Harapan pasangan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 pupus setelah Singapura Terbuka yang menjadi ajang kualifikasi Olimpiade terakhir dibatalkan akibat pandemi Covid-19.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembatalan turnamen bulu tangkis Singapura Terbuka menghilangkan kesempatan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja untuk menambah poin menuju Olimpiade Tokyo 2020. Ganda campuran Indonesia itu hanya tinggal mengandalkan ”kebijaksanaan” BWF terkait perbedaan ajang kualifikasi yang digelar di Eropa dan Asia.
Singapura Terbuka, yang seharusnya diselenggarakan pada 1-6 Juni, menjadi turnamen BWF World Tour terakhir yang termasuk dalam ajang kualifikasi Olimpiade. Akan tetapi, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung membuat Asosiasi Bulu Tangkis Singapura (SBA) dan BWF membatalkan ajang itu. Pengumuman pembatalan disampaikan BWF pada Rabu (12/5/2021).
Pembatalan Singapura Terbuka dan turnamen lain membuat tak ada lagi ajang tersisa untuk mengumpulkan poin menuju Olimpiade yang akan diselenggarakan pada 23 Juli-8 Agustus. Pekan lalu, BWF menunda Malaysia Terbuka Super 750 yang seharusnya berlangsung 25-30 Mei. Meski jadwal baru belum dirilis, BWF memastikan penyelenggaraan Malaysia Terbuka bukan pada masa kualifikasi.
Sebelumnya, ajang kualifikasi lain yang dibatalkan adalah Jerman Terbuka (9-14 Maret), India Terbuka (11-16 Mei), dan Vietnam International Challenge (6-11 Juli).
Dengan tak ada lagi turnamen kualifikasi, Hafiz/Gloria seharusnya gagal tampil di Olimpiade karena hanya berada pada peringkat kesembilan kualifikasi. Untuk bisa mendampingi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang telah lolos berdasarkan peringkat, yaitu peringkat keempat, Hafiz/Gloria minimal harus berada pada posisi kedelapan.
Pembatalan itu memang keputusan yang tepat walau hal tersebut sangat merugikan bagi pemain kita, terutama bagi Hafiz/Gloria.
Sesuai peraturan BWF, sebuah negara bisa menurunkan maksimal dua wakil pada nomor ganda jika memiliki minimal dua pasangan pada peringkat delapan besar. Adapun syarat untuk nomor tunggal berlaku jika minimal dua pemain dari sebuah negara ada di posisi 16 besar. Daftar peringkat yang akan digunakan untuk menentukan kuota setiap negara adalah daftar yang akan dirilis pada 15 Juni.
Berdasarkan peraturan tersebut, Indonesia telah mendapatkan masing-masing dua tiket pada nomor tunggal dan ganda putra, serta satu tiket dari tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Nama-nama yang akan tampil di Olimpiade menjadi hak prerogatif asosiasi bulu tangkis setiap negara untuk memilihnya.
Menyayangkan
Pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Richard Mainaky menyayangkan pembatalan Singapura Terbuka karena Hafiz/Gloria tidak memiliki kesempatan lagi untuk bersaing.
Hafiz/Gloria sebenarnya berada dalam posisi aman saat daftar peringkat dunia dibekukan pada April 2020 karena banyak pembatalan turnamen. Setelah peringkat diaktifkan kembali pada 9 Maret, Hafiz/Gloria bertahan pada posisi kedelapan hingga 27 April. Mereka kehilangan kesempatan memperbaiki posisi itu ketika tampil dalam salah satu turnamen kualifikasi Olimpiade, Swiss Terbuka, 2-7 Maret, dan tersingkir pada babak pertama.
Posisi mereka pun turun menjadi kesembilan sejak 4 Mei setelah berlangsungnya Kejuaraan Eropa di Kyv, Ukraina, 27 April-2 Mei. Pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith, yang menjadi semifinalis dalam kejuaraan tersebut, naik dari peringkat ke-10 menjadi ketujuh.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky menilai, pembatalan Singapura Terbuka sudah dia prediksi mengingat negara tersebut memiliki peraturan ketat tentang Covid-19. ”Pembatalan itu memang keputusan yang tepat walau hal tersebut sangat merugikan bagi pemain kita, terutama bagi Hafiz/Gloria,” kata Rionny dalam rilis dari PP PBSI.
Terkait protes ke BWF, dengan digelarnya Kejuaraan Eropa dan tidak adanya Kejuaraan Asia, Rionny mengatakan, hal tersebut harus dikaji dulu. ”Kalau memang perlu, PBSI akan layangkan surat kepada BWF untuk peninjauan atau kalau memang layak untuk protes, akan kita lakukan. Kalau dari Badminton Asia setuju dan PBSI bisa mengajak negara-negara Asia yang merasa dirugikan mendukung dan mau mengajukan protes ke BWF, ini akan lebih bagus,” lanjutnya.
Selain mengumumkan pembatalan Singapura Terbuka, BWF juga menyatakan akan mengeluarkan komentar lebih lanjut tentang kualifikasi Olimpiade.