Membedah ”Arm Pump”, Momok Para Pebalap
Cedera ”arm pump” menjadi hantu yang menakutkan bagi para pebalap MotoGP. Namun, tidak semua pebalap mengalami gangguan pada otot lengan bawah itu, seperti Valentino Rossi yang tak pernah cedera itu hingga musim ke-26.
Cedera adalah bagian dari permainan dalam balapan MotoGP. Para pebalap elite selalu berada pada batas tipis antara performa puncak dan cedera. Selain cedera akibat kecelakaan, ada juga momok yang selalu datang tiba-tiba, yaitu arm pump. Pada musim ini, cedera pada otot lengan bawah itu dialami silih berganti oleh Jack Miller, Iker Lecuona, Fabio Quartararo, dan Aleix Espargaro.
Saat cedera itu datang, pebalap kehilangan kekuatan pada otot lengannya. Mereka merasakan sakit, tidak bisa menggerakan jari untuk menekan tuas rem ataupun kopling, dan tak mampu menahan beban tubuh saat mengerem. Kendala itu membuat pebalap kehilangan daya kompetitif, seperti dialami oleh Quartararo di Jerez, akhir pekan lalu. Pace pebalap tim pabrikan Yamaha itu melambat hingga hampir 4 detik, yaitu dari 1 menit 37 detik besar menjadi 1 menit 41 detik kecil. Dia pun tak kuasa mempertahankan posisi pemimpin balapan dan finis di urutan ke-13.
Sudah kali kedua pebalap berusia 22 tahun itu menjalani operasi arm pump setelah 2019. Gangguan yang secara teknis disebut chronic exertional compartment syndrome ini, menurut Mayo Clinic, didefinisikan sebagai kondisi otot dan syaraf yang kelebihan beban latihan yang menyebabkan sakit, bengkak, dan kadang cacat pada otot kaki atau lengan yang terkena. Semua orang bisa mengalami kondisi ini, tetapi paling umum pada pelari berusia remaja dewasa (kisaran 18-25 tahun) serta atlet yang berkecimpung dalam aktivitas dengan tekanan yang berulang-ulang.
Saat berlatih, bertanding, atau berlomba, otot mengembang. Dalam kasus pebalap MotoGP, Moto2, dan Moto3, lengan bawah bekerja sangat keras sepanjang balapan dan sesi latihan, terutama pada saat pengereman. Arm pump terjadi saat fascia, yaitu selubung tipis berupa jaringan seperti serat yang membungkus otot, tidak mengembang bersama dengan otot. Kondisi itu menyebabkan tekanan dan rasa sakit yang parah. Derita pada otot lengan bawah itu tecermin dari kernyitan di wajah Quartararo saat memasuki garasi tim seusai balapan di Jerez.
Baca juga: Pisau Bedah Kembalikan Optimisme Quartararo
”Saya memimpin dengan keunggulan lebih dari satu detik dan kemudian saya tidak memiliki kekuatan. Saya masih berjuang selama enam putaran berikutnya dengan rasa sakit untuk mempertahankan keunggulan satu detik (dari Miller). Namun, itu tidak mungkin (terus dilakukan) bagi saya. Tidak ada lagi kekuatan,” ujar Quartararo di laman MotoGP.
Lebih lanjut ia menggambarkan penderitaan saat mengalami cedera itu. ”Saya harus mengerem dengan empat jari, biasanya hanya satu (jari). Saya tidak bisa tancap gas pada trek lurus. Namun, tidak ada penjelasan (penyebab arm pump). Saya berlatih dengan cara yang sama, bahkan saya merasa lebih baik dengan motor. Entahlah,” ucap Quartararo yang cedera arm pump di lengan kanannya pada 2019.
Tekanan otot berlebihan
Quartararo menjadi pebalap ketiga musim ini yang menjalani operasi arm pump setelah pebalap Ducati, Jack Miller, dan pebalap KTM Tech3, Iker Lecuona. ADapun pebalap Aprilia, Aleix Espargaro, yang mengalami cedera serupa dijadwalkan menjalani operasi pada pekan ini. Miller menilai, penyebab arm pump pada dirinya adalah tekanan pada otot lengan yang berlebihan.
