Chelsea mengunjungi Real Madrid dan tampil dengan agresivitas tinggi pada laga pertama semifinal Liga Champions. Namun, Real lega bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 berkat gol Karim Benzema.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
MADRID, RABU — Real Madrid masih bisa bernapas lega ketika menahan imbang Chelsea, 1-1, pada laga pertama semifinal Liga Champions Eropa di Stadion Alfredo Di Stefano, Rabu (28/4/2021) pagi waktu Indonesia. Mereka dikejutkan dengan penampilan Chelsea yang agresif dan selalu punya peluang untuk membobol gawang Real.
Bermain dengan formasi 3-4-3 dengan kekuatan di sektor sayap, Chelsea memiliki banyak cara untuk menerobos pertahanan Real. Tim asuhan manajer Thomas Tuchel ini tercatat melepaskan total sebanyak 12 tembakan, dengan lima tembakan di antaranya tepat ke arah gawang. Adapun Real hanya mampu menembak sembilan kali, dan hanya satu tembakan yang mengarah ke gawang.
Dengan strategi racikan Tuchel, Chelsea bisa unggul lebih dulu pada menit ke-14 melalui tendangan Christian Pulisic. Gol ini menjadikan Pulisic sebagai pemain sepak bola asal Amerika Serikat pertama yang bisa mencetak gol pada laga semifinal Liga Champions. Ia juga pemain AS kedua yang bisa tampil di semifinal setelah DaMarcus Beasley yang tampil bersama PSV Eindhoven saat melawan AC Milan pada 2005.
Namun, satu hal yang tidak dimiliki Chelsea pada laga ini adalah efektivitas. Meski mampu menciptakan banyak peluang gol, Chelsea tidak mampu menambah keunggulan. Bahkan, peluang terbaik penyerang Chelsea, Timo Werner, ketika ia berada tepat di hadapan kiper Real, Thibaut Courtois, gagal dimanfaatkannya menjadi gol.
Tanpa efektivitas dan penyelesaian akhir yang baik, Chelsea kemudian merasakan akibatnya ketika Real mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-29 melalui tendangan keras Karim Benzema. Penyerang asal Perancis itu menggunakan kemampuannya untuk menembak dalam posisi sulit dan merayakan gol ke-13 dalam 14 laga terakhirnya di semua kompetisi.
Benzema membuat Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane bisa tersenyum. ”Saya sangat senang karena kami bisa selamat. Kami mengalami kesulitan pada 25-30 menit pertama, tetapi kami bisa berimprovisasi dan tampil lebih baik pada babak kedua. Secara keseluruhan, saya gembira dengan hasil laga ini,” katanya.
Hasil dari laga ini menempatkan Chelsea sebagai tim yang lebih berpeluang lolos ke final karena telah mengantongi satu gol tandang. Namun, hasil seperti ini di Liga Champions belum bisa dijadikan jaminan, dan itulah yang membuat Zidane senang. Setidaknya ia dan Real masih memiliki 90 menit lagi untuk mencetak lebih banyak gol pada laga kedua di Stadion Stamford Bridge, London.
Tuchel kecewa
Jika Zidane senang, Tuchel merasa kecewa karena tidak bisa memanfaatkan laga pertama ini untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak. Chelsea bisa menjerat Real dalam perangkap pada menit-menit awal dan akhirnya membiarkan Real keluar dari perangkap itu.
”Saya sebenarnya sudah merasa dapat memenangi laga ini karena kami tampil sangat kuat,” kata Tuchel. Namun, ia juga memahami jika Real memakai strategi rancangan pelatih kelas dunia, seperti Zidane, yang membuat Real bisa bertahan pada babak kedua.
Tuchel juga tidak bisa lagi menutupi kekecewaannya terhadap aksi Werner yang masih belum menggigit. ”Dia kehilangan kesempatan besar untuk mencetak gol saat melawan West Ham United (di Liga Inggris akhir pekan lalu) dan hal ini terjadi lagi. Tidak ada gunanya menangisi atau menyesali kejadian ini,” katanya.
Lebih jauh Tuchel menyoroti kondisi fisik pemainnya yang harus menjalani jadwal kompetisi yang padat. Faktor kelelahan bisa membuat taktiknya tidak berjalan dengan baik dan ini menjadi perhatian utamanya sebelum menjalani laga kedua pekan depan. (AP/AFP/REUTERS)