman MVP 2020-2021 dilakukan oleh komisioner NBA, Adam Silver, secara virtual, Selasa (8/6/2021), waktu setempat atau Rabu (9/6/2021) pagi WIB. Saat pengumuman itu, Jokic dan skuad Nuggets sedang berada di hotel tim di Phoenix, Arizona. Nuggets akan bertanding melawan Phoenix Suns dalam pertandingan kedua semifinal playoff Wilayah Barat, Kamis (10/6/2021) pagi WIB.
Saat mengawali kariernya di NBA pada tahun 2014, Jokic adalah pemain ”kasta kedua” karena masuk draf NBA putaran kedua, pilihan ke-41. Jokic adalah pemain pertama peraih gelar MVP yang berangkat dari pilihan paling bawah.
Pemain dengan tinggi badan 2,1 meter itu merupakan pemain kelima dari luar Amerika Serikat yang menjadi MVP. Sebelumnya adalah Hakeem Olajuwon (1994/Nigeria-AS), Steve Nash (2005, 2006/Kanada), Dirk Nowitzki (2007/Jerman), dan Giannis Antetokounmpo (2019, 2020/Yunani). Dia juga pemain Nuggets pertama yang menyandang gelar MVP.
CHRISTIAN PETERSEN/GETTY IMAGES/AFP
Center Denver Nuggets, Nikola Jokic (tengah), mencoba memasukkan bola melewati pemain Phonix Suns, Mikal Bridges dan Deandre Ayton, dalam pertandingan pertama semifinal Wilayah Barat playoff NBA di Phoenix Suns Arena, Phoenix, Arizona, Senin (7/6/2021) waktu setempat.
Jokic terpilih sebagai MVP karena menjadi tulang punggung Nuggets. Dia berjasa membawa Nuggets lolos ke babak kedua playoff NBA 2021. Padahal, Nuggets sedang kehilangan tiga guard karena cedera, yakni Jamal Murray, Will Barton, dan PJ Dozier.
Fisik Jokic amat prima karena bermain di seluruh pertandingan babak reguler musim ini sebanyak 72 laga. Musim ini, Jokic mencatatkan rekor terbaik sepanjang kariernya dengan meraih rata-rata 26,4 poin per gim; 8,3 asis; dan 10,8 rebound.
Ketajamannya di lapangan juga dibuktikan dengan 60 kali double double dan 16 kali triple double dalam semusim. Selain itu, Jokic juga menorehkan rekor field goals sebanyak 56,6 persen; 38,8 persen lemparan tiga poin; dan 86,8 persen lemparan bebas.
Tak pernah bermimpi
Jujur saja, saya tidak pernah berpikir dapat bermain di NBA.
Tak lama setelah diumumkan sebagai MPV, Jokic mengakui bahwa musim ini adalah musim terbaik dalam hidupnya. Dia berharap dapat melengkapi kebahagiannya dengan meraih trofi juara NBA. ”Jujur saja, saya tidak pernah berpikir dapat bermain di NBA,” kata Jokic dalam acara Inside The NBA, seperti dikutip ESPN.com.
STEPH CHAMBERS/GETTY IMAGES/AFP
Nikola Jokic melakukan pemanasan sebelum pertandingan keenam putaran pertama playoff NBA melawan Portland Trail Blazers di Moda Center, Portland, Oregon, Kamis (3/6/2021) waktu setempat. Nikola Jokic di luar dugaan terpilih menjadi pemain terbaik atau NBA Most Valuable Player (MVP) 2020-2021.
Menurut pemain NBA All Star tiga kali itu, cita-citanya di awal menjadi pebasket adalah bermain di Euro League, karena liga tersebut adalah ajang yang bergengsi bagi pebasket Serbia. Sebelum dilirik oleh Nuggets, Jokic malang melintang di kompetisi domestik di Serbia. Sebagai anggota tim nasional Serbia, Jokic pernah menyumbangkan medali perak pada Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, 2016.
”Saya bisa bermain di beberapa klub besar di Serbia dan karier saya meningkat, tetapi Denver Nuggets memasukkan saya dalam draf. Ini sebuah peluang bagi saya sebagai pemain NBA,” ujar Jokic.
”Kami menjalani musim yang sangat bagus tahun lalu, dan kami bisa istirahat dua bulan. Saya mengawali musim ini dengan sangat baik, dan bermain dengan sangat baik pula sepanjang musim,” imbuhnya.
Jokic menegaskan, keberhasilannya meraih MVP tak lepas dari dukungan rekan setimnya. Jokic sering merendah, bahwa dia tidak akan bisa melakukannya sendirian. Penghargaan MVP bukan penghargaan untuk satu orang, melainkan penghargaan untuk seluruh tim Denver Nuggets.
STEPH CHAMBERS / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP
Pemain Denver Nuggets, Nikola Jokic, saat pertandingan keempat putaran pertama playoff NBA di Moda Center, Portland, Oregon, Sabtu (29/5/2021) waktu setempat. Nikola Jokic di luar dugaan terpilih menjadi pemain terbaik atau NBA Most Valuable Player (MVP) 2020-2021.
Pelatih Nuggets Michael Malone pada awal tahun ini telah memuji gebrakan Jokic. Meskipun liga NBA sempat terganggu pandemi Covid-19 pada musim sebelumnya, kondisi fisik Jokic tak menurun sedikit pun.
”Dia tidak mau bersantai menjelang musim baru. Dia tetap bermain dengan semangat tinggi. Dia tampil bagus dalam setiap pertandingan Nuggets musim ini,” katanya.
Malone mengungkapkan, dia beruntung menjadi pelatih Jokic. Malone bangga melihat Jokic berkembang dari pemain yang tak diperhitungkan hingga menjadi NBA All Star dan MVP.
Sementara itu, Joel Embiid kecewa karena gagal merebut gelar MVP. Embiid berada di urutan kedua kandidat MVP setelah Jokic. Pemain bintang 76ers itu berpeluang menjadi MVP jika dia tidak cedera lutut pada bulan Maret lalu. Dia juga mencatatkan penampilan terbaik musim ini. ”Situasi ini di luar kontrol. Saya tidak bisa berbuat apa-apa,” ucap Embiid dilansir ESPN.com. (REUTERS/AFP)