Peluang Atletico Madrid menjuara Liga Spanyol kian berat. Itu menyusul kekalahan mereka dari Athletic Bilbao di pekan ke-33, Senin. Hasil itu membuat mereka berpeluang digeser Barcelona yang punya tabungan satu laga.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
BILBAO, SENIN — Setelah sempat unggul jauh atas para pesaingnya di puncak klasemen, Atletico Madrid justru melempem mendekati garis finis perburuan juara Liga Spanyol. Pada laga tandang pekan ke-33 di Stadion San Mames, Bilbao, Senin (26/4/2021) dini hari WIB, Atletico tumbang 2-1 dari tuan rumah Athletic Bilbao. Kekalahan itu membuat skuad asuhan Pelatih Diego Simeone ini terancam digeser Barcelona yang hanya terpaut dua poin dan punya kelebihan satu laga.
Dalam pertandingan itu, Atletico yang memburu poin untuk mengamankan posisi di peringkat pertama justru tertinggal lebih dahulu lewat tandukan gelandang Bilbao, Alejandro Berengues Remiro, di menit kedelapan. Setelah gol itu, Koke dan kawan-kawan membombardir pertahanan Bilbao untuk menyamakan kedudukan, sedangkan lawan hanya mengandalkan serangan balik yang efektif.
Perjuangan Atletico membuahkan hasil saat bek Stefan Savic berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1, dengan menyundul umpan tendangan sudut menjadi gol di menit ke-77. Gol itu langsung disambut teriakan histeris Simeone dari sisi lapangan.
Sayangnya, selang sembilan menit kemudian, asa Atletico untuk memenangi laga itu sirna. Bek Bilbao, Inigo Martinez, membuat timnya kembali unggul, juga lewat sundulan kepala memanfaatkan umpan tendangan sudut pada menit ke-86. Keunggulan 2-1 Bilbao itu bertahan hingga laga berakhir yang membuat para pemain Atletico lemas dengan tatapan kosong.
”Kami hancur. Kami berusaha untuk kembali di babak kedua dengan cara apa pun yang memungkinkan. Kami berhasil menyamakan kedudukan, tetapi kemudian mereka bisa kembali unggul lewat bola mati (tendangan sudut). Sekarang, kami harus terus maju dan mencoba memenangkan laga berikutnya, kami sangat perlu itu,” terang kapten Atletico, Koke, dikutip ESPN setelah laga.
Mental buruk
Simeone yang terkenal temperamental tidak bisa memendung emosi. Menurut pelatih asal Argentina itu, tim tidak memiliki mental yang baik dalam perburuan gelar. ”Orang-orang bertanya kepada saya apa faktor utama kekalahan ini, jelas itu faktor mental. Kami tidak bermain seperti yang diinginkan, terutama di babak pertama. Hanya tim yang mampu mengelola keseimbangan emosional (mental) yang memiliki peluang terbaik menjadi juara,” tegasnya dikutip ESPN.
Atletico sempat melenggang sendirian di puncak klasemen dengan unggul jauh mencapai 10 poin atas rival terdekatnya, Barcelona di posisi kedua dan Real Madrid di tempat ketiga sampai bulan Februari. Kurang dari dua bulan, ”Los Indios” itu hanya tinggal berselisih dua poin dari rival terdekatnya.
Kami hancur. Kami berusaha untuk kembali di babak kedua dengan cara apacpun yang memungkinkan. Kami berhasil menyamakan kedudukan, tetapi kemudian mereka bisa kembali unggul lewat bola mati.
Usai kekalahan kali ini, Atletico tertahan dengan 73 poin dari 33 laga walau masih berada di peringkat pertama. Posisinya mereka sangat rawan tergusur oleh tiga tim di bawahnya, yakni Real Madrid berada di posisi kedua dengan 71 poin dari 33 laga, Barca di tempat ketiga dengan 71 poin dari 32 laga, dan Sevilla di urutan keempat dengan 70 poin dari 33 laga.
Dengan keunggulan satu laga sisa, Barca paling berpeluang mengudeta posisi Atletico dalam waktu dekat. Lionel Messi dan kawan-kawan baru menjalani laga pekan ke-33, Jumat (30/4/2021), menghadapi Granada. Kalau menang, otomatis mereka menuju puncak klasemen dengan keunggulan satu poin atas Atletico.
Mengincar gelar
Salah satu kunci sukses Barca mendekati Atletico adalah kemenangan dramatis mereka di kandang Villarreal dalam laga pekan ke-32, Minggu (25/4/2021). Dalam laga itu, ”Blaugrana” tertinggal lebih dahulu lewat gol gelandang tim ”Kapal Selam Kuning”, Samuel Chukwueze, di menit ke-26. Namun, mereka bisa membalikkan kedudukan cepat menjadi 2-1 usai penyerangnya, Antoine Griezmann, mencetak gol di menit ke-28 dan ke-35.
Griezmann kepada Movistar sehabis laga menyampaikan, timnya akan berjuang merebut gelar juara La Liga musim ini setelah terakhir kali di musim 2018/2019. ”Kami akan berusaha memenangi semua laga tersisa, itu satu-satunya cara untuk menjadi juara,” ujar penyerang asal Perancis tersebut.
Namun, Pelatih Barca Ronald Koeman, dilansir Marca sesudah laga, berusaha menenangkan tim agar tidak terbawa euforia. Pelatih asal Belanda itu ingin para pemain tetap membumi dan menjaga fokus sampai akhir kompetisi.
”Kami tahu bahwa jika kami memenangi semua dari enam laga yang tersisa, kami akan menjadi juara. Namun, saya pikir lawan-lawan kami akan berusaha menyulitkan kami. Apalagi kami masih harus melawan Atletico (di kandang pada pekan ke-35). Jalan masih panjang, tapi kami akan memberikan segalanya untuk mencoba menang,” jelasnya.
Simeone juga tidak mau menyerah begitu saja. Dalam Sportstar.thehindu.com, Senin, pelatih berusia 50 tahun itu menyampaikan, timnya akan fokus kepada diri sendiri dalam lima pekan terakhir ini. Mereka mencoba tidak memikirkan hasil para pesaing agar konsentrasi pemain tidak terganggu dalam memburu gelar yang terakhir kali mereka raih musim 2013/2014 itu. ”Sekarang, tinggal seberapa kuat mental dan tekad kami untuk merebut lima laga tersebut,” ujarnya. (REUTERS)