Chelsea telah menjelma menjadi salah satu tim di Eropa yang jeli melihat kelemahan setiap lawannya, termasuk Real Madrid. Sayangnya, striker Chelsea masih gagal memaksimalkan peluang yang tercipta.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MADRID, RABU — Manajer Chelsea Thomas Tuchel memperlihatkan kecerdikannya dalam membongkar pertahanan Real Madrid dalam laga pertama semifinal Liga Champions di Stadion Alfredo Di Stefano yang berakhir imbang 1-1, Rabu (28/4/2021) waktu Indonesia. Ia berhasil memasang perangkap untuk menarik para bek Real keluar dari posisinya sehingga ”Si Biru” mendapat banyak peluang gol.
Perangkap Chelsea tersebut bertumpu pada pergerakan pemain lini serang yang bisa membuat bingung para bek Real. Trio Mason Mount, Christian Pulisic, dan Timo Werner selalu berusaha memancing bek lawan untuk bergerak maju meninggalkan teritorinya. Ketika bek Real masuk dalam perangkap ini, ruang tembak terbuka lebar untuk dieksploitasi para penyerang Chelsea.
Strategi ini cukup efektif pada 25 menit sejak awal laga dan pada fase inilah Chelsea mampu mencetak gol melalui tendangan Pulisic pada menit ke-14. Penyerang asal Amerika Serikat ini bisa mendapat ruang tembak karena dua bek Real, Eder Militao dan Raphael Varane, berkonsentrasi mengawasi pergerakan Mount dan Werner.
Pakar taktik sepak bola Michael Cox dalam analisanya di laman The Athletic juga mengagumi kecerdikan Tuchel dalam menyempurnakan perangkap ini. Tuchel sengaja memasang Ben Chilwell dan Cesar Azpilicueta bergerak lebih maju untuk bersiap menerobos ruang tembak yang sudah tercipta.
Dengan pengaturan posisi pemain ini, serangan yang dibangun Chelsea menjadi lebih dinamis dan sulit ditebak. Hasilnya, Si Biru mampu mencatat total 12 tembakan, dan 5 tembakan di antaranya tepat mengarah ke gawang. Sementara Real hanya mampu menembak sebanyak 9 kali.
Akan tetapi, Tuchel masih kecewa karena perangkap ini tidak dilengkapi dengan ketajaman strikernya, terutama Werner. Peluang-peluang gol yang sudah tercipta akhirnya terbuang sia-sia. Salah satunya ketika Werner bisa berhadapan satu lawan satu dengan kiper Real, Thibaut Courtois, tetapi gagal menghasilkan gol.
Werner menyia-nyiakan peluang gol saat melawan West Ham United (di Liga Inggris pada akhir pekan lalu) dan sekarang ia melakukan hal yang sama. Menangis atau menyesali hal ini tidak akan banyak membantu.
Werner, sekali lagi, gagal membuktikan dirinya sebagai striker yang dapat diandalkan Si Biru dan Tuchel pun juga kecewa. ”Werner menyia-nyiakan peluang gol saat melawan West Ham United (di Liga Inggris pada akhir pekan lalu) dan sekarang ia melakukan hal yang sama. Menangis atau menyesali hal ini tidak akan banyak membantu,” kata Tuchel.
Buruknya penyelesaian akhir Chelsea menjadi keuntungan bagi Real. Pada menit ke-29, Real mampu menyamakan kedudukan melalui tendangan Karim Benzema. Pada babak kedua, Chelsea juga tidak mampu menambah gol karena Real perlahan mampu membaca perangkap yang dibangun Chelsea.
Dengan hasil imbang 1-1 ini, Chelsea mendapat keuntungan karena mampu mencetak gol tandang sebagai modal untuk menjalani laga kedua di kandang mereka, Stadion Stamford Bridge, pekan depan. Namun, Real punya waktu yang cukup untuk mempelajari strategi Chelsea ini sehingga keuntungan gol tandang tersebut tidak bisa dijadikan jaminan bagi Chelsea untuk lolos dengan mudah ke babak final.
Courtois menduga Chelsea akan memberikan kejutan lagi pada laga kedua dan tidak akan tampil bertahan. ”Hasil imbang 1-1 berarti laga kedua nanti bakal terasa seperti laga final. Jika Chelsea bermain bertahan, mereka membuat kesalahan besar,” ujarnya.
Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane merasakan sebuah ujian besar ketika menghadapi Chelsea yang ditangani Tuchel. ”Kami biasanya bisa tampil baik ketika memasang garis pertahanan yang tinggi, tetapi lawan kami kali ini sangat kuat dan kompetitif,” kata Zidane.
Sebelum menghadapi Real, Chelsea telah menjalani 21 laga di semua kompetisi dan dalam 16 laga di antaranya tidak kebobolan. Chelsea telah bertransformasi berkat kedatangan Tuchel yang menggantikan Frank Lampard, dan Zidane sekali lagi gagal menaklukkan tim yang ditangani Tuchel. Laga di Madrid ini merupakan laga kelima ketika Zidane beradu taktik melawan Tuchel (termasuk saat Tuchel masih melatih Borussia Dortmund dan Paris Saint-Germain).
Akan tetapi, gol Benzema membuat Zidane lega karena Real masih punya kesempatan memenangi laga kedua dan lolos ke final. Kini, pelatih asal Perancis itu ingin memastikan para pemainnya tetap bugar saat menghadapi laga kedua.
Upaya ini tidak mudah karena Real masih harus menghadapi Osasuna di Liga Spanyol dan wajib memenangi laga tersebut untuk menjaga peluang naik ke puncak klasemen. Pada Januari lalu, Osasuna bisa menahan imbang Real, 0-0, dan ini membuat tantangan yang harus dihadapi Zidane menjadi lebih berat. (AP/AFP/REUTERS)