Manchester City mampu menembus final Liga Champions untuk pertama kali sejak 140 tahun klub berdiri. Riyad Mahrez menjadi aktor penting kemenangan City dengan sumbangan tiga gol dalam dua laga semifinal kontra PSG.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MANCHESTER, RABU — Impian Paris Saint-Germain untuk menembus laga final Liga Champions dalam dua musim beruntun dikandaskan oleh Riyad Mahrez, pemain Manchester City yang lahir dan besar di wilayah kota Paris, Perancis. ”Bocah Paris”, begitu sebutan yang Mahrez sandangkan kepada dirinya sendiri, memborong dua gol kemenangan 2-0 ”The Citizens” atas PSG di laga kedua semifinal, Rabu (5/5/2021) dini hari WIB di Stadion Etihad sehingga City unggul agregat 4-1.
Mahrez, yang merayakan ulang tahun ke-30 pada Februari lalu, berasal dari kawasan Sarcelles yang merupakan wilayah satelit di utara pusat kota Paris. Karier sepak bola Mahrez pun dimulai dari klub lokal, AAS Sarcelles, pada 2004. Oleh karena itu, ketika undian fase gugur Liga Champions membawa City berjumpa dengan PSG di babak 4 besar, Mahrez sangat senang.
”Sejak kecil saya selalu memimpikan laga besar seperti ini dan melawan PSG,” ujar Mahrez, akhir April lalu, kepada City TV.
Keinginan kuat Mahrez saat berjumpa PSG ditunjukkan dengan sempurna dalam dua pertarungan di babak semifinal. Mahrez mencetak gol kedua City pada laga pertama yang memastikan kemenangan 2-1, kemudian menyumbangkan sepasang gol untuk membawa The Citizens merasakan pengalaman pertama bertanding di partai final Liga Champions. Gol pertama Mahrez di Etihad tercipta pada menit ke-11, kemudian Mahrez menggandakan keunggulan City setelah menerima umpan Phil Foden di menit ke-63.
Seusai laga semifinal kedua, Mahrez menyatakan, seluruh pemain City bermain sangat baik meskipun dipaksa oleh PSG untuk tampil lebih bertahan. Ia mengatakan, The Citizens berusaha menyesuaikan diri dengan tekanan yang dilancarkan PSG sehingga berusaha sebaik mungkin menciptakan peluang melalui serangan balik.
”Bukan rencana kami untuk memainkan serangan balik, tetapi mereka (PSG) memaksa kami bertahan lebih dalam. Kami pun berhasil memaksimalkan serangan balik yang juga menjadi kelebihan kami, itu yang menjadi awal dari dua gol dan kami senang dengan hasil ini,” ujar Mahrez kepada BT Sport.
Setelah memastikan satu tempat di partai puncak yang akan dilangsungkan di Istanbul, Turki, 29 Mei mendatang, lanjut Mahrez, City akan berusaha meraih kemenangan dalam laga lanjutan Liga Inggris kontra Chelsea akhir pekan ini. Raihan tiga poin akan memastikan City sebagai kampiun Liga Inggris edisi 2020-2021.
”Kami harus menang pada hari Sabtu untuk menjadi juara liga. Selanjutnya, kami akan fokus mempersiapkan final Liga Champions,” ucap Mahrez, yang memilih untuk membela timnas Aljazair sejak 2014.
Sejarah baru
Berkat kemenangan dalam dua laga melawan PSG, City menciptakan sejarah baru bagi penampilan tim Inggris di Liga Champions. The Citizens adalah tim Inggris pertama yang mencatatkan 11 kemenangan dalam satu musim kompetisi antarklub paling bergengsi di dunia itu.
Tak hanya itu, City juga meraih tuiuh kemenangan beruntun di Liga Champions. Prestasi itu belum pernah dicatatkan satu pun tim Inggris saat berlaga di Liga Champions ataupun Liga Europa. Adapun City adalah tim Inggris kesembilan yang mampu menembus partai final kompetisi antarklub Eropa.
Manajer City Pep Guardiola menekankan, seluruh pemain City memiliki kontribusi bagi keberhasilan City berlaga di final Liga Champions musim ini. Ia pun mempersilakan anak asuhannya untuk menikmati sejenak keberhasilan mencetak sejarah baru bagi klub.
”Mencapai final adalah buah dari kerja keras yang telah kami lakukan dalam empat atau lima tahun terakhir. Setiap hari seluruh pemain telah menampilkan konsistensi sehingga mereka pantas menikmati momen ini sebelum kami mempersiapkan diri dalam dua atau tiga pekan jelang laga final,” kata Guardiola, yang harus menunggu satu dekade untuk kembali tampil di final Liga Champions. Pada final Liga Champions musim 2010-2011, Guardiola mengantarkan Barcelona untuk menumbangkan Manchester United 3-1 di Stadion Wembley.
Tidak hanya tampil efektif di lini depan, City pun membangun pertahanan yang sangat kokoh. Lini belakang City yang dipimpin Ruben Dias mampu membuat pemain depan PSG kehabisan akal. Dari 14 kali tembakan yang dilakukan pemain ”Les Parisiens”, tidak ada satu pun yang tepat mengarah ke gawang City yang dikawal Ederson Moraes.
Apabila diakumulasikan dengan laga pertama, City mampu meredam pemain PSG untuk melakukan tembakan mengarah ke gawang Ederson selama 118 menit. Alhasil, Ruben Dias pun dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam laga kedua.
Gareth Southgate, yang menjadi Pengamat Teknik UEFA dalam laga itu, menilai, Dias adalah sosok sentral bagi City untuk meredam sejumlah serangan PSG. ”Ia (Dias) menunjukkan kepemimpinan dan organisasi pertahanan yang luar biasa. Ia membangun permainan dengan aman dan menciptakan sejumlah tekel, blok, dan antisipasi penting,” kata Southgate, yang merupakan pelatih timnas Inggris, kepada UEFA.
Frustrasi
Setelah tertinggal 0-2, pemain PSG semakin frustrasi sehingga beberapa kali melakukan pelanggaran keras. Puncaknya saat Angel Di Maria menerima kartu merah setelah menendang kaki kapten City, Fernandinho, di menit ke-69.
Setelah momen itu, tiga pemain PSG, yakni Marco Verratti, Presnel Kimpembe, dan Danilo Pereira, bergantian masuk ke dalam buku catatan kartu kuning wasit Bjorn Kuipers.
”Kami percaya masih bisa lolos hingga menerima hukuman kartu merah. Melawan tim besar, Anda tidak bisa menekan mereka selama 90 menit. Meskipun kami terus menyerang, mereka menghukum kami dengan mencetak gol melalui peluang pertama yang dihasilkan,” kata Verratti.
Kapten PSG, Marquinhos, menyatakan, timnya telah mengerahkan seluruh kemampuan terbaik untuk mengalahkan City. Namun, lanjutnya, City justru mampu mencetak gol setelah memanfaatkan celah kecil di lini pertahanan PSG melalui skema serangan balik.
”Mereka mampu menahan serangan kami dan unggul 1-0 yang membuat laga semakin berat bagi kami. Setelah itu, kami berusaha menekan mereka di babak kedua, tetapi mereka mencetak gol kedua yang membunuh peluang kami,” ujar Marquinhos.
Tanpa kehadiran Kylian Mbappe, lini serang PSG gagal tampil tajam seperti menghadapi Barcelona dan Bayern Muenchen di dua babak sebelumnya. Praktis, hanya ada satu peluang terbaik Les Parisens di Manchester, yakni sundulan Marquinhos yang membentur mistar gawang City pada menit ke-16. (REUTERS/SAN)