Di dalam genggaman Josep Guardiola, sebuah batu bisa berubah menjadi sebongkah emas. Hal itulah yang kembali dibuktikan dengan hadirnya bocah ajaib Spanyol, Ferran Torres.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Seorang bocah langsing menggemparkan akhir musim Liga Inggris, medio Mei 2021. Di stadion St James Park, markas Newcastle yang terkenal angker, pemuda berusia 21 tahun itu memboyong tiga gol atau hattrick. Senyum lebar menghias wajah lugunya. Dia seperti sudah tahu hari spesial itu akan tiba.
Manajer Manchester City Josep Guardiola mengaku kagum melihat aksi penyerang mudanya, Ferran Torres. Dia tidak menyangka pemain debutan ”The Citizens” ini bisa langsung bersinar pada musim pertama. Padahal, sama sekali tidak mudah beradaptasi di Liga Inggris sebagai liga yang paling kompetitif.
Ditambah hattrick-nya itu, Torres total mengoleksi 13 gol di seluruh kompetisi. Dia menjadi debutan tersubur dalam era Guardiola di City, melampaui nama-besar, seperti Bernardo Silva, Leroy Sane, dan Riyad Mahrez.
Menurut Guardiola, penyerang Spanyol ini memiliki bakat luar biasa. Dia punya naluri mencetak gol di atas rata-rata pemain seusianya. ”Dalam musim pertamanya di Inggris, angkanya menakjubkan. Terutama dalam gol, itu luar biasa,” ujar manajer yang pernah melatih bakat terbaik seperti Lionel Messi tersebut.
AFP/JAVIER SORIANO
Sayap serang Spanyol, Ferran Torres (kanan), berebut bola dengan bek Portugal, Raphael Guerreiro, pada laga persahabatan jelang Piala Eropa di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, 4 Juni 2021. Torres menjadi andalan baru tim nasional Spanyol di lini depan.
Guardiola tidak sembarangan memuji pemainnya. Dia terpukau karena pemain kelahiran tahun 2000 itu bisa bersinar di posisi yang bukan keahlian utamanya. Ketika datang ke Stadion Etihad, Torres lebih dikenal sebagai penyerang sayap yang beroperasi di sisi kanan.
Namun, Guardiola memainkannya sebagai penyerang tengah dengan peran false 9 karena Gabriel Jesus dan Sergio Aguero cedera. Insting manajer asal Spanyol itu untuk mengubah posisi pemain kembali terbukti tepat. Seperti halnya ketika menempatkan bek kanan Bayern Muenchen, Phillip Lahm, sebagai gelandang dalam peran inverted wing back.
”Dalam periode tertentu, saya tidak memberikan Torres menit bermain. Tetapi, saya melihat ada insting mencetak gol dalam dirinya. Saya suka dengan pergerakannya, ketika lari dari belakang, dan juga penyelesaian akhirnya. Bola seperti mendatanginya. Dia punya intuisi untuk mengetahui ke mana bola pergi,” puji sang manajer.
Dalam catatan Stats Perform, konversi gol Torres mencapai 20,8 persen, atau 1 gol setiap 5 tendangan. Catatan ini sangatlah efisien di Liga Inggris, melampaui bintang Liverpool, Mohamed Salah (18,3 persen).
Banteng kecil
Dengan bantuan Guardiola, bakat besar Torres mulai terlepas dari cangkangnya. Jika Guardiola diibaratkan matador, Torres adalah bantengnya. Sang matador dengan jeli mengeluarkan kemampuan terbaik ”Si Banteng Kecil” tersebut.
(AP PHOTO/BERNAT ARMANGUE, FILE
Sayap serang Spanyol, Ferran Torres, merayakan golnya ke gawang Ukraina pada laga Liga Nasional Eropa antara Spanyol dan Ukraina di Stadion Alfredo Di Stefano, Madrid, pada arsip foto 6 September 2020. Gol itu adalah gol pertama Torres untuk Spanyol pada laga keduanya membela ”La Roja”.
