Juara Perancis Terbuka 2019, Simona Halep, terpaksa absen di Roland Garros karena cedera otot betis. Absennya Halep, tiga kali finalis Perancis Terbuka, akan mengurangi tingkat persaingan tunggal putri.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
CONSTANTA, JUMAT — Sembilan hari menjelang persaingan petenis dunia di Roland Garros, Paris, Perancis, juara tunggal putri Perancis Terbuka 2018, Simona Halep, mengundurkan diri. Persaingan jagoan lapangan tanah liat tunggal putri pun berkurang dengan absennya petenis putri peringkat ketiga dunia tersebut.
Halep mengumumkan tak akan bertanding di Roland Garros melalui akun media sosialnya pada Jumat (21/5/2021). Dia tak akan berebut gelar bersama Serena Williams, Ashleigh Barty, dan juara bertahan Iga Swiatek karena cedera betis kaki kiri.
”Dengan berat hati saya mengumumkan mundur dari Roland Garros tahun ini. Robekan di betis kiri ini membutuhkan waktu untuk pulih dan jarak waktu (dengan Perancis Terbuka) terlalu pendek. Mundur dari Grand Slam bertentangan dengan keinginan saya sebagai atlet, tetapi ini satu-satunya keputusan yang harus dibuat,” ujar Halep.
Otot betis kaki kiri Halep robek ketika ia tampil dalam salah satu turnamen pemanasan Perancis Terbuka, WTA 1000 Roma, pekan lalu. Dia mundur saat bertanding melawan Angelique Kerber pada laga babak kedua dalam posisi unggul, 6-1, 3-3.
Halep adalah salah satu jagoan tunggal putri di lapangan tanah liat dan termasuk favorit juara di Roland Garros. Persentase kemenangan dari turnamen WTA 1000, Grand Slam, Piala Billie Jean King (dulu Piala Fed), dan Olimpiade di lapangan tanah liat adalah 73 persen, lebih tinggi daripada di lapangan keras (68 persen) dan lapangan rumput (71 persen).
Persentase kemenangan di Grand Slam Perancis Terbuka (76 persen) juga lebih baik dibandingkan dengan Australia Terbuka (72 persen), Wimbledon (75 persen), dan AS Terbuka (63 persen). Di Roland Garros, Halep meraih satu gelar dari tiga final. Dalam dua final lainnya, dia kalah dari Maria Sharapova pada 2014 dan Jelena Ostapenko (2017).
Pesaing Barty
Tanpa petenis berusia 29 tahun itu, persaingan kandidat juara tunggal putri di Roland Garros, 30 Mei-13 Juni, pun berkurang. Halep seharusnya menjadi pesaing berat bagi petenis nomor satu dunia, Barty, yang tampil baik pada rangkaian turnamen pemanasan Perancis Terbuka. Dia menjuarai WTA Stuttgart dan mencapai final WTA 1000 Madrid.
Dengan berat hati saya mengumumkan mundur dari Roland Garros tahun ini. Robekan di betis kiri ini membutuhkan waktu untuk pulih dan jarak waktu terlalu pendek.
Kandidat lain adalah Swiatek, petenis muda Polandia yang pekan lalu menjadi juara di Roma dan datang ke Paris sebagai juara bertahan. Ada pula Aryna Sabalenka, juara WTA 1000 Madrid.
Adapun Serena, meski tak tampil baik dalam ajang pemanasan dan menjadi tunggal putri tertua di Perancis Terbuka, tetap tak bisa dipandang sebelah mata. Petenis yang akan berusia 40 tahun pada 26 September itu setidaknya bisa menjadi sandungan bagi petenis lain dalam persaingan terbuka tunggal putri.
Pelatih Serena, Patrick Mouratoglou, mengatakan, Serena perlu bekerja keras di Roland Garros. ”Menurut saya, Roland Garros adalah yang terberat karena dia harus berada dalam kondisi fisik terbaik,” ujarnya.
Dalam statistik pertemuan, Halep juga unggul atas para jagoan tanah liat itu, seperti 3-1 dengan Barty, 3-2 atas Sabalenka, dan menang 2-1 atas Swiatek. Akan tetapi, cedera betis kiri membuat petenis yang pernah berada di puncak peringkat dunia pada 2017 itu absen di Roland Garros untuk pertama kalinya sejak 2009.
”Berpikir tak akan berada di Paris membuat saya sedih. Namun, saya akan memfokuskan energi untuk pemulihan, tetap berpikir positif, dan berusaha kembali ke lapangan secepat mungkin. Saya akan kembali ke Roland Garros 2022,” kata Halep. (AFP/AP)