Alexander-Arnold dipastikan tidak akan tampil di Piala Eropa 2020 akibat cedera. Absennya bek kanan ini menjadi pukulan bagi tim nasional sepak bola Inggris.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MIDDLESBROUGH, JUMAT — Nasib buruk menghampiri tim nasional sepak bola Inggris jelang Piala Eropa 2020. Bek sayap kanan andalan mereka, Trent Alexander-Arnold, dipastikan keluar dari skuad ”Tiga Singa” karena menderita cedera paha cukup serius.
Setelah pemeriksaan cedera lebih lanjut, bek sayap Liverpool ini dipastikan mengalami robek pada otot paha. Cedera itu membutuhkan pemulihan setidaknya sekitar empat hingga enam pekan ke depan, sebelum sang pemain bisa kembali berlatih.
Akibatnya, Alexander-Arnold dipastikan tidak bisa tampil di Piala Eropa 2020, yang akan berlangsung pada 11 Juni-11 Juli 2021. Perubahan status sang pemain dikonfirmasi langsung oleh timnas Inggris lewat pernyataan di situs resminya.
”Pemeriksaan memastikan pemain 22 tahun ini tidak bisa tampil (di Piala Eropa 2020). Dia ditarik dari skuad Inggris dan akan dikembalikan ke klub untuk rehabilitasi. Pelatih Gareth Southgate tidak akan mengumumkan penggantinya sampai laga persahabatan melawan Romania pada Minggu nanti,” bunyi keterangan resmi itu.
Alexander-Arnold menderita cedera paha saat tampil di laga uji coba melawan Austria di Stadion Riverside, Kamis (3/6/2021). Dia terpaksa keluar dari lapangan pada menit-menit akhir laga karena merasa tidak nyaman di area paha. Ketika keluar, dia tampak tidak bisa berjalan sendiri.
Absennya di Piala Eropa 2020 menjadi pukulan besar bagi pemain yang sudah memenangkan Liga Inggris dan Liga Champions Eropa bersama Liverpool tersebut. Piala Eropa merupakan kesempatannya untuk bersinar di ajang besar antarnegara. Sebelumnya, dia hanya dipercaya bermain sekali oleh Southgate di Piala Dunia Rusia 2018.
Di sisi lain, skuad ”Tiga Singa” juga mengalami kerugian yang tak kalah besar. Alexander-Arnold tidak hanya punya energi besar sebagai salah satu pemain muda di dalam tim, tetapi juga mentalitas juara yang telah dibuktikan bersama klubnya, Liverpool.
Bola mati dirindukan
Hal yang paling amat dirindukan Inggris adalah kemampuan eksekusi bola mati Alexander-Arnold. Dia merupakan eksekutor utama bola mati di Liverpool. Kepiawaiannya mengambil tendangan bebas ataupun tendangan sudut sudah terbukti bersama Liverpool beberapa musim terakhir.
Kemampuan inilah yang paling dibutuhkan Southgate. Pelatih 50 tahun ini bersikeras memasukkan Alexander-Arnold ke dalam skuad timnas meski sudah punya tiga bek kanan lain. Dia berharap sang pemain bisa menjadi pemecah kebuntuan di momen krusial, terutama dari situasi bola mati.
Faktanya, Southgate adalah pelatih yang sangat mengandalkan eksekusi dari bola mati. Hal itu bisa dilihat dengan jelas ketika dia mengantarkan Tiga Singa sampai di peringkat keempat Piala Dunia Rusia.
Total 9 dari 16 gol Inggris di Piala Dunia berasal dari situasi bola mati. Enam gol berawal dari skema tendangan bebas ataupun sudut, sedangkan tiga gol lainnya berasal dari tendangan penalti. Jumlah gol tim asuhan Southgate dari bola mati itu sampai memecahkan rekor Piala Dunia, melewati catatan milik Portugal yang sudah bertahan sejak 1966.
Ketika itu, Southgate mengatakan, pemain bertahan lawan tampak lebih melonggarkan penjagaan dalam situasi bola mati. Mereka waspada terkena pelanggaran di dalam kotak penalti karena ada asisten wasit peninjau video (VAR). Dia pun melihat celah untuk mengeksploitasi hal tersebut.
”Kami mengidentifikasi bola mati sebagai kunci dalam turnamen ini,” katanya, seperti dikutip FIFA.com.
Skema bola mati ini telah menjadi ciri khas baru Inggris. Southgate mampu memanfaatkan keunggulan pemain tingginya di udara, seperti Harry Kane, John Stones, dan Harry Maguire. Tidak seperti pelatih sebelumnya, Roy Hodgson, yang tidak berhasil menciptakan satu gol pun dari 72 percobaan tendangan sudut selama tiga kali gelaran ajang besar, yaitu Piala Eropa 2012 dan 2016, serta Piala Dunia 2014.
Mantan gelandang Inggris, Ruben Loftus-Cheek, menceritakan, Southgate merupakan sosok yang sangat peduli dengan bola mati. ”Kami menghabiskan banyak waktu untuk skema bola mati. Kami sampai melatih detail terkecil, harus lari ke mana dan siapa menghadang siapa,” ucapnya.
Tanpa Alexander-Arnold, Southgate dipastikan kehilangan salah satu algojo terbaik dari bola mati. Hal ini tentunya akan berdampak pada rencana yang sudah terbayang dalam kepala sang pelatih.
Southgate punya tujuh pemain cadangan untuk menggantikan Alexander-Arnold. Mereka, antara lain, Ben Godfrey, Jesse Lingard, Aaron Ramsdale, James Ward-Prowse, Ollie Watkins, dan Ben White, yang tersisih dalam proses seleksi skuad dari 33 pemain menjadi 26 pemain.
Menurut reporter Sky Sports, Rob Dorsett, pemain yang paling mungkin dipanggil adalah bek Everton, Godfrey. Dia bisa bermain di berbagai posisi lini bertahan, di tengah, kanan, maupun kiri.
”Southgate pernah menyampaikan, Maguire mungkin tidak bisa tampil pada awal turnamen. Jadi, dia butuh pelapis di tengah. Godfrey bisa bermain di semua posisi bek. Dia bisa menggantikan Trent sekaligus melapis bek tengah. Jadi, dia adalah pilihan terbaik untuk Southgate,” ujar Dorsett.
Timnas Inggris sendiri masih memiliki tiga bek kanan, yaitu Kyle Walker, Kieran Trippier, dan Reece James. Keberadaan mereka sangat cukup untuk mengisi satu posisi bek kanan di Piala Eropa 2020 nanti.
Di sisi lain, dua pemain senior Inggris Jordan Henderson dan Maguire masih dalam pemantauan cedera masing-masing untuk tampil saat laga pembuka melawan Kroasia di Stadion Wembley pada 13 Juni. Henderson menderita cedera pangkal paha, sedangkan Maguire dibekap masalah engkel. (AFP)