Serangan terhadap kedua belas klub pendiri Liga Super Eropa terus berlanjut. Presiden FIFA Gianni Infantino juga sudah bersuara dan mengingatkan konsekuensi yang akan dihadapi para klub pendiri.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MONTREUX, SELASA — Kedua belas klub pendiri Liga Super Eropa terus didesak untuk membatalkan rencana mereka menggelar kompetisi eksklusif yang berorientasi uang. Mereka kian terpojok setelah Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) ikut memberi ancaman.
Berbicara dalam Kongres UEFA yang berlangsung di Montreux, Swiss, Selasa (20/4/2021), Presiden FIFA Gianni Infantino mengingatkan tentang konsekuensi yang akan dihadapi klub pendiri Liga Super Eropa. ”Sudah menjadi tugas kita untuk melindungi sepak bola di Eropa. Jadi, jika ada yang memilih jalan lain, mereka harus menghadapi konsekuensinya. Mereka bertanggung jawab terhadap pilihannya,” kata Infantino.
Pernyataan itu jelas ditujukan kepada Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, Liverpool, Manchester United, Manchester City, Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, Juventus, AC Milan, dan Inter Milan yang sudah bergabung di Liga Super Eropa. Pada Senin (19/4/2021) pagi WIB, mereka mengumumkan akan menggelar liga yang didanai perusahaan investasi global JP Morgan itu.
Pengumuman itu langsung disambut kecaman dari para pendukung klub, pemain dan mantan pemain, klub yang tidak bergabung, pengelola liga domestik, serta pihak-pihak lain yang terlibat di industri sepak bola. Meski kecaman terus bermunculan, hingga Selasa belum ada tanda-tanda pembatalan liga kontroversial ini.
Padahal, konsekuensi yang dimaksud Infantino juga sudah jelas. UEFA, didukung oleh FIFA, telah mengingatkan bahwa klub yang ikut Liga Super Eropa bisa dilarang tampil di kompetisi resmi UEFA dan para pemain terancam tidak bisa membela tim nasional di ajang Piala Dunia.
Anggota Komite Eksekutif UEFA, Jesper Moller, mengatakan, Real, City, dan Chelsea bisa dicoret dari ajang Liga Champions musim ini meski ketiga klub itu kini sudah menembus babak semifinal.
Sudah menjadi tugas kita untuk melindungi sepak bola di Eropa. Jadi jika ada yang memilih jalan lain, mereka harus menghadapi konsekuensinya. Mereka bertanggung jawab terhadap pilihannya.
Liga Primer Inggris juga menggelar pertemuan khusus pada Selasa untuk membahas persoalan ini. Dalam pertemuan yang diikuti semua perwakilan klub Liga Inggris, kecuali enam klub pendukung Liga Super Eropa, Liga Primer berkomitmen untuk melawan.
”Kami mempertimbangkan semua cara untuk mencegah liga tersebut bergulir dan meminta klub yang terlibat untuk segera menarik diri,” demikian pernyataan resmi Liga Primer.
Permintaan kepada klub pendiri Liga Super Eropa untuk membatalkan rencana mereka juga sudah disampaikan Presiden UEFA Aleksander Ceferin. Klub pendiri masih memiliki waktu untuk berubah pikiran dan menghormati permintaan para pendukungnya.
Menurut Ceferin, konsep Liga Super Eropa telah mencederai sepak bola karena digelar dengan keserakahan untuk mengeruk uang. Klub pendiri rencananya akan mendapat bagian dari uang sebesar total 3,5 miliar euro begitu kompetisi dimulai. Dalam situasi pandemi ketika klub-klub di seluruh dunia dihantam krisis finansial, tawaran uang sebanyak itu menjadi cukup menggiurkan.
Presiden Real Madrid yang juga menjadi Ketua Liga Super Eropa, Florentino Perez, menyatakan kompetisi baru ini dibuat untuk menyelamatkan sepak bola. Liga Super Eropa diklaim bisa memperbaiki perekonomian industri sepak bola.
Namun, dengan sistem kompetisi yang tertutup karena hanya melibatkan 20 klub yang sebagian besar sudah kaya, konsep yang ditawarkan Perez menjadi janggal. Publik sebagian besar mengecam sistem kompetisi tertutup itu hanya akan memperkaya yang sudah kaya. Adapun klub-klub lainnya yang masih miskin akan tetap miskin.
”Tujuan terbesar, bagi beberapa klub, saat ini bukan memenuhi lemari mereka dengan trofi kompetisi, melainkan memenuhi rekening bank dengan uang,” sindir Ceferin. Ia menilai perubahan pola pikir para pemilik klub saat ini sudah membahayakan nilai-nilai sepak bola yang berbasis solidaritas.
Tidak nyaman
Konsep Liga Super Eropa telah membuat manajer Manchester City, Pep Guardiola, tidak nyaman. Ia sudah membayangkan akan kehilangan spirit dari sebuah kompetisi karena para klub pendiri akan tetap berada di Liga Super Eropa meski tampil sangat buruk.
Embel-embel ”Super” juga menjadi tidak relevan ketika klub kuat Eropa lainnya seperti Bayern Muenchen dan Paris Saint-Germain tidak ikut serta. Sebaliknya, klub-klub yang sedang kesulitan naik ke papan atas klasemen liga domestik seperti Arsenal atau Tottenham Hotspur justru terlibat.
”Bukan olahraga namanya jika tidak ada relasi antara usaha dan keberhasilan. Bukan olahraga jika kesuksesan itu sudah dijamin atau kekalahan tidak lagi menjadi masalah,” kata Guardiola. Namun, para manajer atau pelatihi klub pendiri saat ini tidak bisa berbuat banyak karena keputusan mengenai keterlibatan di Liga Super Eropa tidak ada di tangan mereka. (AP/AFP/REUTERS)