Manchester City telah memastikan diri sebagai penguasa Inggris pada Premier League edisi 2020-2021. Manajer City Pep Guardiola menilai perjalanan menjadi juara di musim ini adalah yang tersulit dialami anak asuhannya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MANCHESTER, RABU — Manchester City dipastikan menjadi juara Liga Inggris musim 2020-2021 setelah sang rival, Manchester United, tumbang 1-2 dari Leicester City dalam laga pekan ke-35, Selasa (12/5/2021) dini hari WIB, di Stadion Old Trafford, Manchester. Dengan hasil itu, MU beralih fokus untuk menjaga posisi kedua.
Perolehan 80 poin yang telah diraih City setelah menjalani 35 pertandingan tidak bisa lagi disamai oleh MU yang berada di peringkat kedua. Hasil tanpa poin melawan Leicester dan menyisakan sembilan poin maksimal yang bisa diraih di musim ini, ”Setan Merah” hanya akan mencapai 79 poin apabila bisa menyapu bersih tiga laga tersisa dengan kemenangan.
Dalam laga melawan Leicester, Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer hanya menyisakan Mason Greenwood dari daftar 11 pemain utama yang turun saat laga melawan Aston Villa, Minggu (9/5/2021). Padatnya jadwal yang dihadapi MU memaksa Solskjaer melakukan rotasi pemain. Hasilnya, performa MU tidak maksimal. ”Si Rubah”, yang hadir sebagai tamu di Old Trafford, justru lebih mendominasi pertandingan selama 90 menit.
Leicester mencetak gol lebih dulu lewat sepakan bek sayap kiri Luke Thomas di menit ke-10. Itu merupakan gol perdana pemain berusia 19 tahun itu bagi tim senior Leicester.
Lima menit berselang, Greenwood mampu menyamakan kedudukan. Greenwood mampu mengecoh bek tengah Leicester, Caglar Soyuncu, sebelum menaklukkan Kasper Schmeichel. Gol dari penyerang muda itu tercipta dari tembakan pertama yang dicatatkan MU pada laga itu.
Di babak kedua, Soyuncu membalas kegagalannya menghadang pergerakan Greenwood dengan mencetak gol kemenangan Si Rubah di menit ke-66. Bek tim nasional Turki itu unggul duel udara atas gelandang MU, Nemanja Matic, dalam peluang sepak pojok.
Meskipun gagal menunda kembali City menjadi juara, Solskjaer tetap mengapresiasi usaha anak asuhannya. Menurut dia, MU telah menunjukkan perkembangan di musim ini.
”Kami telah berusaha maksimal untuk menekan Manchetser City hingga sepuluh hari terakhir musim ini. Mereka (City) adalah tim yang layak juara karena mereka telah menampilkan performa fantastis,” kata Solskjaer dilansir laman Premier League.
Manajer asal Norwegia itu bertekad akan memberikan perlawanan dalam perebutan gelar liga yang lebih sengit kepada City di musim 2021-2022. ”Kami akan mengambil langkah maju di musim depan. Untuk itu, kami membutuhkan beberapa pemain (baru) untuk memperkuat skuad,” ujar Solskjaer kemudian.
Serupa dengan Solskjaer, Manajer Leicester Brendan Rodgers juga menilai City adalah tim yang paling pantas untuk menjadi klub terbaik di Liga Inggris musim ini. Bagi Rodgers, tidak ada manajer lain yang mampu menampilkan permainan luar biasa dan konsisten seperti yang diperagakan Pep Guardiola bersama City.
”City adalah patokan (kesuksesan) di Liga Inggris. Mereka tampil mengagumkan berkat kolaborasi pemain-pemain brilian dan manajer yang luar biasa,” kata Rodgers dilansir BBC.
Kami telah berusaha maksimal untuk menekan Manchetser City hingga sepuluh hari terakhir musim ini. Mereka adalah tim yang layak juara karena mereka telah menampilkan performa fantastis.
Sementara itu, kemenangan atas MU mendekatkan Leicester dengan tiket Liga Champions musim depan. Si Rubah telah mengumpulkan 66 poin dari 36 laga. Leicester hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk kembali tampil di Liga Champions setelah debut di kompetisi antarklub Eropa itu pada musim 2016-2017.
Tersulit
Meskipun memiliki keunggulan 10 poin atas MU di sisa tiga laga musim ini, City sejatinya menjalani musim 2020-2021 dengan penuh masa-masa sulit. Pada sepuluh laga awal musim ini, ”The Citizens” sempat terlempar dari posisi sepuluh besar.
Ketika memasuki Natal, 25 Desember, City masih bertengger di posisi kedelapan. Berada di peringkat kedelapan adalah posisi paling rendah yang pernah diduduki kandidat juara Liga Inggris di periode Natal sejak era Premier League dimulai pada edisi 1992-1993.
City mulai menemukan konsistensi untuk mengemas tiga poin memasuki tahun 2021. The Citizens memecahkan rekor kemenangan beruntun di Liga Inggris setelah mencatatkan 15 kemenangan berturut-turut pada periode Januari hingga Maret.
Tak ayal, Guardiola menganggap anak asuhannya menjalani upaya terberat untuk meraih gelar liga musim ini. Pelatih asal Spanyol itu membandingkan dengan dua gelar terdahulu yang diraih pada 2017-2018 dan 2018-2019. Perjalanan sulit itu didasari permulaan musim yang tidak normal, seperti ketiadaan pramusim, sehingga dirinya membutuhkan laga-laga awal untuk meramu strategi terbaik.
”Ini adalah sebuah musim dan titel Premier League yang terasa berbeda daripada sebelumnya. Ini adalah trofi yang tersulit sehingga kami akan selalu mengenang usaha kami untuk menang di musim ini,” ujar Guardiola yang sudah meraih tiga gelar liga di tiga tim yang telah dilatihnya sejak 2008. Selain City, Guardiola juga memberikan tiga gelar liga untuk Barcelona dan Bayern Muenchen.
Dari seluruh individu di skuad City musim ini, Sergio Aguero memiliki catatan trofi Liga Inggris terbanyak. Penyerang asal Argentina itu telah mempersembahkan lima gelar Liga Inggris sejak mengenakan seragam biru langit The Citizen” pada musim 2011-2012.
”Juara! Bangga dengan tim ini. Lima titel #PremierLeague bersama #ManCity,” cuit Aguero di akun Twitter pribadinya. Setelah mempersembahkan gelar liga, Aguero masih berpeluang memberikan satu trofi pamungkas, yaitu Liga Champions, di akhir masa baktinya bersama City yang berakhir 30 Juni 2021.
Perayaan kecil pun telah dilakukan pendukung City. Setelah mengetahui MU tumbang di Old Trafford, puluhan fans City mendatangi kawasan Stadion Etihad untuk merayakan gelar liga. Selain itu, City juga memasang spanduk besar berwarna biru muda dan bertuliskan ”Champions” di pintu masuk utama Etihad. (REUTERS)