Musim ini adalah penampilan terbaik Torres selama karier profesionalnya sejak 2018. Jumlah golnya dalam semusim bersama City telah melampaui pencapaian saat 96 laga dengan Valencia.
Kehebatan tersebut membawanya masuk ke skuad Spanyol untuk Piala Eropa 2020. Pelatih ”La Roja” Luis Enrique lebih memilihnya daripada penyerang veteran, seperti Diego Costa dan Iago Aspas.
Torres diberikan peran berbeda jelang menjalani debut di turnamen besar antarnegara. Enrique punya cara sendiri memaksimalkan bakatnya. Dia akan digunakan sebagai penyerang sayap kanan, dalam formasi 4-3-3. Fungsinya untuk menyuplai striker utama Alvaro Morata.
Saya melihat ada insting mencetak gol dalam dirinya. Saya suka dengan pergerakannya, ketika lari dari belakang, dan juga penyelesaian akhirnya. Bola seperti mendatanginya. Dia punya intuisi untuk mengetahui ke mana bola pergi.
Enrique ingin mengekspolitasi kemampuan alami Torres sebagai penyerang sayap. Selain insting tajam di kotak penalti, pemain didikan akademi Valencia ini juga punya kemampuan natural dalam kecepatan lari dan dribel bola.
Tubuh ringan dan langkah jenjang pemain setinggi 1,84 meter ini membuatnya punya kecepatan lari di atas rata-rata. Gerakan larinya sangat eksplosif bagaikan seekor cheetah. Kemampuan itu, ditambah umpan silang terukur, sering kali merepotkan pertahanan lawan.
”Torres berada dalam level yang sangat tinggi ketika berada di sayap. Dia selalu memberikan bahaya nyata pada pertahanan lawan. Dia adalah salah satu pemain dengan umpan terbaik di liga, sering menghasilkan umpan tajam,” ucap Enrique, yang datang ke Piala Eropa dengan generasi baru La Roja.
AP/STU FORSTER
Pemain Manchester City, Ferran Torres, merayakan gol kedua ke gawang Newcastle United pada laga Liga Inggris di Stadion St James’ Park, Newcastle, 14 Mei 2021. Pada laga itu Torres mencetak tiga gol dan mengantar City mengalahkan Newcastle, 4-3.
Pemuda kelahiran Foios, daerah kecil berpopulasi sekitar 7.000 penduduk di Valencia, sangat beruntung menjalani debutnya pada usia sangat muda. Dia bisa mengikuti jejak idolanya yang merupakan salah satu legenda Valencia sekaligus timnas Spanyol, David Villa.
Torres selalu membayangkan bisa seperti Villa. Dia selalu meniru gaya permainan pencetak gol terbanyak sepanjang masa La Roja itu. Mulai dari bermain di taman sekitar rumahnya, sampai mendapat kesempatan di akademi Valencia.
Tak ayal banyak kesamaan antara kedua ”banteng kecil” ini. Mereka sama-sama merupakan penyerang sayap yang bisa berperan sebagai false 9. Bedanya Villa lebih condong ke kiri, sedangkan Torres di kanan. Uniknya, mereka sama-sama pernah dididik oleh ”matador” yang sama, Guardiola.
Torres tidak mau membuang mimpinya begitu saja. ”Setiap hari saya ingin bertumbuh. Saya selalu belajar lebih baik lagi. Saya adalah pemain yang sangat ambisius. Ingin terus mendapat sesuatu yang lebih, juga selalu berkontribusi gol dan asis,” ucap pemain yang menjalani debut di timnas pada September 2020 tersebut.
Sama seperti pencapaian Villa, salah satu mimpi terbesarnya adalah membawa Spanyol juara Piala Eropa. Dia sudah pernah meraih trofi itu bersama La Roja pada level U-17 dan U-19. Kini saatnya meraih hasil serupa pada tingkat yang lebih tinggi. (AFP)
NAMA: Ferran Torres
TEMPAT, TANGGAL LAHIR: Foios, Spanyol, 29 Februari 2000
