Hasil imbang melawan Atletico Madrid mengecilkan kans Barcelona menjuarai Liga Spanyol pada musim ini. Mereka sekarang hanya bisa bersandar pada keajaiban, yakni para pesaingnya terpeleset pada sisa musim ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BARCELONA, MINGGU — Barcelona membuang kans terbaiknya untuk memimpin perburan trofi Liga Spanyol seusai ditahan pemuncak klasemen, Atletico Madrid. Barca seperti mengalami deja vu memori pahit pada musim 2013-2014. Ketika itu, mereka gagal menaklukkan Atletico dalam laga penentu yang berujung hilangnya gelar juara liga.
Hanya ada penyesalan di skuad ”Blaugrana” saat ini. Lionel Messi dan rekan-rekan punya kesempatan mengudeta Atletico. Namun, mereka harus puas menerima hasil imbang tanpa gol, 0-0, padahal bermain di kandang sendiri, Stadion Camp Nou, Sabtu (8/5/2021) malam.
Messi sudah berupaya semaksimal mungkin mengangkat timnya. Dua peluang emas sang kapten tim dari sepakan jarak jauh dan tendangan bebas nyaris saja membawa Barca unggul. Tetapi, semua itu bisa diredam kiper tuan rumah, Jan Oblak, yang tampil sigap.
Pelatih Barcelona Ronald Koeman, yang menyaksikan laga dari bangku penonton akibat sanksi tidak bisa mendampingi tim, juga telah mencoba segala cara. Dia menurunkan penyerang Ousmane Dembele dan bek sayap Sergi Roberto pada babak kedua agar tim lebih agresif menyerang. Hanya saja, upaya itu bisa diredam taktik bertahan yang diterapkan Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone.
”Kami bergarap bisa memenangi laga itu, apalagi kami punya banyak peluang. (Posisi kami sekarang) mengecewakan karena kami sangat kompetitif dalam beberapa bulan terakhir,” kata bek veteran Barca, Gerard Pique, dikutip Marca.com.
Akibat hasil ini, peluang Barca mengejar gelar juara langsung menipis drastis. Mereka tertinggal dua poin dari Atletico dengan tiga laga tersisa. Sementara itu, mereka juga kalah dalam hal head to head.
Luka lama
Kekhawatiran semakin besar karena laga itu mengembalikan luka Barca yang gagal juara pada tujuh tahun silam. Ketika itu, Barca—yang butuh tiga poin untuk juara—justru ditahan imbang oleh Atletico, 1-1, pada laga pamungkas liga tersebut.
Jika gagal juara lagi, Barca akan memasuki fase paceklik prestasi terburuk di liga domestik sejak 2008. Mereka tidak pernah gagal juara dua musim beruntun sejak kali terakhir pada 13 tahun silam.
Bukan berpesta juara di Camp Nou, Blaugrana justru dipaksa menyaksikan perayaan gelar Atletico di depan pendukung sendiri. Luka itu yang berpotensi besar terulang lagi musim ini.
Situasi saat ini hampir mirip dengan masa itu. Barca kehilangan gelar musim 2013-2014 ketika baru saja melepas striker andalannya, David Villa, ke sang rival. Hal sama terjadi awal musim ini dengan kepindahan Luis Suarez ke dalam skuad asuhan Simeone.
Meskipun demikian, Pique berkata, timnya masih punya peluang. ”Kami hanya perlu memenangi tiga laga berikutnya. Rencana kami hanya menang dan bersaing hingga akhir. Selebihnya, kami hanya bisa menunggu hasil dari tim-tim pesaing. Semua masih bisa terjadi, mengingat tim-tim besar sangat sulit konsisten musim ini,” ujarnya.
Fase paceklik terburuk
Jika gagal juara lagi, Barca akan memasuki fase paceklik prestasi terburuk di liga domestik sejak 2008. Mereka tidak pernah gagal juara dua musim beruntun sejak kali terakhir pada 13 tahun silam.
Jangankan Barca, Atletico pun juga tidak dalam posisi nyaman seusai imbang. Mereka masih terus dibayangi Real Madrid di peringkat ketiga dan Sevilla di peringkat keempat yang akan saling bertarung pada Senin dini hari WIB.
Bahkan, jika menang atas Sevilla, ”El Real” akan naik ke puncak klasemen sementara. Tim asuhan Zinedine Zidane ini akan punya poin sama dengan sang rival sekota. Mereka otomatis naik berkat keunggulan head to head.
Menurut Simeone, persaingan ketat ”empat kuda pacu” pada akhir musim ini sangatlah menarik. Meskipun tidak menguntungkan bagi timnya, persaingan ini sangat menghibur, sekaligus sehat untuk liga.
Namun, pelatih berjuluk ”El Cholo” itu menyatakan tidak akan menonton laga krusial tim rival. ”Saya tidak berpikir untuk menontonnya. Saya tidak akan menikmati dan memilih tidak menyaksikan. Jika saya menonton pun, itu tidak akan mengubah apa pun. Kami lebih memilih makan malam dengan keluarga. Lalu, bersiap untuk laga selanjutnya,” ujarnya.
Sementara itu, Barca dilanda kekhawatiran karena gelandang veteran, Sergio Busquers, mengalami cedera cukup serius di bagian kepala. Akibat cedera itu, dia sampai harus digantikan pada pertengahan babak pertama. Busquets sempat kembali ke lapangan seusai benturan, tetapi dia kemudian terduduk di rumput karena merasa pusing.
”Saya telah berbicara kepadanya dan dia tampaknya baik-baik saja. Akan tetapi, kami masih perlu menanti dan melihat hasil pemeriksaan di rumah sakit nanti,” kata Alfred Schreuder, asisten pelatih Barca yang mewakili Koeman berada di pinggir lapangan. (REUTERS)