Rowing Ganda Putri Sumbang Tiket ke Olimpiade Tokyo
Tim dayung turut menyumbangkan tiket ke Olimpiade Tokyo, melalui pasangan pedayung rowing ganda putri kelas ringan Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri. Ini adalah tiket kelima yang sudah pasti didapat Indonesia.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Setelah meraih empat tiket langsung dan sembilan tiket yang masih menunggu kepastian, Indonesia menambah satu tiket lagi ke Olimpiade Tokyo pada 23 Juli-8 Agustus mendatang. Satu tiket itu dipersembahkan oleh pasangan pedayung rowing ganda putri kelas ringan (Lightweight Women Doubles atau LW2x), Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri usai berlaga dalam kualifikasi Olimpiade zona Asia dan Oseania di Tokyo, Jepang 5-7 Mei 2021.
Kepastian lolosnya Mutiara-Melani disampaikan Federasi Rowing Dunia (WRF) dari Lausanne, Swiss, lewat surat yang ditandatangani Direktur Eksekutif WRF Matt Smith kepada Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI), Minggu (9/5/2021). Selanjutnya WRF menunggu konfirmasi Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengenai kepastian mengirim Mutiara-Melani ke Olimpiade paling lambat, Jumat (28/5).
”Lolosnya Mutiara dan Melani berdasarkan pertimbangan Federasi Dayung Internasional (FISA). Salah satunya, yakni demi memacu pemerataan pembinaan dayung di seluruh dunia. Kalau hanya merujuk hasil prestasi di kualifikasi, tentu yang lolos atlet Eropa semua,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PB PODSI Brata T Hardjosubroto saat dihubungi, Selasa (11/5).
Terlepas dari kesempatan yang diberikan, Brata mengatakan, Mutiara yang berasal dari Jambi dan Melani yang berasal dari Jawa Barat memang punya kualitas untuk bersaing di Olimpiade. Tidak mungkin FISA meloloskan atlet dengan kualitas rendah ke pesta olahraga dunia empat tahunan yang sudah tertunda setahun tersebut.
Mutiara misalnya, usianya masih 16 tahun. Namun, atlet kelahiran 7 Juli 2004 itu punya pengalaman internasional, antara lain meraih perunggu rowing individu putri kelas ringan di SEA Games 2019 Filipina. Maka dari itu, kedua atlet yang mulai berpasangan tiga tahun terakhir ini diyakini bisa bersaing di Olimpiade. ”Salah satu alasan FISA memilih Mutiara dan Melani juga karena prospek jangka panjang kedua atlet. Lagi pula, kelas ringan memang lebih banyak dikuasai atlet-atlet Asia,” katanya.
Karena keterbatasan waktu, setelah tiba kembali ke Tanah Air dari Tokyo, Sabtu (8/5) dan menjalani isolasi di hotel di Jakarta hingga Kamis (13/5), Mutiara-Melani akan fokus bersiap di Pangalengan, Jawa Barat sebelum bertolak ke Olimpiade. Semula, mereka akan dikirim mengikuti Kejuaraan Dunia U-23 di Racice, Ceko, 7-11 Juli.
Lolosnya Mutiara dan Melani berdasarkan pertimbangan Federasi Dayung Internasional (FISA). Salah satunya, yakni demi memacu pemerataan pembinaan dayung di seluruh dunia.
Jika dikirim ke Ceko, sepulangnya ke Indonesia, mereka wajib menjalani karantina selama enam hari. Hal itu sangat riskan mengingat Olimpiade telah dekat. Mereka akan kehilangan waktu berlatih untuk menjalani karantina. Padahal, sehari tidak berlatih, kemampuan atlet dayung bisa melorot.
”Sebenarnya kami ingin mengirim mereka ke Kejuaraan Dunia U-23. Kendalanya, setibanya dari Ceko, mereka harus menjalani isolasi enam hari di hotel sehingga berpotensi menurunkan prestasi (kemampuan) dengan jadwal Olimpiade yang sudah sangat dekat,” terang Wakil Ketua Umum PB PODSI Budiman Setiawan.
Berusaha menambah
Selain Mutiara-Melani, PB PODSI berusaha menambah kuota atlet ke Olimpiade. Mereka mengirim pasangan rowing ganda putra Denri Maulidzar al Ghiffari dan Ferdiansyah ke final kualifikasi Olimpiade di Danau Rotsee, Lucerne, Swiss, 15-17 Mei ini. Walau persaingan berat karena menghadapi atlet Eropa yang unggul postur, keduanya tetap diharapkan membuat kejutan.
Secara keseluruhan, lolosnya Mutiara-Melani membuat Indonesia telah memastikan lima tiket ke Olimpiade Tokyo. Sebelumnya, Indonesia memastikan empat tiket, yakni sprinter putra Lalu Muhammad Zohri di nomor lari 100 meter, penembak Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba untuk menembak 10 meter senapan angin individu putri, serta dua pemanah Riau Ega Agatha Salsabila dan Diananda Choirunisa yang menyumbang tiket by number individu recurve putra dan putri.
Indonesia juga menunggu kepastian sembilan tiket ke Olimpiade. Mereka yang berpeluang besar lolos itu, yakni lifter kawakan Eko Yuli Irawan yang kini berada di peringkat kedua dunia kualifikasi angkat besi kelas 61 kilogram dan lifter muda Windy Cantika Aisah yang berada di peringkat kedelapan dunia kualifikasi angkat besi kelas 49 kg putri.
Ada pula tujuh tiket dari bulu tangkis, terdiri dari pasangan ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu, serta ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Adapun kulifikasi atau perhitungan poin Olimpiade berakhir bulan Juni.