Villarreal menyingkirkan Arsenal di semifinal Liga Europa dan melaju ke final kompetisi itu untuk pertama kalinya. Keberhasilan itu tidak lepas dari peran pelatihnya, Unai Emery, yang langganan juara kompetisi tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Villarreal berhasil menggagalkan upaya Arsenal mewujudkan final sesama klub asal Inggris di Liga Europa pada musim ini. Dalam laga kedua semifinal di Stadion Emirates, London, Jumat (7/5/2021), tim berjuluk ”Kapal Selam Kuning” itu menahan imbang Arsenal, 0-0, sehingga lolos ke final dengan agregat 2-1. Mereka akan bertemu Manchester United pada final di Stadion Miejski, Gdansk, Polandia, 27 Mei mendatang.
”Mencapai final adalah momen yang sangat membahagiakan. Saya sangat senang dengan tim dan sangat bangga dengan proyek ini. Klub ini diakui secara internasional, tetapi kami harus mengambil langkah itu dan bermain di final. Itu adalah tugas yang sangat sulit, tapi kami berhasil,” ujar Pelatih Villarreal Unai Emery dilansir laman resmi klub itu seusai laga.
Kesuksesan Villarreal menembus final Liga Europa untuk pertama kali itu tidak lepas dari kepiawaian Emery. Pelatih asal Spanyol itu memang punya sejarah manis di kompetisi kasta kedua Benua Eropa tersebut. Pelatih berusia 49 tahun itu menjadi pelatih aktif tersukses di kejuaraan yang sebelumnya bernama Piala UEFA tersebut dengan koleksi tiga gelar juara, yakni 2014, 2015, dan 2016. Semua gelar itu diraihnya bersama Sevilla.
Hanya pelatih legendaris Italia, Giovanni Trapattoni, yang memiliki prestasi serupa, yakni juara pada 1977 dan 1993 bersama Juventus serta pada 1991 dengan Inter Milan. Namun, pelatih berusia 82 tahun itu sudah lama mundur dari dunia sepak bola. Maka itu, Emery berpeluang mencetak rekor sebagai juru taktik pengoleksi juara Liga Europa terbanyak sepanjang sejarah.
Emery tampaknya tidak mau dipuji berlebihan. Mantan pelatih Arsenal dan Paris Saint-Germain itu menganggap kesuksesan Villarreal tak lepas dari dukungan manajemen yang menyodorkan proyek yang jelas untuk meraih gelar juara.
”Klub telah memecahkan banyak rintangan sepanjang sejarah. Mereka mulai melakukannya setelah promosi ke divisi teratas (musim 1999-2000), mencapai semifinal (Liga Europa pada 2003-2004, 2010-2011, dan 2015-2016, serta di Liga Champions 2005-2006), dan finis kedua di Liga Spanyol (2007-2008). Sekarang, kami telah memecahkan penghalang lain (lolos final Liga Europa). Klub ini memiliki proyek yang hebat,” kata mantan pelatih yang juga membawa Arsenal ke final kompetisi itu pada 2019 lalu.
Kejeniusan Emery diakui Manajer Arsenal Mikel Arteta. ”Saya pikir, sepanjang kariernya, dia (Emery) selalu menjadi manajer yang berperilaku dengan cara yang benar,” ujar Arteta dikutip laman resmi Arsenal sesudah laga itu.
[embed]https://youtu.be/4vtSQMR1HoQ[/embed]
Jalannya laga
Tertinggal karena kalah 1-2 dalam laga pertama semifinal di Stadion de la Ceramica, Villarreal, pekan lalu, Arsenal bermain ngotot sejak awal laga kedua ini. Mereka berusaha membombardir pertahanan Villarreal yang dikomandani bek Raul Albiol. Mereka hanya butuh menang 1-0 untuk merebut tiket ke final.
Penyerang sekaligus kapten Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, menjadi aktor utama laga tersebut. Pemain berkebangsaan Gabon itu berusaha amat keras dan gigih untuk menjebol gawang Villarreal yang dikawal oleh kiper Geronimo Rulli. Sedikitnya tiga peluang emas dibuat oleh pemain kelahiran Perancis tersebut, yang sayangnya gagal berbuah gol.
Emery berpeluang mencetak rekor sebagai juru taktik pengoleksi juara Liga Europa terbanyak sepanjang sejarah.
Para pemain lain pun berusaha membantu Aubameyang. Gelandang Emile Smith Rowe coba mencuri gol pada menit ke-49. Berawal dari umpan silang bek sayap kanan Hector Bellerin, Rowe menyambut bola dan melepaskan tembakan menyilang. Sayangnya, tembakan itu melebar ke samping kanan gawang lawan. Pada menit ke-74, bek Rob Holding sampai maju ke depan untuk membantu serangan. Akan tetapi, tandukannya masih melebar ke kiri gawang lawan.
Secara keseluruhan, Arsenal menguasai permainan dengan penguasaan bola 56 persen berbanding 44 persen. Mereka berhasil melesatkan 14 tendangan, tetapi hanya dua yang benar-benar tepat sasaran. Walaupun cenderung bertahan, Villarreal masih mencoba menyerang beberapa kali. Bahkan, serangan mereka cukup efektif, terbukti mampu membuat delapan tendangan dengan tiga yang tepat sasaran.
”Kami semua hancur. Kami ingin memberikan sesuatu untuk klub dengan mencapai final (Liga Europa) demi mencapai Liga Champions musim depan (kalau juara Liga Europa). Namun, hari ini kami gagal. Kami memiliki sejumlah peluang emas, tapi membentur tiang dua kali dan beberapa melebar. Kami belum bisa bermain dengan maksimal dalam dua laga ini,” ujar Arteta dalam laman resmi Arsenal.
Emery di laman Villarreal menyampaikan, jelang laga kedua ini, mereka sudah menyiapkan mental yang kuat karena tahu Arsenal pasti berusaha keras untuk menyerang dan mencuri kemenangan. ”Laga kedua pasti berlangsung ketat. Maka, kami harus siap secara mental. Tujuan kami dalam laga ini adalah mencetak gol. Kami gagal melakukanya, tetapi kami tidak kebobolan sehingga bisa ke final,” ujarnya.
Mantan bek Arsenal, Martin Keown, mengungkapkan, Arsenal tampak tersesat dalam laga tersebut. Mereka tidak bisa bermain lepas karena Villarreal tetap menebar ancaman walau tengah ditekan. ”Villarreal tampaknya sangat siap untuk menghadapi laga kali ini,” pungkasnya, dikutip Marca.