Gebuk MU, Liverpool Punya Kans Besar Lolos ke Liga Champions
Peluang Liverpool untuk tampil di Liga Champions musim depan masih terbuka setelah mengalahkan Manchester United, 4-2. Namun, kemenangan itu dinodai sikap tidak sopan Sadio Mane kepada manajernya, Juergen Klopp.
MANCHESTER, JUMAT — Liverpool menjaga peluang untuk mengakhiri musim ini di empat besar Liga Inggris sekaligus meraih tiket Liga Champions Eropa musim depan.
Kemenangan 4-2 atas Manchester United dalam laga tunda pekan ke-34, Jumat (14/5/2021) dini hari WIB, di Stadion Old Trafford, membuat ”Si Merah” hanya berjarak empat poin dari Chelsea, yang menghuni peringkat keempat, dengan tiga laga tersisa.
Liverpool akan menjalani tiga pertandingan terakhir musim ini melawan tiga tim medioker. Mereka adalah West Bromwich Albion, Burnley, dan Crystal Palace. Untuk berpartisipasi di Liga Champions, Liverpool harus menyapu bersih tiga laga itu dengan kemenangan.
Klopp mengatakan, ketiga lawan itu memang memiliki kualitas di bawah Liverpool. Akan tetapi, ada faktor nonteknis yang membuat ketiga tim itu tidak bisa dianggap sebelah mata.
West Bromwich Albion, lanjutnya, akan bermain tanpa beban karena telah dipastikan terdegradasi. Demikian juga Burnley dan Palace, yang tampil tanpa tekanan setelah memastikan diri bertahan di Liga Primer musim depan.
”Kami benar-benar akan menghadapi laga-laga berat. Kami harus memenangi semua pertandingan karena seri pun akan terasa seperti kalah dan hal itu akan menjauhkan kami dari Liga Champions,” kata Klopp dilansir laman resmi Liverpool FC.
Baca juga : MU Kalah, City Segel Gelar Liga Ketujuh
Wajib sapu bersih
Selain wajib menyapu bersih tiga pertandingan pemungkas, Liverpool juga perlu berharap dua tim di atas mereka, Leicester City dan Chelsea, tidak menyapu bersih dua laga tersisa dengan kemenangan. Peluang Liverpool cukup besar karena Leicester dan Chelsea akan bersua dalam laga pekan ke-37, Rabu (19/5), di Stadion Stamford Bridge.
Liverpool bisa berharap pertemuan kedua tim itu berakhir imbang atau Leicester bisa mengalahkan Chelsea. Andai Chelsea gagal meraih dua kemenangan di dua laga terakhir musim ini, ”Si Merah” berpeluang mengudeta posisi Chelsea yang berada di posisi keempat.
Pasalnya, apabila Chelsea hanya meraih empat poin di dua laga terakhir, ”Si Biru” akan mengakhiri musim ini hanya dengan 68 poin. Sementara Liverpool bisa mengumpulkan maksimal 69 poin dengan kemenangan di tiga laga terakhir.
Chelsea akan menutup Liga Inggris musim 2020-2021 dengan laga tandang ke markas Aston Villa, Stadion Villa Park. Adapun Leicester akan menghadapi Tottenham Hotspur pada laga penutup musim ini.
Mantan gelandang Liverpool, Don Hutchinson, menilai Liverpool punya kans besar untuk lolos ke Liga Champions. Dua tim di atas ”Si Merah” akan menjalani laga sulit yang berpeluang tergelincir dan gagal mendapatkan kemenangan.
”Liverpool tentu akan melihat dua laga terakhir Chelsea dan Leicester. Leicester, misalnya, akan menjalani dua laga berat. Jadi, saya pikir kejutan dan perubahan posisi di empat besar masih sangat terbuka,” kata Hutchinson kepada BBC.
Baca juga : Presensi Cavani Sungguh Berarti
”Roller coaster” Philips
Pada laga itu, bek Liverpool, Nathaniel Phillips, menunjukkan penampilan layaknya sebuah roller coaster di Old Trafford. Kesalahan Phillips dalam mengantisipasi sepakan gelandang serang MU, Bruno Fernandes, membuat bola justru mengarah ke dalam gawang sendiri. Beruntung, gol itu tidak dicatat sebagai gol bunuh diri Phillips.
