Timnas panjat tebing Indonesia mencoba mengulang kisah manis memecahkan rekor dunia nomor ”speed” pada Piala Dunia IFSC di Swiss, 1-3 Juli 2021. Kesempatan itu juga dimanfaatkan untuk menambah jam terbang atlet.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional panjat tebing Indonesia menargetkan dapat kembali memecahkan rekor dunia nomor kecepatan pada seri Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2021 di Villars, Swiss, 1-3 Juli. Para atlet yang baru menyelesaikan seri Piala Dunia di Salt Lake City, Amerika Serikat, akhir pekan lalu, akan langsung kembali berlatih setiba di Jakarta.
Dengan demikian, tim panjat tebing Indonesia tidak bisa berlama-lama mengambil jeda seusai tampil cemerlang di Salt Lake City. Pada ajang tersebut, tercipta final sesama atlet Indonesia di nomor speed putra ketika Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin beradu cepat di partai puncak.
Veddriq kemudian menjadi pemenang dengan catatan waktu 5,208 detik, yang sekaligus membuatnya memecahkan rekor dunia. Dia mempertajam rekor dunia speed putra yang pada pagi harinya dipecahkan Kiromal dengan waktu 5,258 detik pada fase penyisihan.
Kisah manis itu ingin kembali diulang oleh tim Indonesia di Villars pada 1-3 Juli. Asisten manajer tim nasional Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Asep Rahmat, mengungkapkan, menurut rencana sekitar 20 atlet panjat tebing diberangkatkan ke Piala Dunia di Swiss. Sebanyak 10 atlet akan bertarung di nomor speed dan 10 orang lagi di nomor lead.
Mengikuti seri Piala Dunia nomor speed di Swiss menjadi salah satu upaya tim Indonesia mempersiapkan atlet panjat tebing ke Olimpiade Paris 2024. Di Paris itu, nomor speed untuk pertama kalinya akan dipertandingkan sebagai nomor tersendiri di Olimpiade. Cabang panjat tebing di Olimpiade Tokyo 2020 hanya mempertandingkan nomor kombinasi yang merupakan gabungan dari nomor lead, speed, dan boulder.
”Di Swiss inginnya bisa memecahkan rekor lagi. Ini momen bagi kita untuk menunjukkan bahwa Indonesia memang mampu karena dari dulu kita unggul di nomor speed,” kata Rahmat yang dihubungi dari Jakarta, Selasa (1/6/2021).
Menurut Rahmat, memecahkan rekor dunia di nomor speed memang menjadi tujuan tim Indonesia, tidak terkecuali saat memutuskan mengikuti Piala Dunia di Salt Lake City. Selama sembilan bulan pemusatan latihan di Jakarta sebelum berangkat ke Amerika Serikat, atlet putra Indonesia telah mampu mencatatkan waktu memanjat di kisaran lima detik.
Sebelum dipatahkan Veddriq dan Kiromal, rekor dunia speed pria dipegang atlet panjat tebing Iran, Reza Alipour, dengan waktu 5,48 detik, yang dibukukan pada seri Piala Dunia IFSC 2017 di Nanjing, China. Capaian waktu atlet Indonesia selama pelatnas di kisaran lima detik makin memantapkan tim Indonesia ketika menatap seri Piala Dunia nomor speed di Amerika Serikat.
”Kalau membaca peta persaingan di nomor speed, kita bisa menghitung bahwa catatan waktu atlet negara lain masih tertinggal di bawah atlet kita. Semoga saja di Swiss ada kabar baik lagi,” ujarnya.
Merata
Secara terpisah, pelatih tim nasional panjat tebing Indonesia, Hendra Basyir, menyampaikan, persaingan atlet putra panjat tebing Indonesia cukup merata. Ia menyebut atlet-atlet panjat tebing Indonesia mempunyai kualitas tidak jauh berbeda antara satu dan yang lainnya.
Hendra berniat memanfaatkan Piala Dunia di Swiss nanti sebagai ajang menambah jam terbang bagi anak-anak asuhnya. Persiapan sebelum mengikuti Piala Dunia di Swiss tergolong singkat. Para atlet kini masih dalam perjalanan dari AS ke Tanah Air. Setelah menjalani kewajiban isolasi mandiri setiba di Jakarta, para atlet hanya memiliki waktu berlatih sekitar dua pekan.
Di Swiss inginnya bisa memecahkan rekor lagi. Ini momen bagi kita untuk menunjukkan bahwa Indonesia memang mampu karena dari dulu kita unggul di nomor speed.
”Mengenai siapa yang berangkat ke Swiss belum kami putuskan. Tergantung kondisi latihan yang sudah dijalankan nantinya di Jakarta,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PP FPTI Sapto Hardiono mengatakan, FPTI menyiapkan masing-masing tiga pemanjat elite dan tiga pemanjat pelapis untuk kategori putra dan putri di nomor speed. Adapun di nomor lead dan boulder, FPTI menyiapkan empat pemanjat putra dan putri yang semuanya masih yunior.