Gandeng Mills, Klub Inggris Tranmere Rovers Rilis Kostum Baru
Jelang musim 2021-2021, Tranmere Rovers, klub Liga Dua Inggris, meluncurkan kostum kandang baru hasil dari sayembara desain yang melibatkan pendukung. Kostum itu diproduksi oleh produsen olahraga Indonesia, Mills.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MERSEYSIDE, SABTU — Tranmere Rovers, klub Liga Dua (kasta keempat kompetisi sepak bola) di Inggris, meluncurkan kostum kandang baru untuk musim 2020-2021 yang bekerja sama dengan perusahan produk olahraga asal Indonesia, Mills, Jumat (28/5/2021). Kehadiran Mills di liga itu menjadi debut perusahaan Indonesia sebagai sponsor kostum klub di Eropa.
Peluncuran kostum baru tim berjuluk ”Super White Army” itu dilakukan di markas tim, Stadion Prenton Park, Jumat sore waktu Inggris. Acara itu dihadiri Presiden Tranmere Mark Palios, Chief People Officer Essar—sponsor utama Tranmere—Mark Pennifold, serta Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya Desra Percaya.
Kostum kandang musim depan Tranmere tetap menggunakan warna kebesaran klub, yaitu putih. Kostum dengan corak serupa pernah digunakan pada musim 1995-1996 dan 1997-1998. Musim lalu, kostum Tranmere yang diproduksi apparel asal Jerman, Puma, berwarna putih polos dengan aksen warna biru di pundak.
Selain warna putih, kostum terbaru Tranmere menambahkan dua garis vertikal di bagian dada. Satu garis berwarna hijau, sedangkan garis lainnya berwarna biru. Dua garis itu mengapit logo Essar, sponsor utama klub itu. Corak bergaris vertikal hijau-biru itu juga terdapat di kerah, ujung kedua lengan, sisi kanan celana, dan kaos kaki.
Selain itu, di sisi punggung kostum, terdapat pula tulisan ”SWA” yang merupakan akronim dari julukan klub berusia 137 tahun itu. ”Kostum menampilkan SWA sebagai bentuk pengingat dukungan setia Anda, para pendukung,” bunyi pernyataan resmi Tranmere di laman klub tersebut.
Selain itu, kostum terbaru Tranmere buatan Mills juga mencantumkan logo retro klub yang digunakan klub pada periode 1960-an hingga 1990-an. Logo retro itu berwarna dasar merah, kuning, dan putih. Dalam beberapa musim terakhir, yang dimulai pada musim 2009-2010, logo Tranmere yang terpampang di kostum lebih simpel karena hanya berwarna putih dan biru.
”Kemunculan kembali logo lawas adalah sesuatu yang simbolis. Logo biru dan putih yang digunakan dalam beberapa musim terakhir adalah bentuk penghematan di masa-masa sulit klub. Menurut kami, kembali ke lencana multiwarna yang tradisional adalah wujud pembaruan kepercayaan diri untuk menghadapi masa depan klub,” tutur Palios yang pernah bermain untuk Tranmere pada periode 1983-1985.
Menurut Pennifold, kostum baru Super White Army menghadirkan kesegaran dibandingkan kostum pada musim terdahulu. Ia pun senang, pada musim ketiga kerja sama dengan Tranmere, logo Asser bisa sejajar dengan garis tradisional yang kembali dihadirkan di kostum utama klub itu.
”Kami berharap musim depan akan menjadi era yang sukses bagi klub di dalam maupun luar lapangan,” ucap Pennifold dikutip laman Tranmere.
Pada musim 2020-2021, Tranmere mengakhiri musim reguler di posisi ketujuh. Super White Army pun berhak melaju ke babak playoff untuk memerebutkan satu tiket promosi ke Liga Satu Inggris. Namun, langkah Tranmere terhenti di semifinal playoff karena kalah agregat 2-3 dari Morecambe.
Desain ”fans”
Adapun kostum kandang versi perdana Tranmere bersama Mills merupakan hasil dari desain pendukung klub, yaitu Benjamin Longthorne. Pada Oktober 2020, Tranmere membuka sayembara desain kostum kandang baru.
Kemudian, terpilih empat desain terbaik yang selanjutnya dipilih melalui jajak pendapat oleh para pendukung. Desain final kostum kandang Super White Army disempurnakan oleh Kepala Desainer Kostum Mills Fajar Ramadhan.
Seiring peluncuran kostum baru itu, Tranmere telah membuka penjualan kostum secara daring. Kostum kandang itu dibanderol 45 pounds atau sekitar Rp 913.000.
Dubes Indonesia untuk Britania Raya Desra Percaya, yang menjadi tamu kehormatan klub dalam acara peluncuran itu, dihadiahi kostum baru itu dengan tulisan nama ”Percaya” di punggung serta nomor 2021.
”Sebuah kehormatan berpartisipasi pada peluncuran kostum kandang baru Tranmere yang dibuat perusahaan Indonesia, Mills. Saya berharap ada kolaborasi lebih banyak antara Indonesia dan Inggris Raya di bidang (olahraga) ini,” tulis Desra di akun Instagramnya.
CEO PT Mitra Kreasi Garmen (Mills Sport) Tjhia Kong Hou berterima kasih kepada Tranmere serta Grup Santini, perusahaan asal Indonesia pemilik saham Tranmere, yang memberikan kepercayaan kepada Mills. Grup Santini, yang didirikan pengusaha senior Sofjan Wanandi, membeli saham minoritas klub itu pada September 2019. Lukito Wanandi, anak Sofjan, menjabat sebagai Direktur Tranmere Rovers.
”Kami berharap kerja sama Mills dan Tranmere semakin mengangkat citra produk Indonesia di mata pelaku bisnis internasional,” ucap Tjhia.
Kostum kandang versi perdana Tranmere bersama Mills merupakan hasil dari desain pendukung klub, yaitu Benjamin Longthorne.
Selain kostum kandang, Mills akan meluncurkan kostum tandang dan ketiga untuk Tranmere. Hingga kini, Mills masih melakukan tahap finalisasi untuk desain kostum tandang Super White Army. Tranmere mengenakan kostum tandang berwarna hitam pada musim 2020-2021.
Sejak resmi menjadi penyedia kostum dan perlengkapan tim nasional Indonesia pada 2020, Mills telah masif mendukung sejumlah klub di Tanah Air. Mills menjadi penyedia kostum untuk dua tim Liga 1, yaitu Bhayangkara Solo dan Bali United; serta tiga tim Liga 2, yakni Dewa United, Sulut United, dan PSG Pati.