Setelah gol MU itu, Phillips seakan tampil dengan motivasi besar untuk membalas kekeliruannya itu. Phillips sempat membantu ”Si Merah” mendapat penalti setelah dirinya berduel dengan bek MU, Eric Bailly, pada menit ke-27. Namun, penalti itu dianulir wasit Anthony Taylor setelah menyaksikan kembali insiden Phillips dan Bailly melalui rekaman asisten wasit peninjau video (VAR).
Pembalasan Phillips terbayar lunas setelah ia memberikan asis kepada Diogo Jota untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-34. Dalam gol yang diawali situasi sepak pojok itu, Phillips mampu merebut bola di kotak penalti MU, kemudian melakukan sepakan keras yang diteruskan dengan sontekan oleh Jota.
”Saya beraksi terlalu lambat untuk mengantisipasi bola di gol pembuka MU. Penampilan saya seperti sebuah roller coaster yang memulai pertandingan dengan buruk. Seiring berjalannya waktu, saya dan rekan setim mampu tampil jauh lebih baik,” ujar Phillips kepada Sky Sports.
Setelah Jota menyamakan kedudukan, penyerang asal Brasil, Roberto Firmino, mencetak dua gol di pengujung babak pertama dan di awal babak kedua untuk membawa Liverpool berbalik unggul.
Gol pertama dicetak Firmino melalui sundulan di menit 45+3. Kemudian, Firmino memperlebar keunggulan Liverpool pada menit ke-47 setelah memanfaatkan bola muntah dari tepisan kiper MU, Dean Henderson.
”Setan Merah” membalas lewat Marcus Rashford di menit ke-68. Namun, Mohamed Salah memastikan kemenangan tim tamu pada menit ke-90.
Gol itu membuat Salah menyamai jumlah gol penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane, 21 gol, untuk menduduki puncak daftar pencetak gol terbanyak Liga Inggris musim ini.
Graeme Souness, mantan pemain dan manajer Liverpool, menganggap tindakan Mane sangat keterlaluan.
”Meskipun dua bek tengah kami bermain agak tegang di 15 menit awal, secara keseluruhan saya bangga terhadap reaksi pemain setelah kemasukan gol. Ini kemenangan pertama saya di Old Trafford yang tercipta di waktu yang tepat dan kami pantas mendapatkannya,” ucap Klopp.
Kalah beruntun
Manajer MU Ole Gunnar Solksjaer kecewa terhadap kekalahan timnya dalam dua laga terakhir yang hanya berselang dua hari. Sebelumnya, MU juga tumbang 1-2 dari Leicester City. Menurut dia, MU harus segera membangun kembali kepercayaan diri dan tidak tenggelam dalam perasaan kecewa.
”Harry (Maguire) terbukti sangat penting bagi kami. Ketidahadirannya di dua laga terakhir membuat kami kesulitan. Namun, kami harus segera mencari solusi karena kami memiliki dua laga tersisa di liga dan sebuah final (Liga Europa),” kata manajer asal Norwegia itu.
Meskipun menang, Klopp harus menutup malam indahnya di Old Trafford dengan canggung. Hal itu tercipta karena penyerang sayap, Sadio Mane, menolak bersalaman dengan Klopp pada akhir pertandingan. Padahal, Klopp selalu menghampiri para pemainnya di lapangan untuk bersalaman dan memeluk mereka satu per satu.
Meski begitu, Klopp menegaskan, tidak ada masalah berarti antara dirinya dan Mane.
”Itu terjadi karena saya mengubah (strategi) di masa-masa akhir latihan dengan memberikan tempat utama kepada Jota. Di luar itu, semuanya baik-baik saja. Tidak ada waktu untuk membahas masalah itu dan mari kita lupakan,” ucap Klopp sembari tersenyum.
Dalam laga itu, Mane masuk pada menit ke-74 untuk menggantikan Jota. Namun, Mane gagal tampil tajam seperti Jota, yang menciptakan satu gol dan sebuah tembakan yang membentur mistar gawang MU.
Graeme Souness, mantan pemain dan manajer Liverpool, menganggap tindakan Mane sangat keterlaluan.
”Jika saya manajernya, saya tidak akan senang. Dia telah menunjukkan sikap tidak sopan kepada manajer dan klub, sebab dia tidak pantas melakukan itu karena tampil buruk di musim ini dan Liverpool menang 4-2,” kata Souness. (REUTERS)