Akibat ulah negatif suporter Persija dan Persib seusai final Piala Menpora, PSSI perlu bekerja keras untuk dapat izin melanjutkan Liga 1 dan Liga 2 musim ini. Mereka diminta meningkatkan manajemen pengelolaan suporter.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (tengah) didampingi Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal Imam Sugianto (kedua dari kanan), Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kedua dari kiri), dan Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K Ginting (kiri) pada konferensi pers daring membahas evaluasi Piala Menpora 2021, Selasa (27/4)/2021.
JAKARTA, KOMPAS — Akibat ulah negatif suporter Persija Jakarta dan Persib Bandung seusai final Piala Menpora 2021, Minggu (25/4/2021), Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) perlu bekerja keras untuk meyakinkan kepolisian memberikan izin Liga 1 dan Liga 2 Indonesia musim baru. PSSI diminta menyerahkan kajian mendalam mengenai manajemen suporter yang lebih baik agar peristiwa serupa tak terulang.
”Kejadian (kerumunan suporter Persija) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, dan (amukan suporter Persib) di Bandung, Jawa Barat, jadi pertimbangan gelaran berikutnya (Liga 1 dan Liga 2). Izin liga menjadi kajian. Kami menunggu langkah konkret PSSI. Kalau bisa mengendalikan (suporter) dengan baik, itu menjadi poin pemberian izin-izin berikutnya,” ujar Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Inspektur Jenderal Imam Sugianto, Selasa (27/4/2021).
Menurut Imam, pihaknya menilai Piala Menpora 2021 telah berjalan lancar dan sukses, khususnya dalam hal penerapan protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19. Sayangnya, kesuksesan itu dinodai ulah suporter Persija yang berkonvoi dan berkerumun di kawasan Bundaran HI guna merayakan gelar juara turnamen pramusim itu.
Pada saat sama, ratusan suporter Persib merusak kantor klub itu di Bandung dan mencegat sejumlah kendaraan asal Jakarta sebagai ekspresi kekecewaan atas kekalahan timnya. Polri pun menyayangkan dua kejadian terpisah itu.
ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA
Pemain Persija mengangkat trofi Piala Menpora seusai mengalahkan Persib Bandung pada laga kedua final Piala Menpora di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/4/2021). Pada pertandingan tersebut, Persija menang dengan skor 2-1 dan kemenangan agregat 4-1.
Polisi pun bertindak tegas. Polda Metro Jaya telah memeriksa 65 suporter Persija yang berkerumun di Jakarta. Kerumunan hingga 2.000 orang itu terjadi diduga karena ada undangan yang disebar lewat media sosial. Adapun Polda Jawa Barat telah mengamankan delapan orang akibat anarkisme ratusan suporter Persib di Bandung.
”Sejauh ini kami masih mendalami dua insiden tersebut. Kalau dua peristiwa itu melanggar protokol kesehatan, kami akan mengambil sikap tegas,” kata Imam.
Ia pun berharap dua peristiwa itu menjadi pelajaran semua pihak. Menurut dia, perlu ada edukasi terhadap suporter agar mereka berkomitmen menjaga perilaku baik di tengah upaya pemerintah mengatasi pandemi Covid-19 yang belum usai.
”Ini akan menjadi salah satu rekomendasi dari Satgas Covid-19 sebagai kelengkapan dokumen untuk mengajukan izin berikutnya (Liga 1 dan Liga 2),” ucapnya.
TMC POLDA METRO JAYA
Tangkapan layar video pembubaran kerumunan massa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (26/4/2021) dini hari. Massa kelompok suporter Persija Jakarta alias The Jakmania berkumpul untuk merayakan gelar juara Piala Menpora 2021 bagi kesebelasan tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K Ginting menyampaikan, mereka prihatin dengan tindakan berlebihan yang dilakukan oleh suporter Persija dan Persib seusai final turnamen tersebut. Satgas Covid-19 akan menunggu laporan rinci mengenai dampak dari peristiwa tersebut sebelum membahas perizinan untuk Liga 1 dan Liga 2.
Kami menunggu langkah konkret PSSI. Kalau bisa mengendalikan (suporter) dengan baik, itu menjadi poin pemberian izin-izin berikutnya.
Selama 7-10 hari ke depan, mereka akan bekerja sama dengan dinas kesehatan, puskesmas, dan desa/kelurahan untuk melakukan penelusuran apakah seusai kejadian itu ada yang sakit atau terjangkit Covid-19. Bagi yang positif Covid-19, tetapi tidak ada gejala, mereka diminta melakukan isolasi mandiri.
Adapun mereka yang sakit akan dirawat. Lalu, dilakukan pelacakan kontak dekat dengan orang-orang tersebut. ”Kami tunggu dulu selama 7-10 hari ke depan sebelum melakukan evaluasi (untuk rekomendasi Liga 1 dan Liga 2). Semoga saja peristiwa itu tidak menimbulkan kasus (Covid-19) baru,” ujar Alexander.
Sesuai rencana
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, rencana PSSI menggelar Liga 1 dan Liga 2 musim ini tetap tidak berubah. Mereka meminta publik membedakan penyelenggaraan Piala Menpora dengan dua peristiwa merugikan yang dilakukan suporter Persija dan Persib tersebut.
Menurut Iriawan, Piala Menpora telah berlangsung dengan aman dan lancar. Adapun ulah suporter Persija dan Persib terjadi setelah selesainya turnamen tersebut. Kejadian itu, ucap Iriawan, juga dilakukan sejumlah oknum suporter. Jadi, mereka tidak bisa mewakili suporter secara keseluruhan.
TMC POLDA METRO JAYA
Tangkapan layar video pembubaran kerumunan massa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (26/4/2021) dini hari.
Menurut dia, selama hajatan Piala Menpora 2021 yang berlangsung 35 hari, suporter 17 klub peserta sangat disiplin mengikuti arahan pemerintah dan PSSI. Mereka tidak hadir ke stadion, menonton bareng di luar, ataupun tidak membuat kerumunan. ”Kalau sampai mengorbankan Liga 1 dan Liga 2, kasihan dengan suporter yang sudah tertib mengikuti arahan selama (digelarnya) Piala Menpora,” kata Iriawan.
Selain itu, tambah Iriawan, kompetisi sangat penting untuk kelanjutan pembinaan sepak bola nasional. Akibat vakum lamanya kompetisi sepak bola resmi selama pandemi Covid-19, stamina para pemain terlihat anjlok selama Piala Menpora 2021. Bahkan, sebagian wasit yang bertugas awalnya tampak kikuk karena sudah sangat lama tidak memimpin laga.
”Bayangkan kalau Liga 1 dan Liga 2 tidak jadi dilaksanakan. Pembinaan sepak bola (nasional) akan kian anjlok,” ucapnya.
Kendati demikian, PSSI berkomitmen untuk mengevaluasi manajemen penanganan suporter agar lebih baik untuk Liga 1 dan Liga 2 yang, menurut rencana, digelar mulai awal Juli. ”Sekarang kami menunggu dulu hasil pendalaman Polri untuk mengetahui motif dari insiden-insiden tersebut. Setelah itu, kami melakukan evaluasi untuk penanganannya,” ujar Iriawan.
Adapun Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan, pihaknya telah mengundang sejumlah pihak guna membahas ulah suporter itu. ”Kami meminta PSSI melakukan pembinaan lebih serius kepada suporter,” ucapnya.