Era baru Spanyol di bawah Enrique tampil menjanjikan. Juara bertahan Piala Eropa, Portugal, dibuat kerepotan dengan permainan atraktif mereka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MADRID, SABTU – Spanyol menunjukkan potensi besar skuadnya dalam laga persahabatan pertama jelang Piala Eropa 2020. Dengan mayoritas wajah baru, tim asuhan pelatih Luis Enrique ini mampu mendominasi permainan skuad berpengalaman Portugal yang dipimpin Cristiano Ronaldo.
Tim berjuluk “La Furia Roja” ini mendapatkan sambutan dari sekitar 15.000 penonton kandang di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, pada Sabtu (5/6/2021) dini hari WIB. Meski berakhir imbang tanpa gol, 0-0, pendukung tuan rumah puas dengan penampilan menjanjikan Alvaro Morata dan rekan-rekan.
Gaya permainan Spanyol yang mengalir kembali hadir di bawah racikan Enrique. Mereka mendominasi permainan dengan penguasaan bola sampai 66 persen. Dari itu, mereka menghasilkan 10 tendangan, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan Ronaldo dan rekan-rekan.
Tim tuan rumah seharusnya bisa mengakhiri laga dengan kemenangan. Sayangnya, dua peluang emas dari Morata dan Ferran Torres pada menit-menit akhir gagal dikonversi menjadi gol. Tendangan Ferran ditahan kiper Portugal Rui Patricio, sementara sepakan Morata membentur mistar gawang.
“Yang paling saya sukai adalah sikap dari pemain saya, meskipun saya kurang menyukai hasilnya. Kami harus lebih baik dalam penyelesaian. Masih banyak yang harus diperbaiki. Seperti halnya semua tim dalam turnamen ini,” kata Enrique, yang terlihat sangat menikmati laga di pinggir lapangan, dikutip AS.com.
Menariknya, permainan atraktif dengan umpan-umpan pendek terukur ini hadir dari kombinasi wajah baru dan lama. Dalam formasi 4-3-3, lini tengah Spanyol ditopang tiga gelandang beda liga.
Dua gelandang merupakan wajah lama, Sergio Busquets (Liga Spanyol) dan Thiago Alcantara (Liga Inggris). Mereka didampingi oleh gelandang Napoli Fabian Ruiz (Liga Italia) yang baru saja memainkan laga ke-12 bersama timnas. Trio ini tampak nyaman bermain bersama.
Di lini belakang, Enrique memberi kesempatan pada duo bek tengah berbakat, Pau Torres dan Aymeric Laporte. Sepasang bek ini menandakan era baru Spanyol. Tidak ada lagi duet pemain veteran yang selalu hadir di timnas pada dekade lalu, Sergio Ramos dan Gerrard Pique.
Sang pelatih sangat puas dengan kinerja lini belakangnya. Pau dan Laporte berhasil meredam ancaman yang ditebar Ronaldo sepanjang laga. “Saya melihat dua bek tengah sensasional, mereka luar biasa. Itu mungkin akan menjadi pasangan yang cocok di Piala Eropa,” ucap mantan pelatih Barcelona tersebut.
Ronaldo yang didampingi Diogo Jota di lini depan, tidak banyak menghasilkan peluang. Striker Juventus ini sempat mencetak gol lewat sundulan pada babak pertama, tetapi dianulir karena melanggar pemain lawan terlebih dulu.
Pada babak kedua, masuknya Bruno Fernandes juga tidak banyak mengubah jalannya laga. Fernandes hanya menghasilkan satu peluang untuk Ronaldo. Namun, sundulan Ronaldo melebar dari gawang tuan rumah.
Bagi Laporte, laga ini sangat spesial. Dia bisa mengawal gawang Spanyol tanpa kebobolan dalam pertandingan debutnya. Meskipun wajah baru di timnas, bek Manchester City ini bermain layaknya seorang bek senior. Laporte bermain selama 79 menit sebelum digantikan bek Leeds United Diego Llorente.
“Sebuah keistimewaan bisa bermain dengan Spanyol. Terima kasih kepada federasi dan Enrique. Saya sudah tidak bermain cukup lama karena itu saya minta diganti agar tidak cedera. Perjalanan saya soal kewarganegaraan adalah cerita yang panjang. Hal terpenting saya sudah berada di sini hari ini,” kata pria kelahiran Perancis tersebut.
Selain penguasaan bola, hal yang paling menjanjikan dari Spanyol adalah serangan sayap. Mereka menghasilkan banyak peluang dengan umpan terobosan ke area sayap, memanfaatkan kecepatan Ferran dan Pablo Sarabia. Sesekali, Morata juga menyerang dari sayap.
Enrique juga memberikan kesempatan tampil pada wajah yang terbilang baru seperti striker Villarreal Gerard Moreno dan gelandang muda Barca Pedri. Mereka masuk pada paruh kedua laga.
Di antara banyak hal positif, kekurangan terbesar “La Furia Roja” hanyalah dalam penyelesaian akhir. Mereka belum menemukan striker tajam seperti era sebelumnya dengan Diego Costa atau Fernando Torres.
Pelatih Portugal Fernando Santos menilai, laga ini sangat positif untuk kedua tim. Mereka bisa saling belajar kekurangan masing-masing jelang turnamen besar. “Saya berharap kami bisa lebih baik lagi, karena kami punya kualitas untuk itu. Semoga tim ini bisa bermain kolektif dengan kemampuan dan teknik individu yang ada,” katanya.
Saya berharap kami bisa lebih baik lagi, karena kami punya kualitas untuk itu.
Spanyol akan menjalani laga persahabatan terakhir menghadapi Lithuania pada Selasa depan. Sementara itu, Portugal juga akan menjamu Israel pada Rabu depan sebelum berjuang mempertahankan gelar juara Piala Eropa. (AFP)