”Sangat jelas terlihat setelah pemindaian ada banyak tekanan pada lengan kanan saya. Pada Selasa (setelah seri Doha) kami menyelesaikan itu dan saya langsung meninggalkan rumah sakit pada Rabu pagi,” ujar Miller yang memenangi seri Jerez.
Pebalap asal Australia itu tidak mengalami masalah arm pump, akhir pekan lalu. Hal itu membuatnya heran karena dia selalu merasakan sensasi arm pump setiap kali balapan di Jerez. Hal itu bisa terjadi, salah satunya karena sirkuit tersebut berkarakter cepat dengan beberapa tikungan yang menuntut pengereman keras. Saat menginjak rem dengan keras untuk menurunkan kecepatan dari kisaran 200-300 kilometer per jam hingga 80 kilometer per jam dalam beberapa detik, lengan bekerja keras menahan dorongan tubuh.
”Jerez sangat terkenal bagi saya dalam hal arm pump. Saya tidak mengalami itu hari ini, tetapi Fabio merasakannya. Itu tergantung dari diri Anda. Valentino (Rossi) tidak pernah mengalami itu, padahal dia mengendarai motor selama bertahun-tahun. Jadi, itu tergantung dari tubuh Anda,” kata Miller saat konferensi pers, Minggu (2/5/2021).
Baik Valentino Rossi—yang musim ini menjalani 26 musim Grand Prix—maupun para pebalap Akademi VR46 miliknya tidak ada yang mengalami cedera arm pump hingga sejauh ini. Saat ini ada tiga pebalap binaan VR46 di MotoGP, yaitu Francesco Bagnaia (Ducati), Franco Morbidelli (Petronas SRT), dan Luka Marini (Esponsorama Avintia).
”Saya pikir, itu terkait dengan cara Anda berlatih. Selama ini tidak ada dari akademi (kami) yang mengalami masalah ini. Mungkin kami beruntung,” ujar Bagnaia yang saat ini memimpin klasemen pebalap dengan 66 poin, unggul dua poin dari Quartararo.
Merasa heran, rekan setimnya, Miller balas bertanya. ”Apa yang kamu minum di akademi?” tanyanya kepada Bagnaia. ”Banyak minum air bersoda,” ujar Bagnaia berseloroh.
Baca juga: Ujian Mental Juara Quartararo
Faktor motor dan sirkuit
Hingga saat ini belum bisa dijelaskan secara spesifik apa pemicu arm pump di MotoGP. Setiap pebalap menjalani latihan yang ideal, tetapi ada yang mengalami cedera unik itu dan ada yang tidak. Miller mungkin benar, semua tergantung dari tipikal tubuh masing-masing. Adapun Aleix Espargaro menduga risiko cedera arm pump meningkat seiring dengan motor MotoGP yang semakin bertenaga dan semakin cepat.
Kakak pebalap Repsol Honda, Pol Espargaro, itu juga gagal tampil maksimal karena cedera arm pump, akhir pekan lalu. Padahal, sepanjang sesi latihan dia sangat kompetitif dengan pace stabil pada 1 menit 37 detik besar. Ia tidak jauh dari pace Quartararo.
”Dalam beberapa putaran terakhir balapan, saya sedikit menderita arm pump di lengan kanan. Saya tidak memiliki kekuatan untuk mengerem keras. Saya sangat kesakitan pada lengan kanan. Jadi, saya sedikit kehilangan performa dalam pengereman,” ujar Espargaro.
Saya mengalami sedikit arm pump. Sangat kecil. Ketika saya berusaha lebih kencang lagi, 25 putaran di sini di Jerez, berakselerasi, mengerem, itu selalu sulit. Sangat penting mengelola dengan baik situasi ini.
”Saya pikir, ini bukan karena Jerez. Menurut saya, MotoGP selalu lebih cepat dan kian cepat. Downforce (daya tekan ke bawah) lebih besar, begitu pula aerodinamika dan tenaga (motor). Kami bukan mesin seperti motor. Kami manusia. Jadi, saya tidak tahu bagaimana kami bisa menjadi lebih baik,” ujar pebalap berusia 31 tahun itu dikutip laman resmi MotoGP.
Meskipun motor MotoGP semakin cepat dan menuntut fisik ekstra untuk mengendalikan, Espargaro menilai, masalah arm pump itu bukanlah terkait batas kemampuan tubuh manusia. Masih ada cara untuk mengatasi itu dengan mencari latihan yang tepat serta tehnik pengendalian yang berbeda. Baginya itu hal menantang. Dalam karier panjangnya, dia sangat jarang mengalami cedera arm pump.
