Unpad Manglayang Trail Running Adaptif terhadap Pandemi
Panitia Unpad MTR akan menerapkan metode hibrida untuk mengakomodasi sisi-sisi yang saling bertentangan, tetapi juga harus bergandengan di masa pandemi, yakni lomba lari dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggara Universitas Padjadjaran Manglayang Trail Running atau Unpad MTR terus mencari solusi untuk mengadakan lomba itu, sementara pandemi belum usai. Mereka akan menerapkan metode hibrida untuk mengakomodasi dua sisi yang bertentangan.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Unpad Irawati Hermawan di Jakarta, Selasa (20/4/2021), mengatakan, sisi-sisi itu adalah race atau lomba lari dan protokol kesehatan yang harus bergandengan. Keputusan tersebut diambil melalui serangkaian diskusi dan menerima masukan.
Metode itu menggabungkan offline race dan virtual run. Kegiatan tersebut diharapkan menjadi salah satu daya dorong bagi bangkitnya lomba berkualitas dengan penerapan protokol kesehatan. Sebagai langkah awal, telah dibuka registrasi sejak 27 Maret 2021 bagi peserta yang ingin bergabung dalam virtual run.
Lomba itu akan diadakan di Gunung Manglayang, Bandung, Jawa Barat. Gunung tersebut berada tak jauh dari Kampus Unpad di Jatinangor, Sumedang, Jabar. Pada ketinggian tertentu, apabila beruntung dan jarak pandang tak tertutup kabut atau awan, peserta dapat menikmati pemandangan Sumedang dan Bandung yang memukau.
Peserta lomba itu mendapat surel untuk bergabung dalam lomba daring bersistem undian (ballot) dengan mengakses situs Unpad MTR. Kategori-kategori lomba tersebut adalah 42 K (kilometer), 21 K, 10k, dan 5 K. Setiap peserta yang mencapai finis mendapatkan baju, medali, dan sertifikat.
Menurut Safrita Aryana dari IdeaRun selaku manajemen lomba Unpad MTR, informasi mengenai skema itu akan disampaikan pada pertengahan Mei 2021. Peserta diberi waktu dua hari sejak surat penawaran tersebut diterima untuk menjawab kesediaan bergabung. Panitua Unpad MTR membatasi jumlah peserta.
Ketua Panitia Unpad MTR Juston Pangaribuan mengatakan, Gunung Manglayang berketinggian 1.818 meter di atas permukaan laut (mdpl). ”Manglayang menyuguhkan rute yang relatif technical dengan elevation gain sekitar 2.342 meter dan gradient 32 persen,” ucapnya.
Pelari akan disuguhi panorama indah dan vegetasi asri dengan oksigen berlimpah. Sementara, pohon yang ditanam akan disediakan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat. ”Karena itu, jika bergabung dalam Unpad MTR, peserta telah berkontribusi menjaga lingkungan melalui penanaman pohon untuk penghijauan,” ujarnya.
Penyelenggara Unpad MTR akan menanam bibit pohon sebanyak jumlah peserta. Kawasan penghijauan direncanakan berlokasi di kaki Gunung Manglayang. Kegiatan yang disebut baby tree plant tersebut merupakan tradisi yang diselenggarakan sejak Unpad MTR 2015 dan 2016.
Penanaman itu diharapkan memberi banyak manfaat, termasuk menjaga sumber mata air. Panitia Unpad MTR memilih pohon yang cocok dengan habitat dan ekosistem setempat. ”Beruntunglah peserta yang bergabung dalam offline race nanti karena akan menikmati keistimewaan Gunung Manglayang secara maksimal,” ucap Juston.
Unpad MTR juga telah mendapatkan rekomendasi Dinas Pemuda dan Olahraga Jabar melalui surat rekomendasi. Kegiatan ini dipandang sebagai bagian dari olahraga rekreasi yang akan mendatangkan manfaat dan dikelola dengan mematuhi peraturan-peraturan terkait pandemi.