Dua pemain muda Persija Jakarta, Braif Fatari dan Taufik Hidayat, membungkam Persib Bandung di laga pertama final Piala Menpora, Kamis malam. Persija menjadi tim pertama yang mengalahkan Persib di turnamen pramusim itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Persija Jakarta selangkah lagi meraih trofi Piala Menpora 2021 setelah menumbangkan Persib Bandung 2-0 di laga pertama babak final, Kamis (22/4/2021) malam, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Kemenangan itu merupakan buah dari “kejutan” yang dihadirkan Pelatih Persija Jakarta Sudirman dengan menurunkan dua pemain muda, Braif Fatari dan Taufik Hidayat, sebagai pemain inti.
Meskipun dua pemain muda itu belum pernah tampil sejak menit awal bagi Persija di Piala Menpora, keduanya justru mampu membawa Persija unggul dua gol cepat ketika laga baru berjalan tujuh menit. Braif, yang baru berusia 19 tahun, mencetak gol ketika pertandingan baru berjalan 33 detik. Kemudian, Taufik, penyerang berumur 21 tahun, ikut mencatatkan nama di papan skor di menit ke-7. Alhasil, kepercayaan Sudirman kepada Taufik yang rela mencadangkan Marko Simic dibayar sempurna.
Pergerakan kedua pemain itu tidak mampu diantisipasi oleh duet bek tengah Persib, Victor Igbonefo dan Nick Kuipers. Padahal, sebelum laga final, Braif baru dua kali tampil di Piala Menpora dengan akumlasi waktu bermain 56 menit, sedangkan Taufik belum sama sekali diturunkan oleh Sudirman.
Di laga final, Taufik pun hanya bermain selama 63 menit. Ia mengalami cedera pangkal paha, sehingga digantikan oleh Simic. Adapun Braif bermain selama 80 menit sebelum ditarik keluar untuk memberikan kesempatan bermain kepada gelandang senior, Sandi Sute.
Sudirman mengungkapkan, dirinya memutuskan memainkan Taufik dan Braif karena penampilan pemain utama di lini serang kurang optimal di dua laga semifinal melawan PSM Makassar, misalnya Simic. Di sisi lain, ia ingin memberikan warna baru bagi permainan "Macan Kemayoran".
Alhamdulillah, Taufik dan Braif bisa menjawab kepercayaan kami. Saya yakin pemain muda Persija memiliki potensi besar untuk tim ini dan mampu menunjukkan kualitas di pertandingan selanjutnya.
“Alhamdulillah, Taufik dan Braif bisa menjawab kepercayaan kami. Saya yakin pemain muda Persija memiliki potensi besar untuk tim ini dan mampu menunjukkan kualitas di pertandingan selanjutnya,” ucap Sudirman dalam konferensi pers virtual seusai laga.
Taufik pun senang dengan penampilannya itu. Meski begitu, ia belum puas dengan penampilannya dan bertekad untuk selalu mampu menjawab kepercayaan pelatih ketika dimainkan.
Dengan kemenangan di laga pertama, “Macan Kemayoran” hanya butuh hasil imbang atau kalah dengan selisih satu gol untuk merengkuh trofi Piala Menpora. Laga kedua akan berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/4/2021).
Kekalahan perdana
Bagi Persib, hasil di laga final itu merupakan kekalahan perdana yang dialami “Maung Bandung” di Piala Menpora. Dalam enam laga sebelumnya dari fase grup hingga semifinal, Persib meraih empat kemenangan dan dua hasil imbang.
Bahkan, Persija menjadi satu-satunya tim yang mampu mencegah Persib mencetak gol. Adapun Persib adalah tim paling produktif di Piala Menpora dengan catatan 12 gol atau rata-rata mencetak dua gol per laga.
Pelatih Persib Robert Rene Alberts mengakui timnya bermain buruk. Dua gol cepat Persija, lanjutnya, menunjukkan timnya terlambat panas untuk menghadapi partai final.
“Persija pantas menang. Kami bermain lambat dan koordinasi buruk antara bek tengah dan gelandang, sehingga dua hal itu menjadi catatan evaluasi bagi saya untuk menghadapi laga kedua,” ujar Alberts.
Penyerang Persib, Ezra Walian, sependapat dengan sang pelatih. Menurut dia, Persija memang mampu bertahan dengan baik, tetapi performa lini depan Persib jauh di bawah kualitas yang sebenarnya.
“Saya kecewa kami gagal tampil setajam biasanya. Tetapi, kami masih memiliki kesempatan di laga kedua untuk memperbaiki diri dan berjuang lebih keras,” kata Ezra, yang sempet mengeyam pendidikan sepak bola di akademi Ajax Amsterdam.
Hanya 47 menit
Sementara itu, dari sisi permainan, penampilan Persib dan Persija di partai puncak belum menampilkan perang taktik yang mumpuni layaknya sebuah partai final yang berkualitas. Kedua tim masih dominan bermain dengan umpan-umpang panjang dan melakukan serangan balik dari kedua sisi sayap.
Berdasarkan catatan Kompas, bola bergerak aktif di laga pertama babak final Piala Menpora hanya berlangsung sekitar 47 menit. Hal itu terdiri dari 21 menit berlangsung di babak pertama, sedangkan pada paruh kedua laga, pemain Persija dan Persib mengolah bola selama 26 menit.
Durasi waktu memainkan bola itu menunjukkan para pemain kedua tim hanya bermain sepak bola kurang dari satu babak, sebab pada babak pertama saja pertandingan berlangsung selama 49 menit, yang terdiri dari 45 menit waktu normal dan tambahan waktu empat menit. Kemudian, di babak kedua, pertandingan berjalan selama 50 menit.
Di babak pertama, pemain hanya memainkan bola selama 21 menit karena kedua tim banyak memainkan umpan-umpan jauh yang langsung mengarah ke zona pertahanan lawan, kemudian duel fisik sering terjadi di lapangan tengah. Pada babak kedua, durasi permainan lebih panjang karena Persib berusaha memainkan variasi operan pendek untuk membongkar pertahanan Persija, lalu “Macan Kemayoran” memainkan tempo lambat ketika menguasai bola dan berusaha mengulur waktu dengan melakukan operan-operan pendek di zona pertahanan sendiri.
Durasi permainan bola aktif itu tentu masih sangat jauh dibandingkan permainan di level elite sepak bola di Eropa. Di pertandingan yang melibatkan tim besar Eropa, bola rata-rata dimainkan secara aktif lebih dari 75 menit selama dua babak.