Solskjaer dalam perjalanan menuju trofi pertama sebagai manajer untuk MU. Dia percaya tanggal 26 Mei, dengan segala sejarah indah masa lalu, ditakdirkan sebagai hari baik bagi ”Setan Merah”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
GDANSK, RABU — Sebagai orang Norweigia, Ole Gunnar Solskjaer adalah sosok yang percaya dengan takhayul ”hari baik”. Hal itu menjadi genggaman sang manajer Manchester United tersebut jelang final Liga Europa, Rabu (26/5/2021) waktu setempat. Dia meyakini tanggal yang sama dengan ulang tahun legenda MU Sir Matt Busby tersebut, bukan sekadar kebetulan, melainkan pertanda nasib baik.
Busby adalah salah satu manajer paling berpengaruh dalam sejarah ”Setan Merah”, selain Sir Alex Ferguson. Dia melatih MU selama 23 tahun (1945-1969), menghasilkan berbagai gelar, termasuk kompetisi Eropa yang sekarang bernama Liga Champions.
Kebetulan laga final nanti bertepatan dengan hari ulang tahun sang mendiang, yang lahir pada 26 Mei 1909. Solskjaer pun merasa kesamaan ini merupakan sebuah penunjuk untuk skuadnya. Meski agak berbau takhayul, dia memercayai hal tersebut.
”Ketika itu berbau positif, Anda berpikir itu akan menjadi keuntungan untuk Anda. Saya pikir ini akan menjadi pertanda baik untuk kami, tetapi pemain tetap harus melakukan tugasnya. Mungkin kami bisa menghormati hari ulang tahun Sir Matt dengan gelar juara,” kata Solskjaer kepada The Guardian.
Manajer MU ini percaya dengan mitos yang sudah menjadi budaya di negaranya. ”Ulang tahun istri saya tanggal 26, kami menikah juga tanggal 26. Jadi, saya percaya dengan takdir atau skjebne (dalam bahasa Norweigia). Itu adalah angka yang spesial untuk kami dan keluarga,” ucapnya.
Jika kembali ke belakang, Solskjaer saat masih menjadi pemain juga punya kenangan istimewa pada tanggal tersebut. Tepatnya pada 26 Mei 1999. Dia membawa MU juara Liga Champions atas Bayern Muenchen lewat gol kemenangan di detik akhir pertandingan.
Pertandingan yang dimenangkan 2-1 oleh MU itu merupakan salah satu kisah paling dramatis dalam sejarah sepak bola modern. ”Setan Merah” bangkit dari kekalahan seusai tertinggal 0-1 sampai menit ke-90.
Solskjaer berharap kisah ketika masih menjadi penyerang MU tersebut bisa terulang. Andai menang atas Villarreal di Stadion Energa, Gdansk, Polandia, Kamis dini hari WIB, dia akan meraih trofi pertamanya sebagai pelatih untuk MU.
”Kami telah memainkan lima final di Eropa. Kami kalah dua kali dari Barcelona (2009 dan 2011) di final Liga Champions. Malam ini akan sangat berarti untuk kami. Ini akan menjadi batu loncatan untuk sesuatu yang besar pada masa mendatang. Tim ini punya masa depan cerah dengan skuad muda setelah melalui masa transisi sulit selama beberapa musim terakhir,” tutur manajer berusia 48 tahun itu.
Di sisi lain, MU juga membawa jimat keberuntungan ke Gdansk. Manajer yang sudah mengantarkan puluhan trofi ke Old Trafford, Ferguson, ikut berangkat bersama skuad menuju Polandia. Ferguson akan turut menonton langsung laga tersebut.
”Kami tahu Sir Alex bersama kami. Kami juga tanggal 26 merupakan ulang tahun Sir Matt. Namun, hal terpenting para pemain bisa menunjukkan, mereka bisa memenangi trofi. Mereka harus bisa menerima tantangan untuk menjadi yang terbaik karena ini adalah tim terbaik di dunia. Mereka sudah siap untuk itu, tidak mungkin mereka di tim ini jika bukan seorang pemain hebat,” kata Solskjaer.
Bruno Fernandes dan rekan-rekan datang ke final nyaris dengan kekuatan penuh. Kapten tim Harry Maguire tetap didaftarkan ke dalam skuad meski sempat cedera engkel dan absen dalam beberapa laga terakhir. Penyerang andalan Anthony Martial tidak disertakan karena baru kembali dari cedera.
Solskjaer tampaknya butuh hari yang benar baik untuk mengalahkan Villarreal sebab tim lawan dilatih Unai Emery. Tidak ada yang lebih beruntung dibandingkan dengan Emery ketika berbicara tentang Liga Europa. Emery telah memenangi tiga trofi dalam empat final kompetisi kasta kedua Eropa tersebut. (AP/REUTERS)