Pengujung Manis "Dongeng" Aguero di Manchester City
Jika diibaratkan dongeng, Sergio Aguero adalah tokoh protagonis Manchester City, namun antagonis untuk United. Perjalanan salah satu aktor utama Liga Inggris dalam satu dekade terakhir itu telah mencapai babak akhir.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, SENIN - Segala sesuatu pasti ada akhirnya. Begitu pula kisah Sergio Aguero (32) bersama Manchester City dalam satu dekade terakhir. Striker paling berpengaruh dalam sejarah klub itu telah memainkan laga terakhirnya di Stadion Etihad dan Liga Inggris.
Aguero disambut bak raja dalam penampilan terakhirnya di liga itu, Minggu (23/5/2021). Dia mendapatkan guard of honour dari para pemain City dan Everton ketika memasuki lapangan. Sekitar 10.000 penonton, yang kembali diizinkan masuk stadion, menyanyi dan menyoraki namanya dari tribune stadion.
Sang striker 32 tahun membalas sambutan mewah itu dengan sumbangan dua gol ke gawang Everton. Tampil dari bangku cadangan, Aguero melengkapi kemenangan telak City atas tim tamu, 5-0.
Gol-golnya itu menjadi salam perpisahan Aguero untuk City dan Liga Inggris. Setelah membela klub itu selama 10 musim, ia akan pergi. Kontraknya habis pada akhir musim ini.
Tak pelak, suasana riang dalam perayaan gelar juara City di Liga Inggris itu berubah sendu ketika satu persatu anggota tim ”The Citizens” memberikan pelukan dan salam perpisahan untuk sang bomber legendaris.
”Kami sangat mencintainya. Dia orang yang sangat spesial untuk kami semua. Dia banyak membantu saya dalam pekerjaan ini,” tutur Manajer Manchester City Pep Guardiola yang menghela napas berkali-kali karena terlalu emosional.
Air mata Guardiola
Manajer yang lihai menjawab pertanyaan wartawan itu mendadak sulit berucap. Air mata pun mendahului perkataannya.
”Kami tidak akan pernah bisa menggantikannya di tim ini. Tidak akan bisa. Ada beberapa pemain yang merupakan jantung tim ini. Dia salah satunya. Dia meninggalkan warisan hebat,” ungkap Guardiola yang selama ini dikenal sebagai sosok yang dingin, bak robot.
Aguero memberikan lima gelar juara Liga Inggris untuk City selama pengabdiannya. Perjalanan pemain Argentina itu sangat epik karena bisa menghadirkan trofi liga pada musim pertama (2011-2012) dan terakhirnya (2020-2021).
Di antara seluruh kejayaannya, Aguero paling mengingat trofi liga perdananya, juga yang pertama bagi City di era Liga Primer Inggris. ”Saya tidak tahu apa pun ketika pertama kali tiba. Saya hanya cadangan dari Atletico Madrid. Jadi, trofi pertama itulah yang terpenting bagi saya,” kata Aguero yang menjadi penentu gelar juara City saat itu melalui gol dramatisnya pada menit ke-95 laga versus Queen Park Rangers.
Salah satu yang paling dikenang dari momen golnya itu adalah komentar Martin Tyler, pemandu jalannya laga di televisi. Tyler, yang emosional, langsung berteriak,” Aguerooo! Saya bersumpah, Anda tidak akan pernah melihat hal seperti ini lagi dalam hidup. Jadi, nikmatilah.”
Komentar paling emosional
Ungkapan Tyler kini menjadi salah satu komentar paling emosional dalam sejarah sepak bola. Levelnya menyamai komentar pembawa acara asal Uruguay, Victor Hugo Morales, yang menggila setelah gol indah Diego Maradona di Piala Dunia 1986.
Itulah awal dari "dongeng" indah Aguero. Dongeng itu menjadikan sang striker yang hampir pasti pindah ke Barcelona FC itu sebagai sosok pahlawan di City, sekaligus antagonis untuk Manchester United. Berkatnya, peta persaingan di Kota Manchester berubah drastis, dewasa ini.
Tidak mudah berada dalam satu klub selama 10 tahun. Akan sangat sulit meningalkan tim ini. Tempat ini akan selalu menjadi rumah saya. (Sergio Aguero)
City dikenal sebagai tim pecundang sebelum Aguero datang. “The Citizens” tidak pernah juara setelah liga berganti nama pada 1992. Manajer legendaris MU, Sir Alex Ferguson, sampai menyebut mereka sebagai tetangga yang berisik. Sebab, mereka hanya punya keahlian menggunjingkan prestasi MU.
Aguero mengubah predikat buruk itu dalam satu dekade ke belakang. Harkat City terangkat dengan total 15 trofi, termasuk juara Piala FA dan Piala Liga. Bahkan, golnya ke gawang QPR juga berdampak langsung terhadap hilangnya gelar juara MU yang sempat sudah di depan mata.
Rekor gol terbanyak
Dongeng itu ditutup dengan indah. Berkat penampilan terakhirnya, Aguero sukses memecahkan rekor sebagai pemain dengan gol terbanyak, 184 gol, untuk satu klub di Liga Primer. Dia melampaui rekor Wayne Rooney (183 gol). Dia pantas dinobatkan sebagai pemain paling berpengaruh selama satu dekade ini.
Gelandang City, Kevin de Bruyne, berkata, Aguero merupakan striker terhebat yang pernah ditemuinya. “Sayang, dia banyak cedera dalam dua tahun terakhir. Tetapi, itu tidak mengubah kualitasnya. Anda bisa melihatnya tadi. Dia telah mengubah sejarah klub ini. Kami akan merindukannya,” ucapnya.
Bagi publik Manchester, Aguero mungkin bukan sosok Tuhan seperti anggapan kebanyakan warga Catalunya (Spanyol) dan Argentina terhadap Lionel Messi. Namun, Aguero merupakan sosok yang tidak akan terlupakan dalam sejarah kota itu, sampai generasi selanjutnya.
“Tidak mudah berada dalam satu klub selama 10 tahun. Akan sangat sulit meningalkan tim ini. Tempat ini akan selalu menjadi rumah saya," ujar Aguero penuh emosi. (AP/REUTERS)