SEA Games Vietnam tahun ini terancam ditunda, yaitu hingga awal tahun 2022, akibat meningkatnya kasus Covid-19 di negara itu. Keputusan resmi terkait wacana itu akan dibahas di rapat virtual, Rabu (9/6/2021).
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dampak pandemi Covid-19 ke olahraga belum benar-benar reda, terutama di kawasan Asia Tenggara. Setelah ASEAN Para Games Filipina 2020 dibatalkan, giliran SEA Games 2021 Vietnam terancam ditunda akibat naiknya kasus Covid-19 di negara tuan rumah maupun para peserta.
Seperti diberitakan sejumlah media daring di Asia Tenggara, Federasi Olimpiade Asia Tenggara (SEAGF), negara-negara anggota, dan panitia SEA Games 2021, akan membahas usulan penundaan itu pada rapat vitual, Rabu (9/6/2021).
Gagasan penundaan SEA Games yang dijadwalkan berlangsung pada 21 November hingga 2 Desember 2021 di Hanoi, Vietnam, itu dipicu naiknya kasus Covid-19 di negara itu. Virus korona baru menyebar dengan cepat di wilayah utara dan selatan negara itu sehingga memaksa pemerintah setempat menerapkan aturan karantina 21 hari.
Kondisi tersebut diyakini bisa menghambat persiapan ajang yang memperlombakan 40 cabang olahraga dengan 520 nomor pertandingan tersebut. Jika tetap bergulir, panitia perlu menyiapkan banyak persyaratan yang dianggap bisa menyulitkan semua peserta. Maka, salah satu opsi yang muncul adalah menundanya hingga Maret 2022.
Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry Kono membenarkan informasi tersebut. Namun, menurutnya, gagasan penundaan itu tidak keluar dari otoritas resmi, seperti SEAGF dan Panitia SEA Games 2021. Usulan itu, ungkapnya, merupakan aspirasi dari warga Vietnam.
”Kasusnya sama dengan wacana penundaan hingga pembatalan Olimpiade Tokyo. Itu keluar dari aspirasi masyarakat, bukan dari IOC (Komite Olimpiade Internasional) ataupun panitia,” tuturnya saat dihubungi Senin (7/6).
Kendati demikian, Ferry menuturkan, kabar tentang penundaan itu telah menjadi perhatian SEAGF dan para anggotanya. Maka itu, dalam rapat rutin pada 9 Juni, SEAGF akan membawa isu penundaan SEA Games 2021 tersebut untuk dibahas dan diputuskan bersama.
Menurutnya, penundaan hingga pembatalan ajang olahraga dua tahunan itu tidaklah mudah. Perlu ada kajian mendalam terkait dampak dari keputusan tersebut. Jika harus ditunda misalnya, kapan itu bisa digelar dan apakah tidak mengganggu kalender ajang lainnya yang sudah ditetapkan lebih dulu. ”Jadi, (penundaan) harus melalui mekanisme tertentu, antara lain pemungutan suara di antara anggota SEAGF,” ujarnya.
Persiapan tetap berjalan
Terlepas dari kabar itu, lanjut Ferry, isu penundaan tersebut tidaklah berpengaruh terhadap persiapan atlet-atlet Indonesia di pemusatan latihan nasional. Para atlet tetap berlatih rutin dan diminta terus mempersiapkan diri. ”Selama belum ada putusan resmi, program latihan atlet jalan terus,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto berkata, pihaknya berharap SEA Games 2021 tidak ditunda. Penundaan bisa membuat jadwal kegiatan olahraga menumpuk pada tahun depan, antara lain berdekatan dengan Asian Games 2022 di Hangzhou, China, 10 September-25 September 2022.
Jadi, (penundaan) harus melalui mekanisme tertentu, antara lain pemungutan suara di antara anggota SEAGF. (Ferry Kono)
Akan tetapi, jika pandemi memburuk, Kemenpora tidak bisa memaksakan keinginannya, apalagi kesehatan kontingen jauh lebih penting. ”Kalau ditunda, apa boleh buat. Inti pelaksanaan SEA Games adalah memperkuat persaudaraan negara-negara ASEAN. Kami perlu turut menjaga marwah itu,” tuturnya.
Namun, ia berharap SEA Games Vietnam tidak ditunda ke awal 2022 karena bisa menimbulkan masalah lainnya, yaitu terkait penganggaran bantuan dana untuk pelatnas. Biasanya, bantuan dana untuk pelatnas tidak bisa langsung cair di awal tahun. ”Jika ada penundaan (SEA Games 2021), kami ingin itu digelar pada April tahun depan,” ujar Gatot kemudian.