Sirkuit Mugello menjadi momok bagi Jack Miller setelah empat kali gagal finis dari lima penampilan kelas MotoGP. Akhir pekan ini, berbekal dua kemenangan beruntun, Miller bertekad mengakhiri catatan muram di Mugello.
Oleh
Agung Setyahadi
·4 menit baca
FLORENCE, KAMIS — Jack Miller menuju Sirkuit Mugello berbekal optimisme tinggi buah dua kemenangan beruntun di Jerez dan Le Mans serta perpanjangan kontrak hingga 2022 dengan tim pabrikan Ducati. Pebalap asal Australia itu bertekad mengakhiri catatan muram di Mugello, di mana pencapaian terbaiknya hanya posisi ke-15 pada musim 2017. Sementara dalam empat penampilan lain, Miller selalu gagal finis.
Catatan muram itu menjadi penyeimbang bagi Miller sehingga tidak terlalu terlena oleh dua kemenangan beruntun yang diraih di Jerez dan Le Mans. Pebalap tim pabrikan Ducati itu juga memiliki beban lain, yaitu menjaga dominasi Ducati di Mugello. Dalam tiga seri sebelumnya, pebalap pabrikan Ducati selalu finis terdepan, yaitu Andrea Doviziozo (2017), Jorge Lorenzo (2018), dan Danilo Petrucci (2019). Mugello tidak menggelar balapan pada 2020 karena pandemi Covid-19.
Miller menjadikan semua itu sebagai pengendali emosi untuk menjaga momentum positif yang dia miliki. Selain kepercayaan diri yang meningkat drastis, Miller juga merasa Desmosedici GP21 merupakan motor terbaik Ducati yang pernah dia pacu. Miller memacu Desmosedici sejak 2018 saat begabung dengan tim satelit Pramac Racing. Sebelumnya, dia membela LCR Honda pada 2015, dan EGS 0,0 Marc VDS yang juga menggunakan mesin Honda pada 2016-2017.
Miller meraih kemenangan pertama dalam ajang MotoGP di Sirkuit Assen pada 2016 saat balapan dalam kondisi basah. Kemenangan kedua baru diraih musim ini di Sirkuit Jerez Angel Nieto saat trek kering, disusul kemenangan ketiga di Le Mans dalam kondisi trek hujan dengan balapan flag-to-flag.
”Saya meraih kemenangan yang pertama lima tahun lalu dan kemudian saya harus menunggu. Namun, tidak, saya merasa seperti telah mengakhiri kemarau, atau paling tidak saya tidak terlalu memikirkan itu saat ini,” katanya.
Menurut Miller, dirinya adalah satu-satunya pebalap Ducati yang memenangi balapan saat ini. ”Yang pertama adalah yang tersulit. Saya yakin Pecco (Francesco Bagnaia) akan meraih kemenangan pertamanya. Dia menunjukkan pada kita, dia memiliki kecepatan yang sangat tinggi dan saya pikir Johann (Zarco) juga sama,” kata Miller.
”Tidak ada peluang yang terlalu besar. Para pebalap Yamaha telah memenangi tiga balapan dan saya dua balapan terakhir. Jadi, belum ada seorang pun yang benar-benar memiliki peluang (besar),” ujarnya.
Persaingan musim ini berlangsung antara para pebalap Ducati dan Yamaha. Pebalap kedua tim mendominasi podium hingga seri kelima. Selain mereka, hanya sekali pebalap pabrikan lain yang finis di podium, yaitu juara bertahan Joan Mir (tim Suzuki Ecstar). Persaingan podium kembali bergulir akhir pekan ini di Mugello, 28-30 Mei.
”Setelah hampir dua tahun, kita kembali ke Mugello, dan saya sangat gembira. Grand Prix Italia merupakan balapan kandang bagi tim kami dan ini selalu menjadi trek istimewa,” ujar Miller dikutip Crash.
Miller mengatakan akhir pekan ini akan terasa sangat berbeda tanpa para penggemar di tribune. ”Namun, saya yakin bahwa semua pendukung Ducati akan menyemangati kami dari rumah,” lanjut pebalap peringkat keempat klasemen dengan 64 poin itu.
”Setelah memenangi dua balapan terakhir, saya sangat termotivasi dan saya bertekad menjaga momentum itu terus bergulir. Saya tidak sabar kembali ke lintasan akhir pekan ini,” ungkap Miller.
Miller dan rekan setimnya, Bagnaia, menjadi andalan Ducati untuk menjaga dominasi tim asal Italia itu di Mugello. Bagnaia sejauh ini konsisten tampil dalam performa tinggi, hingga dia sempat memimpin klasemen setelah balapan di Jerez. Dia kini berada di posisi kedua dengan 79 poin, hanya terpaut satu poin dari pemuncak klasemen sementara Fabio Quartararo (Yamaha).
”Grand Prix Italia merupakan balapan kandang kami dan berlangsung di Mugello, salah satu trek favorit saya. Ini akan menjadi yang pertama bagi saya mengenakan warna resmi tim Ducati Lenovo dan itu lebih memotivasi saya,” ujar Bagnaia.
Menurut Bagnaia, pada beberapa balapan terakhir, motor Desmosedici GP selalu menunjukkan performa sangat bagus. Di sisi lain, Sirkuit Mugello adalah trek yang sangat sesuai dengan spesifikasi teknik motor Desmosedici.
”Kita akan lihat bagaimana balapan ini berlangsung, tetapi saya yakin dan percaya diri kami bisa meraih hasil balapan yang bagus,” pungkas pebalap yang akrab disapa Pecco itu.
Saya yakin dan percaya diri kami bisa meraih hasil balapan yang bagus.
Selain Miller dan Pecco, pemacu Ducati lain yang sudah meraih podium musim ini adalah pebalap Pramac Racing, Johann Zarco. Mereka bersaing dengan para pebalap Yamaha yang juga sudah meriah podium, yaitu Quartararo, Maverick Vinales, dan Franco Morbidelli. Pebalap tim pabrikan lain yang meraih podium hanya andalan Suzuki, Joan Mir.
Mugello memiliki karakter trek yang sangat cepat, dengan trek lurus sepanjang 1,141 kilometer yang dikombinasikan dengan tikungan-tikungan kecepatan tinggi. Empat chicane di Mugello juga didesain bisa dilewati dengan kecepatan tinggi. Adapun beberapa tikungan lambat memiliki trek lebar sehingga membuka variasi racing line.