Kembalinya Serena Williams ke lapangan memeriahkan persaingan tenis putri di lapangan tanah liat. Musim ini sebelumnya didominasi Ashleigh Barty dan Aryna Sabalenka yang bergiliran juara di Barcelona dan Madrid.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
ROMA, SELASA - Ashleigh Barty dan Aryna Sabalenka menguasai persaingan papan atas tenis putri pada masa awal pemanasan turnamen tanah liat. Hadirnya Serena Williams di Roma, Italia, pekan ini, akan memanaskan persaingan.
Kehadiran Serena dalam turnamen ATP/WTA Roma, 9-16 Mei, menjadi yang pertama setelah tersingkir pada semifinal Grand Slam Australia Terbuka, Februari. Dengan usia yang akan menginjak 40 tahun pada September, Serena sangat selektif memilih turnamen.
Saking jarang bertanding, Serena bahkan lupa posisinya dalam peringkat dunia ketika ditanya wartawan tentang potensi lawannya pada babak kedua. ”Semua petenis akan sangat bersemangat bertemu petenis 10 besar dunia. Apa saya di ada di 10 besar? Saya tak tahu berada di posisi mana sekarang,” tutur Serena, yang berperingkat kedelapan dunia.
Sebagai unggulan kedelapan dan berada di paruh bawah undian, Serena mendapat bye pada babak pertama. Lawan pertama yang akan dihadapinya, Rabu (12/5/2021), adalah Nadia Podoroska, yang mengalahkan Laura Siegemund, 2-6, 7-6 (7-3), 6-1, di babak pertama, Selasa.
”Podoroska tahu cara bersaing. Dia bermain dengan penuh tenaga. Saya punya kesempatan melihatnya awal tahun ini dan dia sangat bagus,” kata Serena tentang semifinalis Perancis Terbuka 2020 itu.
Absen tiga bulan dari turnamen, termasuk WTA 1000 Miami dan Madrid, menjadikan penampilan Serena dinanti di Roma. Tanpa kehadirannya, serta belum maksimalnya penampilan jagoan tanah liat lain, seperti Simona Halep dan Garbine Muguruza, membuat Barty dan Sabalenka menguasai final WTA 500 Stuttgart dan WTA 1000 Madrid. Barty menang di Stuttgart, Sabalenka di Madrid.
Meski tak menjuarai ajang besar lagi sejak Australia Terbuka 2017, nama Serena tak pernah tersisihkan sebagai salah satu favorit juara di setiap turnamen. Di Melbourne Park, dia masih bisa menembus semifinal sebelum dihentikan Naomi Osaka yang akhirnya menjadi juara. Serena masih termotivasi gelar Grand Slam ke-24, untuk menyamai prestasi Margaret Court sebagai petenis dengan gelar Grand Slam terbanyak di nomor tunggal.
Setelah bertanding di Melbourne Park, Serena beristirahat lalu berlatih di lapangan tanah liat di sekitar kediamannya di Miami, Florida, Amerika Serikat. Program latihannya berlanjut di akademi tenis milik pelatihnya, Patrick Mouratoglou, di Perancis, dalam 2,5 pekan terakhir.
“Program latihan saya beberapa pekan ini begitu intens, sangat intens,” ujar Serena. Video yang diunggah dalam akun media sosial Mouratoglou memperlihatkan ketika Serena berlatih bergerak dengan cara meluncur ke sisi kiri dan kanan baseline.
Semua petenis akan sangat bersemangat bertemu petenis 10 besar dunia. Apa saya di ada di 10 besar? Saya tak tahu berada di posisi mana sekarang.
“Kondisi saya bagus. Saya berada di Roma. Saya berharap bisa bertanding dengan baik lalu akan main lagi di Grand Slam, yang selalu membuat saya antusias,” kata Serena, juara di Roma pada 2002, 2013, 2014, dan 2016.
Bertemu Osaka
Jika bisa mengalahkan Podoroska, Serena berpeluang bertemu Kristina Mladenovic atau Petra Martic pada babak ketiga, lalu Osaka pada perempat final. Meski telah empat kali bertemu, tiga di antaranya dimenangi Osaka, pertemuan di Roma akan menjadi yang pertama di luar lapangan keras. Ini akan menjadi tantangan besar bagi Osaka yang tak begitu baik tampil di lapangan tanah liat.
“Saya merasa ada kemajuan pada permainan saya di tanah liat, tetapi saya belum menemukan kenyamanan. Saya tak yakin apakah itu karena permainan di tanah liat cenderung lebih lama atau karena saya tidak ‘besar’ di lapangan itu,” tutur Osaka, yang lebih jago bermain di lapangan keras, pada laman WTA.
Osaka tampil di Roma setelah mendapat hasil buruk pada turnamen tanah liat pertamanya tahun ini, WTA 1000 Madrid, pekan lalu. Dia kalah dari Karolina Muchova pada babak kedua.
Seperti Serena, juara Australia Terbuka 2019 dan 2021 serta AS Terbuka 2018 dan 2020 itu mendapat bye di babak pertama. Lawannya pada babak kedua adalah Jessica Pegula, perempat finalis Australia Terbuka.
Dari pertandingan tunggal putra yang berlangsung Selasa, finalis Madrid Masters, Matteo Berrettini, harus bermain tiga set untuk melewati babak pertama. Petenis andalan tuan rumah itu menang atas Nikoloz Basilashvili, 4-6, 6-2, 6-4.
Unggulan ke-14, Gael Monfils, dan unggulan ke-16, Grigor Dimitrov, tersingkir pada babak pertama. Monfils kalah dari petenis tuan rumah, Lorenzo Sonego, 4-6, 7-5, 4-6, adapun Dimitrov disingkirkan petenis kualifikasi, Alejandro Davidovich Fokina, 4-6, 6-7 (2-7). (AFP/REUTERS)