Lifter muda Indonesia, Rizki Juniansyah, berhasil menjadi juara dunia, merebut tiga emas, sekaligus memecahkan tiga rekor dunia yunior kelas 73 kilogram dalam Kejuaraan Dunia Yunior Angkat Besi di Tashkent, Uzbekistan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
TASHKENT, KAMIS — Setelah lifter putri Windy Cantika Aisah menjadi juara dunia dan meraih tiga emas kelas 49 kilogram pada hari pertama Kejuaraan Dunia Yunior Angkat Besi 2021 di Tashkent, Uzbekistan, Minggu (23/5/2021), lifter putra Rizki Juniansyah turut mencatat hasil serupa di kelas 73 kg pada hari terakhir kejuaraan, Rabu (26/5/2021) malam. Tak tanggung-tanggung, Rizki sekaligus memecahkan tiga rekor dunia yunior dalam kejuaraan tahunan tersebut.
Lifter asal Banten berusia 18 tahun itu meraih emas pada angkatan snatch seberat 155 kg, sekaligus mempertajam rekor dunia sebelumnya atas nama lifter Amerika Serikat, Cunming JS Clarence, seberat 154 kg, yang diciptakan di La Habana pada 2019. Di angkatan clean and jerk, Rizki meraih emas setelah mengangkat beban 194 kg, yang memecahkan rekor dunia milik Clarence dengan 193 kg.
Dengan hasil itu, Rizki mencatat total angkatan 349 kg, yang lagi-lagi mematahkan rekor dunia milik Clarence dengan 347 kg. Semua angkatan terbaik di snatch dan clean and jerk itu dilakukannya di kesempatan terakhir masing-masing nomor.
”Luar biasa Rizki. Dia berhasil membuktikan prestasinya dan mampu menjadi rising star dengan tiga rekor dunia,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Hadi Wihardja dalam keterangan tertulis, Rabu malam.
Medali perak untuk angkatan snatch diraih lifter Rusia, Gevorg Serobian, dengan 143 kg, sedangkan perunggu didapat lifter India, Achinta Sheuli, dengan 141 kg. Adapun perak untuk angkatan clean and jerk diraih lifter Kazakhstan, Saikhan Taisuyev, dengan 175 kg dan perunggu direbut lifter Italia, Fabrizio Veglia, dengan 172 kg. Untuk total angkatan, perak diraih Sheuli dengan 313 kg dan perunggu didapat Serobian dengan 308 kg.
Rahmat belum berhasil
Di kelas 73 kg, Rizki turut bertarung dengan rekan senegaranya, Rahmat Erwin Abdullah. Namun, dalam kesempatan itu, Rahmat tidak terjun dalam perburuan medali, melainkan sebagai undangan khusus untuk mengumpulkan poin guna mendapatkan tiket ke Olimpiade Tokyo.
Sayangnya, dia kemungkinan gagal menyusul Cantika yang sukses mengunci tiket ke Olimpiade musim panas edisi ke-32 itu seusai menjadi juara dunia dan merengkuh tugas emas kelas 49 kg putri Kejuaraan Dunia Yunior.
Pada kejuaraan kali ini, Rahmat mencatat angkatan snatch 143 kg, clean and jerk 188 kg, dan total angkatan 331 kg. Dengan begitu, lifter asal Sulawesi Selatan itu belum bisa menambah poin untuk kualifikasi Olimpiade karena gagal memperbaiki rekor total angkatan dari Kejuaraan Asia di Tashkent, 23 April, yang mencapai 335 kg.
”Semoga perhitungan poin ke depan akan lebih baik (ada kejutan) karena masih menunggu hasil kejuaraan di Afrika yang bersamaan dengan Kejuaraan Dunia Yunior kali ini. Kami (masih) menunggu sampai awal Juni, jadwal pengumuman ranking dunia IWF (penentuan yang lolos ke Olimpiade),” ungkap Hadi.
Secara keseluruhan, dalam Kejuaraan Dunia Yunior ini, tim Indonesia meraih enam medali emas dan tiga perunggu. Selain enam emas yang diboyong Cantika dan Rizki, perunggu diraih lifter putri Juliana Klarisa di kelas 55 kg pada angkatan clean and jerk dengan 105 kg, Nelly di kelas 59 kg dengan angkatan clean and jerk 110 kg, serta Restu Anggi di kelas 64 kg dengan angkatan clean and jerk 114 kg.