Misi Verstappen Taklukkan Baku
Max Verstappen mengakhiri perjuangan meraih podium di Monaco pekan lalu. Dia kini mengincar podium pertamanya di Baku, sirkuit yang didominasi Mercedes sejak 2016, Pencapaian terbaik Verstappen finis keempat di Baku.
BAKU, SELASA – Max Verstappen menjadi pebalap yang jauh lebih kompetitif musim ini. Dari lima balapan yang telah bergulir, dia meraih dua kemenangan dan tiga kali finis di posisi kedua. Pebalap Red Bull Racing itu pun memuncaki klasemen pebalap dengan keunggulan tipis, empat poin dari pebalap Mercedes Lewis Hamilton di posisi kedua.
Setelah dominan di Monako, akhir pekan lalu, kini Verstappen mengincar supremasi di Baku, Azerbaijan, sirkuit yang di dominasi oleh para pebalap Mercedes sejak 2016.
Verstappen (23) sering disebut sebagai “champion in the making” karena performanya yang melonjak drastis sejak promosi dari Toro Rosso ke Red Bull menggantikan Daniil Kvyat pada Mei 2016. Pebalap asal Belanda itu mengawali kariernya di Red Bull dengan meraih kemenangan pertama F1 dalam kariernya di Grand Prix Spanyol, Barcelona, pada tahun yang sama. Dia pun menggeser Sebastian Vettel sebagai pebalap termuda peraih kemenangan di F1, pada usia 18 tahun 228 hari.
Baca juga: Verstappen Pengusik Sejati Hamilton
Verstappen terus berkembang, hingga menjadi satu-satunya penantang dua pebalap Mercedes, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, sejak 2019. Dia mengungguli para pebalap Ferrari, yang biasanya menjadi penentang terdekat Mercedes. Musim ini, dengan perubahan aturan teknis F1, terutama pemangkasan lantai belakang mobil untuk mengurangi downforce, Verstappen semakin kuat mengusik dominasi para pebalap Mercedes, terutama juara dunia tujuh kali Hamilton.
Pekan lalu, dalam balapan di Monako, Verstappen tak terusik sejak start. Dia melesat tak terbendung oleh lawan-lawannya. Bahkan Hamilton tak berdaya karena secara mengejutkan hanya start dari posisi ketujuh, dan finis di urutan yang sama saat balapan. Bottas yang berusaha menekan Verstappen dengan pace yang lebih baik, kehilangan posisi kedua dan keluar dari balapan karena baut pengunci roda kanan depan tak bisa dilepas saat pit stop pertama.
Kemenangan pertama, sekaligus podium pertama Verstappen di Monako itu, mengantar dirinya ke puncak klasemen F1 dengan 105 poin, unggul empat poin dari Hamilton yang turun ke posisi kedua. Kemenangan yang sudah di impikan oleh Verstappen sejak kanak-kanak itu, mengangkat motivasi dan mempertebal kepercayaan dirinya menjelang seri Azerbaijan di sirkuit jalan raya Baku, 4-6 Juni.
Namun, Baku bukanlah sirkuit yang ramah bagi Verstappen, karena sejak dipakai menggelar F1 mulai 2016, dia belum pernah meraih podium. Dia dua kali gagal finis, dan meraih posisi kedelapan (2016) serta keempat (2019).
Baca juga: Bumbu Penyedap Rivalitas Verstappen-Hamilton
Sebaliknya, para pebalap Mercedes mendominasi Baku baik dalam kualifikasi maupun balapan. Nico Rosberg finis terdepan pada 2016, Hamilton pada 2018, dan Bottas pada 2019. Adapun pada 2017, podium tertinggi diraih Daniel Ricciardo saat membela Red Bull.
Catatan itu menjadi perhatian khusus Red Bull menjelang seri Azerbaijan akhir pekan ini. Verstappen menilai, para pebalap Mercedes akan bangkit dan sangat kompetitif di Baku, setelah mengalami balapan kelam di Monte Carlo.
“(Monako) akhir pekan yang sangat bagus, dan saya tidak pernah berdiri di podium sebelumnya, jadi sangat menyenangkan meraih kemenangan. Memimpin klasemen kejuaraan terasa menyenangkan, tetapi kami perlu berada di sana pada akhir balapan pamungkas, itu yang terpenting,” ungkap Verstappen, yang menjadi favorit juara musim ini selain Hamilton.