”Sekarang saya sedikit khawatir. Bukan terkait Le Mans, melainkan pada Mugello. Menurut saya, Mugello adalah sirkuit terburuk dalam kalender dan saya benar-benar sangat kesulitan di bagian terakhir balapan. Saya bukanlah satu-satunya. Jadi, kita lihat saja, apakah saya bisa memperbaiki itu saat berada di sana,” ungkap pebalap asal Spanyol itu.
Tidak selalu dioperasi
Masalah pada arm pump tidak selalu berakhir di meja operasi. Pebalap tim Suzuki Ecstar, Joan Mir, pernah beberapa kali mengalami sedikit masalah dengan arm pump, terutama di sirkuit-sirkuit yang menuntut fisik.
”Saya mengalami sedikit arm pump. Sangat kecil. Ketika saya berusaha lebih kencang lagi, 25 putaran di sini di Jerez, berakselerasi, mengerem, itu selalu sulit. Sangat penting mengelola dengan baik situasi ini,” ujar Mir.
Rekan setim Quartararo, Maverick Vinales, juga tidak pernah benar-benar mengalami masalah dengan arm pump. Namun, dia menilai, sensasi seperti arm pump muncul saat balapan di sirkuit-sirkuit dengan pengereman keras, seperti Jerez, Assen, dan Mugello.
”Saya tidak tahu (penyebabnya), sungguh. Saya tidak pernah mengalami masalah dengan arm pump di semua kelas. Jadi, saya tidak tahu apa yang menyebabkan arm pump. Jerez biasanya menjadi salah satu trek terberat bagi lengan. Namun, saya tidak pernah memiliki masalah dengan itu,” ujar Vinales.
Pebalap tim pabrikan KTM, Miguel Oliveira, juga tidak bisa memastikan apa penyebab arm pump yang pernah dia alami saat di Moto2 pada 2016. Kini, dia tidak pernah cedera lagi, tetapi kadang mengalami sensasi seperti arm pump.
”Saya pernah mengalami arm pump pada masa lalu. Tahun pertama saya di Moto2. Saya tidak bisa membalap, hanya seperti penumpang di setiap balapan, di setiap sirkuit. Jadi, saya menjalani operasi pada akhir musim itu. Tiba-tiba, saat mengendarai motor, saya merasa seperti pebalap yang berbeda. Ada faktor yang sangat terbatas untuk mengalami arm pump. Saya tidak tahu apakah ada yang benar-benar bisa kami lakukan terkait itu,” ungkap Oliveira.
Tekanan besar ke lengan
Tekanan besar pada lengan secara berulang kepada para pebalap MotoGP juga membuat pebalap penguji Yamaha saat ini, Cal Crutchlow, mengalami arm pump saat membela LCR Honda musim lalu. Dia mengatakan, arm pump lengan kanannya terjadi sebagai akibat kompensasi dari cedera tulang pergelangan tangan kiri.
Dia terlalu membebani lengan kanan dan harus menjalani operasi untuk mengangkat seluruh fascia pada otot lengan kanan. Foto menyeramkan terkait apa yang terjadi pada otot lengan kanan diunggah oleh Crutchlow di akun media sosialnya.
Akan tetapi, cedera arm pump paling berat dialami oleh Dani Pedrosa yang menjalani operasi pada 2015. Pebalap tim Repsol Honda itu membutuhkan enam pekan untuk pemulihan. Cedera itu membuat dia tidak pernah bisa tampil konsisten tampil dalam performa terbaik sepanjang musim setelah operasi itu hingga pensiun pada akhir musim 2018.
Terkait dengan cedera arm pump yang dialami oleh Quartararo, dia sepertinya tidak akan menjalani operasi pengangkatan fascia seperti Crutchlow dan Pedrosa. Selaput pembungkus otot lengan kanan pebalap asal Perancis itu diyakini hanya disobek supaya aliran darah dalam otot kembali lancar. Tindakan itu membutuhkan pemulihan yang lebih cepat sehingga Quartararo diharapkan bisa kembali tampil di Le Mans pada 14-16 Mei mendatang.