Rivalitas Panas Derbi Jakarta Kembali Membara di Final IBL
Perjalanan IBL 2021 yang berliku akan diakhiri dengan duel klasik Satria Muda dan Pelita Jaya di final. Pertemuan ini dibumbui kisah duel masa lalu, juga pertarungan dua sahabat timnas.
JAKARTA, KOMPAS — Sejak liga bola basket Tanah Air kembali berganti nama menjadi IBL pada 2016, tidak ada tim yang lebih sering bertemu di final dibandingkan dua tim Jakarta, Satria Muda dan Pelita Jaya. Kisah panas rivalitas Derbi Jakarta ini akan kembali membara dalam pertarungan puncak IBL 2021.
Setelah genap tiga bulan menyelenggarakan kompetisi rumit nan berliku di tengah pandemi, IBL sudah sampai di pengujung musim. Laga final musim ini mempertemukan dua kekuatan tradisional bola basket Tanah Air, Satria Muda dan Pelita Jaya, di Arena BritAma pada 3-6 Mei 2021. Gim pertama berlangsung pada Kamis (3/6/2021) pukul 19.00 WIB.
Duel klasik ini menjanjikan pertempuran sengit. Laga yang akan berlangsung dengan format terbaik dalam tiga gim ini mengembalikan kisah masa lalu persaingan mereka.
Baca juga : Duo Raksasa Jakarta Terlalu Perkasa
Mereka pernah bertemu pada final 2017 dan 2018. Pelita Jaya dengan pemain kawakan Adhi Pratama juara dalam pertemuan pertama, menang tipis atas Satria Muda, 2-1. Pada edisi berikutnya, dendam kekalahan itu dibalas tuntas oleh Satria Muda yang dipimpin pemain nasional Arki Wisnu, juga dengan hasil tipis, 2-1.
Atmosfer panas dari masa lalu sudah terasa sejak konferensi pers final pada Rabu sore. Ketika ditanya optimisme di final, Pelatih Pelita Jaya Ocky Tamtelahitu menjawab timnya akan meraih gelar dengan dua gim langsung, 2-0. Tak mau kalah, kapten Satria Muda, Arki Wisnu, juga menyatakan hal serupa, timnya akan menyapu bersih seri final ini.
Meski percaya diri, Ocky yang merupakan mantan pelatih Satria Muda berharap anak asuhnya tetap rendah hati. Dia berkata, tim yang berusaha lebih keras akan tersenyum di akhir laga.
Baca juga : Gairah Pebasket Muda Mengguncang Arena Mahaka
Yang paling penting, kami bisa konsisten. Juga tidak mau kalah. Semua yang terjadi nanti tidak akan seperti sedang berjalan di taman. Pasti akan ada momen sulit. Kalau bisa mengembalikan momen, itu akan jadi keunggulan.
”Yang paling penting, kami bisa konsisten. Juga tidak mau kalah. Semua yang terjadi nanti tidak akan seperti sedang berjalan di taman. Pasti akan ada momen sulit. Kalau bisa mengembalikan momen, itu akan jadi keunggulan,” kata Ocky yang pernah mengantar Satria Muda juara liga pada 2012.
Pertarungan rival sekota ini akan seperti duel antara api dan air. Pelita Jaya musim ini memperlihatkan kekuatan hebat dalam serangan, sementara Satria Muda dalam bertahan. Pelita Jaya merupakan tim yang sudah tiga kali mencetak lebih dari 100 poin, sedangkan Satria Muda adalah tim dengan kemasukan paling sedikit.
Angin sedikit berpihak ke arah Satria Muda. Tim asuhan pelatih Milos Pejic ini unggul dalam pertemuan dengan sang rival pada musim reguler, 76-54. Selain modal kemenangan, mereka juga akan tampil di markas kebanggaan, BritAma Arena, yang merupakan tempat penyelenggaraan playoff IBL.
Kata Pejic, timnya sudah siap 100 persen. Namun, dia tidak akan membawa keunggulan pada musim reguler. ”Kami memang menang dalam laga itu. Namun, jeda kompetisi cukup lama, 40 hari lebih, bisa membuat perubahan terhadap laga nanti. Saya percaya, setiap laga punya cerita baru. Kami berharap bisa mengakhiri musim ini dengan baik,” ucap pelatih asal Serbia tersebut.
Baca juga : Pembuktian Jiwa Spartan Pasukan Louvre
Duel sahabat
Final nanti juga akan mempertemukan dua sahabat di tim nasional Indonesia, Arki di Satria Muda dan Andakara Prastawa di Pelita Jaya. Kedua kapten tim masing-masing ini akan kembali menjadi andalan dalam laga puncak.
”Di luar lapangan kami memang teman, tetapi di dalam jersei tim ini kami akan bertarung habis-habisan,” kata Prastawa yang menyumbang rata-rata 13 poin dan 6 asis pada laga semifinal melawan Louvre Surabaya.
Bagi Prastawa, final kali ini terasa sedikit berbeda. Ini merupakan final ketiganya setelah terakhir kali membawa juara Aspac Jakarta dua kali beruntun pada musim 2012-2013 dan 2013-2014.
Menurut guard andalan timnas ini, dulu dia berperan sebagai pemain baru sekaligus cadangan. Tanggung jawab itu tidak sebesar kali ini. Musim ini, pebasket 28 tahun ini dipercaya oleh sang pelatih untuk menjadi kapten.
Baca juga : Jamarr Pertontonkan Mentalitas Pemain ”MVP”
”Saya waktu itu masih yunior ketika di final. Sekarang kapten. Mental menghadapi final pasti sama, tetap excited dan tidak boleh takut. Namun, sekarang lebih harus bertanggung jawab, terutama lebih mikirin tim ini untuk menang, bukan lagi performa diri sendiri saja,” ucap anak dari pelatih basket kawakan Rastafari Horongbala tersebut.
Di sisi lain, Arki juga merasakan pengalaman baru kali ini. Bagi pemain 33 tahun ini, final bukanlah hal baru. Dia sudah enam kali bermain di final, dengan tiga kali menjadi juara liga. Namun, dia merasa ada yang berbeda dalam final nanti.
”Tahun ini final tidak ada fans, pasti kangen dengan atmosfernya. Namun, kami tetap harus menjalani ini walaupun tanpa penonton. Perjalanan musim ini sangat panjang, butuh pengorbanan buat menjalaninya. Sekarang sudah final. Semua pemain excited buat besok,” ucap Arki yang menyumbang rata-rata 18 poin dan 5,5 rebound dalam semifinal.
Baca juga : Senyum Lebar Akhiri Kisah ”Gelembung” IBL
Laga ini juga akan banyak mempertemukan penggawa timnas. Di Pelita Jaya, ada Agassi Goantara, Hardian Wicaksono, dan Vincent Kosasih. Sementara itu, di Satria Muda, ada Hardianus Lakudu, Laurentius Steven Oei, dan Sandy Ibrahim.
Partai puncak ini akan menutup perjalanan panjang IBL musim ini. Adapun para pemain sempat harus menjalani karantina selama 32 hari pada musim reguler di ”gelembung” Cisarua. Tim yang lolos ke playoff juga menjalani karantina serupa di Arena BritAma. Mereka juga untuk pertama kali harus bermain tanpa penonton.