“Mercedes akan kembali kuat (di Baku). Treknya oke, tetapi bukan favorit saya. Saya tidak pernah berada di podium di sana, jadi ini saatnya mengubah itu. Kita lihat saja, seberapa kompetitif kami. Sekarang kami merasa bagus, dan kami mengawali musim ini dengan bagus. Tetapi kami harus terus berjuang keras karena kami masih memerlukan peningkatan dan melakukan sesuatu dengan lebih baik,” ungkap Verstappen di laman resmi Formula 1.
Red Bull memasuki akhir pekan ini dengan atmosfer positif menyusul performa brilian Verstappen di Monako, sekaligus pengalaman Sergio Perez di Baku. Pebalap asal Meksiko itu dua kali meraih podium di Baku, saat finis di posisi ketiga pada 2016 dan 2018. Dua podium itu diraih Perez saat membela tim Force India yang menggunakan mesin Mercedes. Bahkan pada 2016 dia start dari posisi kedua di belakang Rosberg.
Mercedes akan kembali kuat (di Baku). Treknya oke, tetapi bukan favorit saya. Saya tidak pernah berada di podium di sana, jadi ini saatnya mengubah itu. Kita lihat saja, seberapa kompetitif kami.
Perez yang musim lalu membela Racing Point, belum mendapatkan harmoni terbaik dengan mobil RB16B. Dia sempat mengatakan, memerlukan sekitar lima seri untuk memahami dengan lebih baik mobil barunya itu. Kini, dia telah menyelesakan lima balapan, dan bersiap meraih podium pertamanya bersama Red Bull.
“Saya sangat menantikan Baku. Saya harap kami bisa menjalani kualifikasi dengan sangat baik karena kami telah membuktikan bahwa pace balapan kami berada di antara yang terbaik. Kami hanya perlu memperbaiki hari Sabtu kami (kualifikasi) dan kemudian kami seharusnya baik,” ungkap Perez, masih kesulitan memaksimalkan potensi RB16B untuk mencetak waktu terbaik satu putaran saat kualifikasi.
Pembalasan Mercedes
Balapan F1 seri keenam ini akan menjadi ujian bagi Mercedes untuk menyelesaikan masalah mereka di Monako. Selain kesulitan mencapai suhu optimal ban dalam waktu cepat, mereka juga bermasalah dengan strategi pitstop yang membuat Hamilton kecewa. Mercedes harus berjuang merebut kembali puncak klasemen pebalap dan konstruktor dari Red Bull. Saat ini, Red Bull memuncaki konstruktor dengan 149 poin, unggul satu poin atas tim “Panah Perak”.
“Setiap balapan berbeda, tetapi saya tidak berpikir ini akan lebih buruk atau lebih baik. Ini akan sangat sulit. Saya telah mengatakan di awal, bahwa mereka memiliki mobil juara, dan mereka akan sangat sulit dikalahkan,” ungkap Hamilton.
Baca juga: Kekuatan Red Bull Tersamar di Barcelona
“Saya selalu serius terkait itu sepanjang tahun, dan kami telah memenangi balapan-balapan di mana kami seharusnya tidak menang, seperti di Bahrain, tetapi ini belum berakhir. Jalan yang harus ditempuh masih panjang, kami tidak boleh menyelesaikan akhir pekan seperti ini lagi, Saya bersyukur bisa finis dan meraih poin, lap tercepat, setiap poin yang diraih pada akhir pekan yang buruk seperti ini semoga bisa menghasilkan sesuatu di akhir,” ungkap Hamilton.
Pebalap asal Inggris itu seperti biasa, selalu optimistis bisa bangkit setelah menjelani akhir pekan yang kurang baik. Dia percaya pada tim yang selalu bekerja keras menyelesaikan masalah yang terjadi. “Ada alasan mengapa kami meraih semua gelar juara yang kami miliki, yaitu kami melakukan banyak kesalahan tetapi kami selalu bangkit dengan lebih kuat,” tegas Hamilton, yang mengejar rekor gelar kedelapan juara F1.