Max Verstappen mengawali Formula 1 seri Azerbaijan dengan keunggulan telak dibandingkan pesaing terdekatnya, Lewis Hamilton. Pebalap Red Bull itu pun bersiap menjemput podium pertamanya di Baku.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BAKU, JUMAT – Sirkuit jalan raya Baku seolah mendadak ramah pada Max Verstappen, di mana dia dua kali gagal finis dan belum pernah meraih podium di seri Azerbaijan itu. Pebalap Red Bull itu berada di atas angin dengan menempati posisi teratas pada latihan bebas 1 dan posisi kedua pada latihan bebas 2, Jumat (4/6/2021). Hasil itu kontras dengan lawan terdekatnya, pebalap Mercedes Lewis Hamilton, yang menempati posisi ketujuh dan ke-11.
Verstappen kehilangan posisi tercepat pada FP2 dari rekan setimnya Sergio Perez karena mencoba setelan berbeda dibandingkan FP1. Meskipun setelan mobil pada sesi siang tidak berhasil, dia optimistis bisa menemukan setelan terbaik untuk kualifikasi. Hasil dia sesi latihan itu menjadi sinyal positif bagi Verstappen untuk mendobrak paceklik podium di Baku.
Sejak Azerbaijan menggelar F1 pada 2016, Verstappen dua kali gagal finis, dan pencapaian terbaiknya finis keempat pada 2019. Sedangkan, pada 2016 dia finis di posisi kedelapan. Pencapaian Verstappen di Baku jauh tertinggal dari para pebalap Mercedes, di mana Lewis Hamilton finis terdepan pada 2018 dan Valtteri Bottas menang pada 2019.
Namun, akhir pekan ini para pebalap Mercedes gagal bersinar di Baku. Mobil W12 tidak memiliki daya cengkeram yang bagus sehingga mobil selalu tergelincir. Kondisi itu, bahkan tidak bisa diatasi oleh Hamilton yang biasanya lihai dalam mencari celah menyiasati kekurangan pada mobilnya.
“Dari sisi performa, saya pikir kami melakukan awal yang sangat baik akhir pekan ini, mobil kami dalam FP1 terasa sangat bagus, saya merasa cukup nyaman,” kata Verstappen, yang kini memuncaki klasemen pebalap setelah memenangi seri Monaco pekan lalu.
“Kemudian pada FP2 saya melakukan beberapa perubahan untuk mengetahui apakah mobil bisa lebih baik, tetapi saya pikir kami sedikit mundur. Tentu, kami akan memeriksa untuk mengetahui arah mana yang akan kami ambil, tetapi apapun itu saya pikir bagi tim ini tetap hari yang sangat bagus,” ujar pebalap asal Belanda itu di laman Formula 1.
Dua sesi latihan bebas itu berjalan dengan sangat baik bagi tim Red Bull, di mana pebalap bergantian mencetak waktu tercepat. Ini pencapaian yang membangkitkan optimisme meraih hasil bagus saat kualifikasi dan balapan karena Baku sangat berangin. Sejumlah pebalap mengaku kesulitan menjaga jalur balapan dalam kondisi itu.
“Ini cukup berangin. Tentu, tidak pernah pernah mudah, tetapi ini tidak mudah bagi kami semua, tetapi itu jelas membuat balapan di sini sedikit lebih menarik,” ungkap Verstappen.
Persaingan kualifikasi
Namun, Verstappen tidak mau terlalu percaya diri bisa meraih pole position di Baku. Sejauh ini, lawan terberatnya adalah rekan setimnya, Sergio Perez yang memuncaki FP2. Pebalap asal Meksiko itu dua kali meraih podium di Baku, saat finis di posisi ketiga pada 2016 dan 2018. Dua podium itu diraih Perez saat membela tim Force India yang menggunakan mesin Mercedes. Bahkan, pada 2016 dia start dari posisi kedua di belakang pebalap Mercedes Nico Rosberg.
Sejauh ini, saya pikir kami terlihat sangat kuat. Sangat senang dengan itu.
“Sejauh ini, saya pikir kami terlihat sangat kuat. Sangat senang dengan itu, jadi mari kita lihat apa yang bisa kami lakukan besok (saat kualifikasi),” pungkas Verstappen.
Jika Verstappen bisa meraih pole position, itu akan menjadi modal kuat untuk memenangi balapan di Baku dan menjauh dari Hamilton. Saat ini, Verstappen memimpin klasemen dengan 105 poin, unggul empat poin dari Hamilton di posisi kedua.
Namun, untuk meraih posisi start terdepan, persaingan bukan hanya dengan Perez. Para pebalap Ferrari, Charles Leclerc dan Carlos Sainz Junior, juga menunjukan potensi meraih posisi start terdepan. Mereka selalu berada di empat besar dalam dua sesi latihan Jumat. Meskipun Leclerc dan Sainz menilai Red Bull sulit ditandingi saat kualifikasi, tetapi potensi mereka untuk bersaing meraih pole position sangat besar.
Pada seri Monaco, Leclerc juga mengaku tidak yakin bisa mengalahkan Red Bull dan Mercedes, tetapi dia akhirnya meraih posisi start terdepan. Meskipun Leclerc gagal start balapan karena kerusakan kopel akibat kecelakaan di akhir kualifikasi, Sainz mampu finis kedua di belakang Verstappen pada seri Monaco.
Akhir pekan ini juga menjadi peluang terbaik bagi Perez untuk merah podium pertamanya bersama Red Bull. Dia mengaku memahami lebih baik mobil RB16B, sehingga bisa memperbaiki catatan waktu terbaik satu putaran. Selama ini, Perez sudah mampu mencetak kecepatan yang kompetitif, tetapi masih kesulitan selama kualifikasi. Padahal, posisi start sangat krusial untuk finis di podium.
“Saya pikir kami melakukan kemajuan yang sangat bagus. Setelah Monaco kami melakukan analisis sangat mendalam dan hari ini seperti saya akhirnya memahami bagaimana mengemudi mobil ini, seperti apa saya perlu mengemudi mobil, dan sebagainya,” lanjut Perez.
“Secara keseluruhan, saya pikir ini Jumat terbaik musim ini, Jumat paling lengkap terkait data, terkait betapa nyaman yang saya rasakan dengan mobil ini, dan ya, saya pikir kami akhirnya masuk ke persaingan, jadi semoga besok kami bisa meraih putaran yang besih, di mana itu penting,” ungkap Perez.
Proses adaptasi Perez dan RB16B akan diuji dalam latihan bebas 3 dan kualifikasi pada Sabtu ini. Dia pun menargetkan meraih posisi start terdepan. “Itu akan menjadi target, tentu saja, tetapi besok (Sabtu ini) adalah yang terpenting. Kami masih memiliki sejumlah pekerjaan untuk dilakukan untuk berusaha meraih beberapa sepersepuluh detik, dan kemudian kami bisa berada dalam persaingan,” ungkap Perez.
Jika Mercedes gagal menemukan solusi pada masalah W12, Hamilton dan Bottas akan sangat sulit bersaing meraih pole position. Itu terlihat jelas dari hasil FP2 yang merupakan simulasi kualifikasi, di mana Hamilton terpaut 1,041 detik dari Perez. Tanpa para pebalap Mercedes, Verstappen dan Perez menjadi favorit peraih posisi start terdepan.