Grand Master Susanto Megaranto kalah dari pecatur Thailand yang memiliki rating jauh di bawahnya. Namun, Susanto masih memiliki peluang untuk bangkit dan menjadi juara.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pecatur Grand Master Susanto Megaranto membuang kesempatan meraih kemenangan pada babak pertama Kejuaraan Catur Zonal 2021, Zona 3.3 Asia Timur, Sabtu (1/5/2021), di Bekasi. Unggul jauh secara rating, Susanto (2550) justru kalah dari pecatur Thailand, Candidate Master Prin Laohawirapap (2125), dalam 55 langkah.
”Susanto tidak menggunakan waktu berpikirnya dengan baik. Saat laga berakhir, waktunya tersisa 1 jam 27 menit 57 detik. Jadi, dia hanya memakai waktu berpikir 32 menit. Mungkin dia meremehkan lawan,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia.
Namun, kata Kristianus, Susanto masih dapat memenangi delapan babak tersisa. Jika itu terjadi, Susanto masih dapat menjadi juara dan merebut tiket ke Piala Dunia Catur 2021 di Sochi, Rusia.
”Semoga kekalahan ini menjadi tamparan bagi Susanto agar kembali bermain dengan penuh perhitungan dan pemikiran strategis. Selama ini, Susanto terlalu sering bermain catur kilat di internet sehingga membuatnya malas berpikir dalam waktu lama,” kata Kristianus.
Kejuaraan tersebut memperebutkan dua tiket ke Piala Dunia 2021. Tim Indonesia menargetkan dapat merebut setidaknya satu tiket ke Piala Dunia 2021 sehingga pecaturnya dapat bersaing di tingkat paling tinggi.
Pertandingan antara Susanto dan Prin Laohawirapap berlangsung ketat sejak pembukaan. Prin Laohawirapap yang memainkan buah catur hitam justru langsung bermain menekan dengan mengandalkan dua gajah.
Susanto dijebak dengan pengorbanan benteng hitam dan membuatnya kehilangan kuda dan gajah putih. Menteri dan benteng putih Susanto sempat menjepit raja hitam pada langkah ke-39. Namun, pertahanan yang dibangun oleh menteri dan dua gajah hitam membuat Susanto gagal meneruskan serangan dan justru membuang tempo agar tidak kehilangan perwira.
Momen itu membuat Prin Laohawirapap bangkit untuk menekan raja putih yang sudah tersudut. Perangkap dua gajah dan menteri hitam membuat raja putih Susanto terkena skak mati.
Pada laga lainnya, Novendra merebut kemenangan atas Arena Grand master (AGM) Henry Lopez dari Filipina. Lopez menekan sejak awal laga, tetapi Novendra melangkah dengan akurat dan menangkis setiap serangan dengan baik.
Delapan pecatur Indonesia lainnya juga meraih kemenangan. Mereka akan menjalani delapan babak lainnya sampai 9 Mei 2021.
Kejuaraan catur yang menjadi ajang seleksi ke Piala Dunia 2021 itu digelar secara hibrida di setiap negara, dengan menggunakan aplikasi Tornelo secara daring. Hibrida yang dimaksudkan adalah bertanding catur secara daring, tetapi dalam pengawasan wasit secara langsung dan secara daring sekaligus.
Setiap pecatur akan bertarung dengan catur klasik selama 90 menit untuk 40 langkah pertama dan 30 menit untuk langkah-langkah berikutnya serta tambahan 30 detik untuk setiap langkah.