Reuni Lionel Messi dan Luis Suarez dalam laga besar Barcelona menghadapi Atletico berakhir antiklimaks. Skor kacamata laga itu menandai kesunyian pertemuan pertama kedua sahabat itu sebagai musuh di lapangan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BARCELONA, SABTU — Dua sahabat, Lionel Messi dan Luis Suarez, bertemu pertama kali sebagai musuh di lapangan setelah berpisah tim pada awal musim ini. Diawali dengan pelukan hangat, keduanya sama-sama tampil ngotot selama 90 menit. Sayangnya, reuni yang bisa mengubah peta persaingan gelar Liga Spanyol ini berujung sunyi tanpa gol.
Reuni Messi dan Suarez berakhir antiklimaks. Meski laga berlangsung intens, tuan rumah Barcelona harus rela ditahan imbang oleh Atletico Madrid, 0-0, di Stadion Camp Nou, pada pekan ke-35 Liga Spanyol, Sabtu (8/5/2021) malam WIB.
Semua mata tertuju pada reuni Messi dan Suarez sejak awal laga. Pertemuan pertama mereka, dengan seragam berbeda, berlangsung hangat. Mereka langsung berpelukan erat saat bertemu. Keduanya juga saling melempar kata-kata yang diiringi dengan senyum lebar.
Bagi Suarez, pertemuan ini lebih spesial. Selain berhadapan dengan Messi, ini merupakan pertama kali sang bomber kembali ke Stadion Camp Nou. Dia belum pernah menginjak rumput stadion itu sejak didepak dari Barca pada awal musim ini.
Tak ayal, Suarez—yang mencari pembuktian—bertarung keras sejak menit awal. Dia bahkan sempat berdebat dengan mantan rekannya, kiper Marc-Andre ter Stegen dan bek Gerard Pique, saat berdebat terkait dengan pelanggaran lawan yang diterimanya.
”Anda mengincar saya,” kata Suarez ketika merasa dilanggar Ter Stegen di kotak penalti pada babak pertama. Ter Stegen menjawab itu dengan tenang saat Suarez mengadu kepada wasit. ”Hey Luis, tidak seperti itu (caranya),” ujarnya.
Motivasi berlipat Suarez terlihat dari jumlah tendangannya yang merupakan terbanyak di laga ini, yaitu empat kali. Tiga kali percobaan mengarah ke arah gawang. Namun, semua masih bisa diamankan kiper tuan rumah.
Messi juga tidak mau kalah dari sang sahabat. Dia berkali-kali merepotkan pertahanan tim tamu. Kapten Barca ini bahkan sampai harus dilanggar sembilan kali dalam laga tersebut. Menurut Squawka, jumlah pelanggaran itu merupakan yang terbanyak menimpa satu pemain dalam 90 menit laga sepanjang musim ini.
Meski tidak menghasilkan tendangan sebanyak Suarez, Messi menciptakan peluang terbaik. Dia nyaris membuka keunggulan pada babak pertama setelah mengecoh lima hingga enam pemain Atletico. Namun, tendangan terukurnya dari luar kotak penalti masih bisa disentuh tipis oleh kiper tim tamu, Jan Oblak.
Terbagi dua
Sama seperti hasil akhir, laga ini juga berlangsung seimbang. Atletico mendapatkan hujan peluang pada paruh pertama meskipun kalah dalam penguasaan bola. Setelah turun minum, Barca mampu mendominasi tim tamu yang bertahan lebih dalam.
Atletico dominan pada 45 menit pertama berkat penampilan buruk bek muda Barca, Oscar Mingueza. Berkali-kali tim tamu mengeksploitasi sisi kanan pertahanan lawan yang merupakan pos dari Mingueza. Penyerang sayap Atletico, Yannick Carassco, terus memanfaatkan lubang besar itu.
Lubang itu disadari oleh Pelatih Barcelona Ronald Koeman. Menonton dari bangku penonton, akibat hukuman larangan mendampingi tim, Koeman pun langsung menginstruksikan asistennya, Alfred Schreuder, untuk mengganti Mingueza dengan Ronald Araujo pada jeda pergantian babak. Pergantian tersebut membuat pertahanan ”Blaugrana” lebih seimbang.
(Meski imbang), kesempatan kami masih ada untuk juara. Kami hanya perlu memenangi laga selanjutnya dan bertarung hingga akhir.
Alhasil, Messi dan rekan-rekan lebih tenang ketika menyerang. Mereka pun semakin medominasi ketika penyerang muda berbakat, Ousmane Dembele, dimasukkan pada menit ke-75. Beberapa peluang kembali didapatkan, tetapi tuan rumah masih belum beruntung.
Adu sistem tiga bek
Nasib kurang baik juga sama-sama diterima kedua tim yang bermain dengan sistem tiga bek ini, Barca dengan 3-1-4-2 dan Atletico dengan 3-4-2-1. Rencana awal mereka terganggu karena cedera pemain. Gelandang veteran Barca, Sergio Busquets, dan penyerang sayap Atletico, Thomas Lemar, harus digantikan sebelum turun minum.
”Dia (Busquets) adalah pemain yang memberikan kami percaya diri. Saya pikir kami kehilangan organisasi dalam permainan tanpanya. Kami terpaksa sedikit mengubah cara bermain di tengah lapangan,” kata Schreuder setelah laga itu, dikutip AS.com.
Hasil imbang ini merupakan sebuah keuntungan untuk Atletico. Mereka tetap kokoh di puncak klasemen dengan 77 poin. Sementara itu, Barca sekarang bertengger di peringkat ke-2 dengan 75 poin, seusai gagal mengudeta sang rival.
”Kami berharap bisa menang dan keluar dengan hasil lebih baik. (Meski imbang), kesempatan kami masih ada untuk juara. Kami hanya perlu memenangi laga selanjutnya dan bertarung hingga akhir,” ucap Pique.
Menurut Pelatih Atletico Diego Simeone, anak asuhnya sudah bertarung semaksimal mungkin. Meski bisa mencuri satu poin di Camp Nou, Simeone menilai perjalanan menuju juara masih panjang. Mereka harus fokus menghadapi tiga pertandingan tersisa.
”Kami datang ke Barcelona untuk bisa bertarung dengan semangat kolektif dan mengamankan poin. Tim ini bekerja sangat baik dan tidak terburu-buru dalam menyerang. Itu sangat membantu kami mengatasi skuad berbakat mereka. Setelah ini, kami akan fokus satu demi satu pertandingan,” sebut Simeone.
Hasil ini sekaligus memanaskan persaingan juara La Liga Spanyol. Real Madrid, yang sekarang berada di peringkat ketiga, bisa saja merebut posisi Atletico pada Senin dini hari WIB. Syaratnya, ”El Real” perlu menang atas pesaing juara lainnya, Sevilla.
Jika mampu menang, ”El Real” akan memiliki poin yang sama dengan Atletico, 77 poin. Namun, mereka akan otomatis naik karena memiliki rekor head to head lebih baik pada musim ini. (REUTERS)