Lewis Hamilton kehilangan peluang emas memenangi balapan Formula 1 seri Azerbaijan, karena tidak sengaja menekan ‘tombol ajaib’ rem. Tombol pembajak keseimbangan rem itu membuat mobil Hamilton tidak bisa berbelok.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
Lewis Hamilton menguak salah satu teknologi yang tertanam pada mobil Formula 1 saat dirinya tidak sengaja menekan tombol rem ajaib. Istilah itu sering terdengar dalam komunikasi pebalap dan timnya melalui radio, dengan beberapa sebutan seperti ”brake magic” dan ”magic paddle”. Padanan istilah itu dalam bahasa Indonesia bisa tombol sakti atau tombol ajaib.
Tombol ajaib itu merupakan solusi genius dari para perancang mobil F1 untuk membatalkan setelan standar keseimbangan rem. Biasanya, tombol ajaib itu diaktifkan untuk mengalihkan beban rem ke roda depan supaya panas yang tercipta tersalurkan ke ban. Ini merupakan langkah jitu untuk membuat ban depan lebih cepat mencapai suhu optimal dibandingkan dengan putaran biasa.
Hamilton mengaktifkan tombol ajaib itu saat putaran pemanasan di belakang safety car sebelum start kedua berlangsung. Dia menggunakan cara itu karena balapan hanya menyisakan dua putaran. Saat berada di posisi start, asap keluar dari ban depan mobil Mercedes W12 Hamilton akibat panas yang dihasilkan oleh rem yang disalurkan ke ban.
Namun, saat memasuki Tikungan 1, Hamilton tidak sengaja menekan tombol ajaib itu dan mobilnya tidak bisa berbelok. Dia lurus melewati jalur evakuasi dan peluang meraih podium pun sirna.
Dalam kondisi ban mendekati suhu optimal itulah, Hamilton melakukan start dengan bagus dan melesat mendahului pebalap Red Bull Sergio Perez. Namun, saat memasuki Tikungan 1, Hamilton tidak sengaja menekan tombol ajaib itu dan mobilnya tidak bisa berbelok. Dia lurus melewati jalur evakuasi dan peluang meraih podium pun sirna. Hamilton finis di posisi ke-15 sehingga gagal meraih poin.
”Apakah (tombol) ajaib saya aktif?” tanya Hamilton melalui radio tim.
”Ya, sepertinya itu kembali aktif,” balas Kepala Insinyur Balapan Hamilton, Peter Bonnington.
”Saya bersumpah telah mematikan itu,” balas Hamilton.
Tombol ajaib itu merupakan buah dari regulasi Formula 1 saat beralih ke mesin turbo hibrida pada 2014. Motorsport menguraikan, tombol ajaib itu diperlukan karena penggunaan mesin hibrida menuntut perombakan sistem pengereman. Mobil memerlukan sistem elektronik untuk mengatur keseimbangan rem, yang memberi beban tambahan pada pemulihan energi yang dijalankan oleh Motor Generator Unit-Kinetik (MGU-K).
Sebagai konsekuensi, tim-tim F1 harus terbiasa menggunakan sistem pengereman dengan kabel, dengan peta elektronik terpisah di dalam perangkat lunak untuk mengatur keseimbangan rem depan dan belakang. Sistem itu juga mempertimbangkan tingkat pemanenan energi yang dilakukan oleh MGU-K.
Pengembangan itu mengubah kontrol pengereman yang dulunya dilakukan menggunakan pedal secara manual di dalam kokpit, menjadi kendali elektronik dengan tombol tekan dan tombol putar. Sistem baru ini membutuhkan pengaturan oleh pebalap untuk menambah atau mengurangi keseimbangan rem depan dan belakang. Tombol keseimbangan rem depan dan belakang ada pada bagian bawah kemudi, yang dioperasikan dengan menekan sesuai tingkatan yang diinginkan.
Pebalap juga memiliki alat lain untuk mengatur pengereman, yaitu dengan tombol putar untuk mengatur seberapa besar pengereman mesin atau engine braking. Tombol ini, pada mobil Mercedes, ada di bagian kanan tengah kemudi.
Sistem keseimbangan rem itu bisa diambil alih melalui tombol ajaib yang ada di bagian belakan kemudi. Saat tombol itu aktif, keseimbangan rem yang sudah disetel tidak berfungsi karena beban rem bergeser ke roda depan. Tombol itu mengalihkan sekitar 90 persen keseimbangan rem ke roda depan. Ini setelan yang jauh dari saat membalap dalam kondisi normal, yaitu pada kisaran 55-60 persen. Begitu tombol ajaib itu aktif, MGU-K juga tidak bisa memulihkan energi.
Tombol ajaib itu diaktifkan untuk menyalurkan lebih banyak panas yang dihasilkan oleh rem ke ban-ban supaya lebih cepat mencapai temperatur kerja dibandingkan dengan setelan normal. Dalam kasus Hamilton, dia menggunakan tombol ajaib itu untuk memanaskan ban saat putaran formasi balapan sebelum start kedua berlangsung.
Dia berhasil memanaskan rem dan ban-ban yang terlihat dari asap yang keluar saat mobil berada di garis start menunggu lampu merah padam. Saat di garis start itu, Hamilton telah mematikan tombol ajaib di bagian belakang kemudi.
Namun, begitu start, saat dia menjauhi pepetan Sergio Perez dalam adu cepat menuju Tikungan 1, Hamilton tidak sengaja menekan tombol ajaib sehingga keseimbangan rem terambil alih. Kondisi itu mengalihkan keseimbangan rem ke depan dan menyebabkan dia menekan rem begitu memasuki Tikungan 1, sebelum mobilnya melewati puncak tikungan dan lurus ke area evakuasi. Kondisi itu memupus peluang Hamilton memenangi balapan yang sudah di depan mata.
”Begitu start ulang, saya pikir ketika Checo (Perez) bergerak ke arah saya, saya menekan saklar dan itu pada dasarnya mematikan rem, dan saya meluncur lurus. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa menyentuh itu,” ujar Hamilton.
Kejadian ini menjadi pekerjaan rumah tambahan bagi Mercedes untuk memastikan hal serupa tak terulang. Mereka bisa mengatur ulang posisi tombol, atau mengatur ulang perangkat lunak pemetaan rem elektronik.