Awan Gelap di Balik Perayaan ”Scudetto” Inter Milan
Di balik euforia ”scudetto” musim ini, awan hitam menaungi Inter Milan di musim depan. Akibat pandemi Covid-19, keuangan klub terganggu sehingga pemilik kemungkinan besar tak bisa jor-joran untuk musim depan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
MILAN, MINGGU — Di balik euforia perayaan ”scudetto” atau juara Serie A Liga Italia musim ini, terselip awan hitam yang menaungi Inter Milan di musim depan. Pandemi Covid-19 membuat keuangan klub berjuluk ”Si Ular Besar” itu terganggu. Hal itu menimbulkan spekulasi pemilik klub berjersei biru-hitam ini, Zhang Jindong tidak bisa jor-joran memenuhi keinginan klub agar bisa mempertahankan gelar.
Inter Milan resmi merengkuh scudetto musim ini pada pekan ke-34 seusai menang 2-0 atas tuan rumah Crotone, Sabtu (1/5/2021), dan pesaing terdekatnya, Atalanta, bermain imbang 1-1 dengan tuan rumah Sassuolo, Minggu (2/5/2021). Namun, para penggemar yang dijuluki Interisti baru bisa berpesta kala skuad ”La Beneamata” atau Yang Tersayang menjamu Sampdoria di Stadion San Siro, Sabtu (8/5/2021) malam.
Sebelum laga pekan ke-35 itu berlangsung, sekitar 3.000 orang pendukung Inter Milan berkumpul di tempat yang telah disiapkan oleh otoritas setempat di luar stadion. Mereka bersorak, bernyanyi, dan menyalakan kembang api untuk merayakan scudetto yang telah dinanti selama 11 tahun atau setelah terakhir kali klub kesayangannya juara musim 2009/2010.
Inter Milan membayar sambutan para fans dengan memberikan kemenangan 5-1 atas Sampdoria. Gol-gol tim pengoleksi 19 gelar juara Serie A itu dilesatkan oleh gelandang Roberto Gagliardini di menit keempat, penyerang Alexis Sanchez di menit ke-26 dan ke-36, penyerang Andrea Pinamonti di menit ke-61, serta penyerang Lautaro Martinez dari titik penalti di menit ke-70. Gol balasan tim tamu dicetak oleh penyerang Keita Balde Diao di menit ke-35.
Penggemar, pemain, dan pelatih Inter Milan pun larut dalam kebahagiaan. Sejenak, mereka berpuas diri karena bisa meruntuhkan dominasi Juventus dalam sembilan musim terakhir. ”Ada kepuasan luar biasa bagi saya dan pemain, serta semua yang turut berkontribusi. Inter belum memenangi scudetto selama 11 tahun, jadi pasti ada keinginan besar untuk merayakannya. Para penggemar menunggu terlalu lama, tapi kami dengan senang hati memberi mereka kegembiraan dan kepuasaan ini,” ujar Pelatih Inter Milan Antonio Conte kepada Sky Sport Italia sehabis laga.
Akan tetapi, euforia Inter Milan boleh jadi hanya sesaat. Sebab, sejauh ini, belum ada kepastian proyek dari manajemen untuk mempertahankan gelar tersebut di musim baru. Krisis kesehatan global akibat pandemi Covid-19 berimbas pula pada keuangan klub. Kabar terbaru, walau bonus scudetto akan dibayarkan, manajemen bakal memotong gaji pemain untuk musim depan.
”Minggu depan akan ada pertemuan individu antara para pemain, pemilik klub, dan Presiden Inter Milan Steven Zhang untuk membuat pemain menyadari kesulitan keuangan yang dialami dunia sepak bola secara umum dan Inter secara khusus karena pandemi Covid-19. Saya dapat mengonfirmasi bahwa bonus scudetto bakal dibayar. Selebihnya, kami ingin bekerja dengan para pemain dan menarik hati nurani mereka selama momen sulit ini,” kata Direktur Olahraga Inter Milan Beppe Marotta dikutip Football-Italia, Sabtu.
Tanpa dukungan dari pemain, Marotta menilai, Inter Milan akan kesulitan bertahan di masa pandemi ini. ”Perusahaan mana juga hampir gagal dalam situasi ini. Ada efek bencana yang ditimbulkan pandemi ini di seluruh dunia sepak bola. Klub menginvestasikan ratusan juta selama beberapa tahun terakhir, tetapi ini ada pandemi global, tidak ada yang bisa kami lakukan untuk itu (di tengah pandemi),” katanya.
Tribalfootball.com, Jumat (7/5/2021), melaporkan, masalah keuangan Inter Milan lebih serius dari itu. Pemilik Inter Milan dikabarkan terus mencari investor baru untuk merombak keuangan mereka guna menyediakan likuiditas lebih banyak. Bahkan, anggaran untuk proyek musim depan bakal dipangkas. Opsi lain, pelatih dan pemain Inter Milan bersedia gajinya dipangkas agar dana yang ada bisa dialokasikan untuk proyek musim baru.
”Kami mengalami masalah keuangan yang serius. Butuh beberapa tahun untuk menemukan kembali keseimbangan. Ini momen yang sulit, tetapi kami ingin bisa tetap melangkah ke depan. Yang kami butuhkan adalah strategi yang menjangkau secara menyeluruh dan menjamin keberlanjutan tim dalam jangka panjang, tutur Wakil Presiden Inter Milan Javier Zanetti dilansir Tribalfootball.com, Kamis (6/5/2021).
Menyulitkan Conte
Tanpa dukungan anggaran yang cukup, ini akan sangat menyulitkan Conte untuk mempertahankan gelar juara. Apalagi musim depan, persaingan Serie A jauh lebih ketat. Juventus yang gagal mempertahankan juara musim ini pasti berbenah habis-habisan untuk kembali mengambil gelar itu dari seteru abadinya, Inter Milan.
AC Milan yang gagal menjadi juara musim ini sesudah menguasai liga sepanjang paruh musim pertama pasti tetap penasaran untuk mencoba kembali meraih gelar di musim baru. Belum lagi tim-tim lain terus berbenah. Atalanta yang tiga musim ini bersaing di papan atas bertekad merebut scudetto musim depan. ”Saya sangat senang di Bergamo (kandang Atalanta). Saya ingin tinggal setahun lagi di sini dan mencoba memenangi scudetto,” kata penyerang Atalanta Luis Muriel dikutip Football-Italia, Sabtu.
Ada juga AS Roma yang sudah mulai mempersiapkan tim dengan lebih baik untuk musim baru, antara lain mengontrak pelatih kawakan asal Portugal Jose Mourinho. Tim lain, seperti Napoli dan Lazio pun selalu menunjukkan perjuangan luar biasa untuk menjadi juara di setiap musimnya.
Tak heran, Conte sejauh ini belum memastikan masa depannya bersama Inter Milan. Padahal, kontrak Conte berakhir pada Juni 2022 atau bersisa setahun lagi. Mungkin, pelatih berusia 51 tahun itu ragu dengan masa depan klub tersebut. ”Mari nikmati momen ini. Ada saatnya untuk berbicara bersama presiden dan direktur klub. Kita bakal berbicara dan mengatur masa depan Inter Milan sebaik mungkin,” pungas Conte di laman Tribalfootball.