Italia menuai delapan kemenangan beruntun seusai menang 4-0 atas Ceko dalam laga persahabatan, Sabtu. Namun, skuad ”Gli Azzurri” coba tetap membumi. Bagi mereka, pertarungan sesungguhnya pada Piala Eropa 2020 nanti.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
BOLOGNA, SABTU — Timnas sepak bola Italia meraih kemenangan beruntun kedelapan dengan rekor 25 gol tanpa kebobolan seusai menaklukan Ceko, 4-0, dalam laga uji coba di Stadion Renato Dall’Ara, Bologna, Italia, Sabtu (5/6/2021) dini hari WIB. Namun, tim ”Gli Azzurri” ingin tetap membumi, enggan terbuai rentetan kemenangan tersebut.
Sebelum kemenangan itu, Italia telah meraih tujuh kemenangan beruntun sejak mengalahkan Estonia, 4-0, pada laga persahabatan, 15 November tahun lalu. Sesudah itu, mereka konsisten menang 2-0 atas Polandia, 2-0 atas Bosnia-Herzegovina, 2-0 atas Irlandia Utara, 2-0 atas Bulgaria, 2-0 atas Lituania, dan 7-0 atas San Marino. Kemenangan itu diraih dalam laga Liga Nasional Eropa, kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar, dan sejumlah uji coba.
Akan tetapi, pelatih timnas sepak bola Italia Roberto Mancini mengatakan, semua kemenangan itu diraih tidak mudah, terutama atas Ceko. Mantan pelatih Inter Milan dan Manchester City itu tidak ingin rentetan kemenangan itu membuat timnya besar kepala. Dia ingin para pemain tetap membumi.
”Apa yang ingin saya lihat adalah tim ini melanjutkan apa yang telah kami lakukan selama ini setelah sempat tidak bertemu beberapa bulan. Di laga ini, setelah 10 menit laga dimulai, tim baru menunjukkan performa diharapkan,” ujar pelatih berusia 56 tahun tersebut dikutip Football-Italia.
Khususnya menghadapi Ceko, Mancini menilai, tim cukup kewalahan di awal-awal laga. Ceko merupakan tim yang kuat dengan pemain yang unggul fisik, teknik, dan kecepatan. Sebelum menghadapi Italia, Ceko sempat menahan imbang 1-1 tim peringkat satu dunia saat ini, Belgia, pada laga kedua kualifikasi Piala Dunia 2022, 28 Maret lalu.
”Ini menjadi ujian yang sangat baik untuk Italia sebelum memulai Piala Eropa 2020 (11 Juni-11 Juli). Kami bisa mencari jalan keluar yang luar biasa, bahkan ketika lawan menekan kami dengan empat pemain (depan),” terang Mancini.
Jelang menghadapi Turki dalam laga pertama Grup A Piala Eropa 2020, Sabtu (12/6), Mancini ingin para pemain tenang dan fokus. Untuk itu, mereka tidak boleh terbuai dengan grafik luar biasa sebelum turnamen tertinggi antarnegara di Benua Biru tersebut dimulai.
Meskipun sempat tidak bertemu selama berbulan-bulan, kami masih tahu bagaimana caranya bermain bersama dan apa yang harus dilakukan.
Pelatih kelahiran Lesi, Italia, 27 November 1964, itu menganggap masih banyak hal yang perlu dibenahi dari skuadnya. ”Dari laga menghadapi Ceko, masih ada hal yang tidak mengesankan dan kami wajib memperbaikinya sebelum Piala Eropa,” katanya.
Pemain sayap Italia, Lorenzo Insigne, juga tidak ingin terbawa euforia performa menawan. Bahkan, pemain Napoli itu tidak mau memikirkan target atau prediksi sampai mana Italia bisa melaju di Piala Eropa 2020. ”Hal yang utama, kami patut sadar dengan kemampuan kami. Itu hal yang paling fundamental,” tuturnya dikutip The Sun.
Terlepas dari hal itu, Insigne—yang turut mencetak satu gol dari empat gol kemenangan Italia atas Ceko—mengungkapkan, suasana dalam tim sangat luar biasa. Mereka memiliki motivasi tinggi. ”Dia (Mancini) menempatkan kami semua dalam kondisi terpacu memberikan yang terbaik dan menikmati sepak bola kami. Hasilnya jelas, kami memainkan sepak bola yang indah,” ujarnya kemudian.
Berlangsung ketat
Laga Italia dan Ceko itu berlangsung cukup ketat hingga seperempat babak pertama. Kedua tim saling bertukar serangan dengan tempo cepat. Namun, tuan rumah beruntung bisa mencuri gol lewat striker Ciro Immobile di menit ke-23. Pemain Lazio itu berhasil memanfaatkan sapuan bola yang tak sempurna pemain belakang lawan di kotak penalti. Dengan sedikit kontrol, dia melepaskan sepakan keras yang tak bisa dibendung penjaga gawang lawan.
Setelah tertinggal, Ceko berusaha menyamakan kedudukan. Kedua tim bermain dengan pola hampir mirip, yakni mengandalkan kecepatan dari sisi sayap. Akan tetapi, 15 menit sebelum laga babak pertama usai, Italia bisa lebih mendominasi.
Italia pun sukses menambah keunggulan melalui tembakan keras gelandang Nicolo Barrella pada menit ke-42. Tembakan pemain Inter Milan itu membentur kaki pemain lawan sehingga melambung dan menghunjam ke gawang lawan yang kipernya sudah keluar dari posisi jangkauan.
Memasuki babak kedua, Ceko mengambil inisiatif menyerang untuk mengejar ketertinggalan. Namun, upaya mereka tidak berjalan mulus karena tuan rumah pun masih mencoba menambah keunggulan. Operan-operan kombinasi antara gelandang, pemain sayap, dan striker Italia merepotkan pertahanan Ceko.
Kombinasi operan itu berbuah gol Insigne pada menit ke-66. Immobile, yang menerima umpan dari belakang, melepas umpan terobosan untuk Insigne yang tak terkawal ke kotak penalti. Pada menit ke-73, giliran pemain sayap Domenico Berardi mengukir namanya di papan skor. Ia menceploskan bola tanpa tekanan berarti di kotak penalti lawan seusai menerima umpan terobosan jeli dari Insigne.
Secara keseluruhan, Italia lebih menguasai permainan dengan penguasaan bola 63 persen berbanding 37 persen. Giorgio Chiellini dan kawan-kawan menciptakan 17 peluang dengan tujuh tembakan tepat sasaran. Kendati telah berusaha keras, Ceko hanya membuat sembilan peluang, tetapi tidak ada yang mematikan atau tepat sasaran.
Gelandang muda Italia, Nicolo Barella, berkata, laga itu menjadi modal berharga untuk mengevaluasi permainan tim sebelum laga sesungguhnya di Piala Eropa. ”Meskipun sempat tidak bertemu selama berbulan-bulan, kami masih tahu bagaimana caranya bermain bersama dan apa yang harus dilakukan,” ujarnya dikutip RAI.