Benzema Wujudkan ”Trisula Maut” di Timnas Perancis
Striker Karim Benzema menjadi perwujudan ambisi besar timnas Perancis menguasai dunia dan Eropa. Kembalinya Benzema, setelah nyaris enam tahun ”diasingkan”, melengkapi trisula maut ”Les Bleus” di Piala Eropa 2020.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
PARIS, RABU — Publik sepak bola dunia sejagat, khususnya di Perancis, tersentak kabar dipanggilnya striker Karim Benzema ke tim nasional sepak bola Perancis yang dipersiapkan untuk Piala Eropa 2020. Benzema ibarat pisau bermata dua. Ia penuh kontroversi, tetapi juga menjanjikan ”segitiga emas” yang terakhir kali dimiliki timnas Perancis pada zaman terhebatnya, dua dekade silam.
”Kejutan dari sang juru taktik!” bunyi judul halaman depan L\'Equipe, surat kabar ternama Perancis, edisi Rabu (19/5/2021), menyambut kabar kembalinya striker Real Madrid itu ke ”Les Bleus”, julukan timnas Perancis.
Nama Benzema masuk dalam daftar 26 pemain yang akan dibawa Pelatih Perancis Didier Dechamps ke Piala Eropa 2020, turnamen yang akan dimulai 11 Juni mendatang. Padahal, Benzema pernah dimasukkan dalam ”daftar hitam” oleh Deschamps, pelatih yang membawa Perancis menjuarai Piala Dunia Rusia 2018.
Pada November 2015, Benzema ditahan Kepolisian Perancis karena diduga memeras rekan setimnya, Mathieu Valbuena, terkait video rekaman seks. Benzema membantahnya. Namun, desakan agar ia ditendang dari ”Les Bleus” telanjur mengalir deras, termasuk dari Perdana Menteri Perancis saat itu, Manuel Valls. Untuk menjaga stabilitas tim, Deschamps batal memakai jasanya di Piala Eropa Perancis 2016.
Benzema, yang kesal, lantas menumpahkan unek-uneknya. Ia menyebut Deschamps sebagai pengecut. ”Dia (Deschamps) membungkuk pada tekanan yang menjadi bagian rasialisme di Perancis,” tukas Benzema, pemain berdarah Aljazair yang enggan menyanyikan lagu kebangsaan Perancis setiap kali tampil membela negaranya itu.
Dianggap lancang
Tersinggung dengan pernyataan tersebut, Deschamps menyatakan tidak akan pernah memanggil kembali Benzema. ”Meskipun telah lama berlalu, saya tidak bisa melupakannya. Tidak pernah. Komentar semacam itu terlalu lancang dan memengaruhi kehidupan saya dan keluarga,” ujarnya dikutip RTL, Januari 2021.
Namun, waktu terbukti ampuh menyembuhkan kemarahan sehebat apa pun. Deschamps tidak bisa mengingkari fakta bahwa Benzema, meskipun kini telah berusia 33 tahun, adalah striker yang masih sangat tajam. Dua musim terakhir, ia tampil menawan bersama Real dan membawa klubnya itu juara Liga Spanyol pada musim lalu. Saat itu, koleksi golnya (21 gol) hanya kalah dari bintang Barcelona, Lionel Messi (25 gol).
Musim ini, penampilan apiknya berlanjut. Ia telah mengemas 29 gol di sejumlah kompetisi untuk Real. Ia membantu Real menjaga peluang mempertahankan trofi Liga Spanyol. Real saat ini hanya tertinggal dua poin dari Atletico Madrid, pemuncak klasemen sementara Liga Spanyol. Kedua tim tersebut akan bersaing habis-habisan pada pekan pamungkas liga itu, akhir pekan ini.
Ia fenomenal akhir-akhir ini. Dia mau tampil lebih baik. Hal itu sangat penting. (Zinedine Zidane)
Berkat konsistensinya, Benzema—yang telah menorehkan 27 gol dari 81 penampilan untuk Perancis—menyabet penghargaan pemain terbaik Perancis nondomestik untuk dua musim terakhir. Tidak pelak, sulit bagi Deschamps menolak godaan memanggil Benzema, apalagi ada regulasi baru dari Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) yang memperluas ruang skuad tim di Piala Eropa 2020, yaitu dari 23 menjadi 26 pemain per tim.
”Saya memiliki situasi sulit dengan sejumlah pemain lainnya, bukan hanya dia (Benzema). Namun, tim Perancis bukan milik saya. Perancis di atas segalanya. Hal terpenting saat ini adalah ia kembali,” ujar Deschamps tentang alasannya memanggil kembali Benzema, dikutip media Spanyol, Marca.
Kehadiran Benzema bakal menambah daya serang Perancis. Marca menyebut, lini serang Perancis bakal menjadi yang paling menakutkan di Piala Eropa 2020. Benzema bakal melengkapi ”trisula maut” Perancis bersama Antoine Griezmann dan Kylian Mbappe.
Maka, Piala Eropa 2020 juga sekaligus akan menjawab rasa penasaran publik tentang duet Mbappe dan Benzema. Mbappe, pemain termahal kedua di dunia yang saat ini dimiliki Paris Saint-Germain, santer dikabarkan akan pindah ke Real Madrid pada akhir musim ini.
Dia (Giroud) adalah gokar, sementara saya (mobil) Formula 1. (Karim Benzema)
Adapun L\'Equipe menyebut, Benzema melengkapi ”segitiga emas” impian di tim Perancis. ”Perancis bakal lebih hebat bersama Benzema. Akan lebih mudah jika kami memiliki banyak talenta cerdas dan berkualitas,” ujar Deschamps.
Kebijakan Deschamps, yang terus menambah amunisi timnya, serupa dilakukan Perancis pada era keemasannya, dua dekade lalu. Menjelang Piala Eropa 2000 di Belgia dan Belanda, pelatih Perancis saat itu, Roger Lemerre, tiba-tiba memanggil Nicolas Anelka yang ketika itu juga membela Real Madrid.
Padahal, ”Les Bleus” saat itu telah memiliki barisan penyerang mengerikan yang telah mengantarkan mereka menjadi juara dunia pada 1998 di Perancis. Para penyerang yang disebut ”segitiga emas” itu adalah Thierry Henry, David Trezeguet, dan Zinedine Zidane. Adapun Deschamps menyandang kapten tim Perancis saat itu. Hasilnya, Perancis juara Piala Eropa 2000. Itulah kali terakhir mereka menjadi juara Eropa.
Penuh kontroversi
Namun, tidak mudah ”menjinakkan” Benzema. Kontroversi selalu menyertainya karena karakternya yang meledak-ledak dan ceplas-ceplos. Ia tidak akur dengan striker ”Les Bleus” lainnya, Olivier Giroud. ”Dia (Giroud) adalah gokar, sementara saya (mobil) Formula 1,” ungkap Benzema berseloroh di akun Instragramnya, beberapa waktu lalu.
Konflik internal dan ketidakmampuan mengelola pemain pernah membuat ”Les Bleus” hancur, yaitu saat ditangani pelatih berkarakter keras lainnya, Raymond Domenech. Mereka kandas dini di Piala Eropa Austria-Swiss 2008 dan Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Deschamps telah belajar dari pengalaman buruk itu. Ia telah mendengarkan pendapat dari Zidane, mantan rekan setimnya di Perancis yang kini melatih Real Madrid. ”Hal terpenting adalah memahami Benzema. Ia fenomenal akhir-akhir ini. Dia mau tampil lebih baik. Hal itu sangat penting,” ujar Zidane.