Sembilan Klub Eks Peserta Liga Super Eropa Dijatuhi Sanksi
Sembilan klub eks peserta Liga Super Eropa dijatuhi denda berupa kompensasi uang. Tiga klub yang tidak mundur berpotensi dihukum larangan tampil di kompetisi Eropa.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
NYON, SABTU — Liga Super Eropa benar-benar menjadi mimpi buruk bagi para pesertanya. Setelah rencana kompetisi terjegal hanya dalam 48 jam, sekarang hukuman sudah menanti 12 klub peserta. UEFA baru saja menetapkan sanksi untuk 9 klub yang sudah memastikan mundur dari ajang kontroversial tersebut.
Sembilan klub mantan peserta itu termasuk enam klub Liga Inggris. Mereka adalah Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur, serta AC Milan, Inter Milan, dan Atletico Madrid.
Klub-klub besar tersebut telah menandatangani surat permintaan maaf sekaligus berkomitmen kembali ke UEFA. Mereka juga sepakat untuk dijatuhi sanksi berupa kompensasi uang yang akan digunakan untuk pengembangan sepak bola Eropa di level akar rumput.
Presiden UEFA Aleksander Ceferin menjelaskan, komitmen sembilan klub ini menunjukkan rasa penyesalan terdalam mereka. Oleh karena itu, UEFA memaafkan para klub. Mereka pun terhindar dari ancaman sanksi tidak boleh bermain di kompetisi Eropa, seperti Liga Champions dan Liga Europa.
Sembilan klub bekas peserta ajang ekslusif itu akan membayar denda gabungan sebesar 15 juta euro atau sekitar Rp 260,5 miliar. Uang itu akan digunakan khusus untuk membiayai pengembangan sepak bola muda dan akar rumput seluruh Eropa.
Mereka juga akan kehilangan 5 persen dari penghasilan ketika mengikuti kompetisi Eropa. Untuk tim yang lolos final Liga Champions, pemotongan itu tidak akan lebih dari 1 juta euro. Pemotongan ini akan berlaku pada musim 2023-2024.
Dalam kongres UEFA dua pekan lalu, saya mengatakan butuh organisasi yang kuat untuk mengakui kesalahan. Klub-klub ini telah melakukan hal itu. Mereka juga berkomitmen untuk memerbaiki masalah yang mereka timbulkan.
Beberapa pemilik klub, di antaranya Arsenal, MU, dan Spurs, dikabarkan akan membayar denda tersebut dari dana pribadi. Hal itu seperti disampaikan dalam pernyataan resmi Spurs, ”Semua denda akan menjadi tanggung jawab pemilik.”
UEFA sangat serius dalam mencegah pembangkangan lagi pada masa mendatang. Jika sembilan klub tersebut bergabung dengan kompetisi serupa, mereka akan dijatuhi denda 100 juta euro atau sekitar Rp 1,73 triliun. Sementara itu, para klub juga akan dikenakan denda 50 juta euro atau sekitar Rp 868,4 miliar apabila melanggar kesepakatan, termasuk sanksi uang kompensasi.
Menurut Ceferin, UEFA ingin segera melupakan polemik Liga Super Eropa. Dengan catatan, mereka akan menghadang peristiwa serupa terjadi dalam musim-musim berikutnya. Dia menilai, sanksi yang dijatuhkan dan disiapkan cukup untuk memberi efek jera.
”Dalam kongres UEFA dua pekan lalu, saya mengatakan butuh organisasi yang kuat untuk mengakui kesalahan. Klub-klub ini telah melakukan hal itu. Mereka juga berkomitmen untuk memperbaiki masalah yang mereka timbulkan. Kami ingin melupakan bab ini dan bergerak maju dengan semangat positif,” ungkap Ceferin.
Saat bersamaan, sanksi lebih besar menanti tiga tim yang tidak kunjung mundur dari Liga Super Eropa, yaitu Barcelona, Real Madrid, dan Juventus. Ketiga tim ini berhadapan dengan hukuman larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua musim.
”Hal serupa tidak berlaku untuk klub-klub yang tetap terlibat dalam kompetisi yang mereka sebut sebagai Liga Super. UEFA akan menangani klub-klub itu dalam waktu dekat,” pungkasnya.
Adapun Liga Super diumumkan oleh 12 klub tersebut pada 18 April 2021. Namun, hanya dalam 48 jam, satu per satu klub mundur karena desakan para pendukung. Di Inggris, klub mundur juga karena ada tekanan dari pemerintah. (AP/REUTERS)