Lewis Hamilton menegaskan Sirkuir Barcelona-Catalunya sebagai rumahnya dengan mendominasi sesi latihan kedua pekan ini. Performa juara dunia tujuh kali F1 itu berkebalikan dengan Max Verstappen yang menjalani hari buruk.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BARCELONA, JUMAT — Lewis Hamilton menjadi penguasa Sirkuit Barcelona-Catalunya, Spanyol, dengan empat kemenangan beruntun sejak 2017 untuk melengkapi catatan lima kemenangan pada Formula 1 seri Spanyol. Jika musim ini dia kembali finis terdepan, Hamilton akan menyamai rekor enam kemenangan Michael Schumacher di seri Spanyol.
Pebalap tim Mercedes itu bisa meraih kemenangan tanpa tekanan jika rivalnya di klasemen pebalap, Max Verstappen (Red Bull), gagal menemukan kecepatan yang hilang dalam sesi latihan bebas kedua, Jumat (7/5/2021).
Hamilton mencetak waktu lap tercepat pada sesi latihan bebas kedua (FP2) dengan catatan waktu 1 menit 18,170 detik dengan ban berkompon lunak. Sesi latihan itu merupakan simulasi kualifikasi yang akan berlangsung Sabtu (8/5/2021) pukul 20.00-21.00 WIB.
Hamilton, yang kini berusia 35 tahun, mampu mengatasai gangguan angin pada sesi kedua itu. Ia tampil jauh lebih baik dibandingkan pebalap lainnya. Pesaing terdekat Hamilton adalah rekan setimnya, Valtteri Bottas, dengan selisih 0,139 detik. Sementara posisi ketiga ditempati pebalap Ferrari, Charles Leclerc, dengan selisih 0,165 detik dari Hamilton.
Hasil FP2 ini menjadi kejutan karena pebalap Red Bull jauh berada di belakang. Verstappen di posisi kesembilan dan rekan setimnya, Sergio Perez, di posisi ke-10. Masing-masing pebalap Red Bull itu terpaut 0,615 detik dan 0,748 detik dari Hamilton. Kedua pebalap Red Bull itu terlihat kesulitan mendapatkan kecepatan pada sesi siang dengan kondisi angin yang cukup kencang. Bahkan, dengan ban-ban berkompon lunak, mereka tidak bisa mencetak waktu yang kompetitif.
Sayap mobil patah
Verstappen, yang melakukan time attack dalam beberapa menit terakhir FP2, justru kehilangan waktu karena terlalu melebar pada Tikungan 10 yang berubah tahun ini. Sayap depan kanan RB16B yang dikendarainya patah. Ia pun mengakhiri FP2 dengan waktu 1 menit 18,785 detik.
Catatan waktu Verstappen itu lebih lambat dari sesi pagi. Kala itu, ia hanya mencatatkan waktu 1 menit 18,537 detik yang menempatkan dirinya di posisi kedua di bawah Bottas. Verstappen memisah Bottas dan Hamilton yang berada di posisi ketiga pada FP1. Sesi pagi ini juga tidak berlangsung mulus bagi Verstappen karena sesi terputus bendera merah setelah Robert Kubica, yang memacu mobil Alfa Romeo, terpelintir di Tikungan 10.
Setelah sesi kembali bergulir, Verstappen membatalkan flying lap karena terjebak dalam traffic di depannya. Dia kemudian melakukan flying lap yang mulus hingga mobilnya sedikit keluar lintasan di Tikungan 10 dan melindas kerb yang dibayar dengan kehilangan waktu.
Verstappen kemudian kesulitan mencetak putaran yang bersih pada FP2 dan hanya bisa berada di posisi sembilan tercepat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kendalan keseimbangan mobil serta traffic yang menjadi karakter sirkuit pendek tersebut. Jika Verstappen tidak bisa menemukan solusi atas masalahnya itu pada FP3 pada Sabtu, Hamilton akan melenggang mulus.
Secara umum, saya pikir mesin Mercedes masih sedikit lebih baik dalam hal energi yang bisa dihasilkan dalam satu putaran. Dalam hal tenaga murni, kami di atas. (Max Verstappen)
Musim ini, Verstappen menekan Hamilton lebih besar dengan perbaikan pada mesin Honda yang tertanan di RB16B. Dia meraih pole position di Bahrain, tetapi finis kedua di belakang Hamilton saat balapan. Sementara di Imola, dia memenangi balapan. Verstappen finis terdepan dengan selisih 22 detik dari Hamilton di posisi kedua. Pekan lalu, di Portimao, dia finis kedua sedangkan Hamilton terdepan. Kedua pebalap itu kini terpaut delapan poin dalam klasemen pebalap, dengan Hamilton mengumpulkan 69 poin di posisi teratas.
Menyamai rekor
Hamilton berpotensi kembali memenangi balapan di Barcelona musim ini untuk menyamai rekor Schumacher dengan enam kemenangan. Schumacher meraih podium tertinggi pada seri Spanyol pada 1995, 1996, 2001, 2002, 2003, dan 2004. Adapun Hamilton finis terdepan pada 2014, 2017, 2018, 2019, dan 2020. Empat kemenangan beruntun sejak 2017 itu menegaskan Sirkuit Barcelona sebagai rumah Hamilton.
Langkah Hamilton merah kemenangan keenam di Barcelona akan menjadi lebih sulit jika Verstappen bisa menemukan pace-nya yang hilang serta tidak banyak melalukan kesalahan, terutama terkait track limits. Musim ini, pebalap asal Belanda itu memiliki paket mobil yang bisa menyaingi Mercedes W12.
”Secara umum, saya pikir mesin Mercedes masih sedikit lebih baik dalam hal energi yang bisa dihasilkan dalam satu putaran. Dalam hal tenaga murni, kami di atas. Kadang, itu hanya tergantung pada bagaimana setelan mobil. Dalam hal itu, Portimao tidak optimal bagi kami karena alasan tersebut,” ungkap Verstappen.
Kini, di Barcelona Red Bull sepertinya mengalami masalah yang mirip pada setelan mobil untuk mengatasi kondisi cuaca yang berangin, mirip dengan Portimao. Sesi FP3 akan sangat krusial bagi Red Bull untuk menemukan setelan yang ideal, sebelum perebutan pole position.