Tekanan Ganda Menyulitkan Liverpool Melawan Leeds United
Dampak rencana ikut Liga Super Eropa, Liverpool dapat tekanan luar biasa dari dalam dan luar arena laga menghadapi Leeds United. Ini membuat konsentrasi mereka terganggu sehingga gagal memaksimalkan laga tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
LEEDS, SELASA – Dampak terbentuknya Liga Super Eropa memberi tekanan ganda pada Liverpool. Tak hanya mendapat perlawanan alot di atas lapangan saat menghadapi Leeds United di Stadion Elland Road, Leeds, Selasa (20/4/2021) dini hari WIB, “Si Merah” juga mendapat tekanan dari luar lapangan, sebelum dan sesudah laga berlangsung. Hal ini membuat konsentrasi Si Merah terganggu dan membuang peluang masuk empat besar klasemen.
Sebelum laga berlangsung, sejumlah media melaporkan, suporter gabungan Liverpool dan Leeds merespons keras rencana Liverpool bergabung dengan Liga Super Eropa. Mereka sempat menyambangi penginapan skuad Liverpool dan menyanyikan lagu grup musik ABBA, “Money, Money, Money”.
Jelang laga, mereka menyambut bus tim Liverpool dengan yel-yel dan spanduk bertulsikan pernyataan kasar dan protes terhadap keputusan Liverpool tersebut. Puncaknya, mereka membakar kaos replika Liverpool edisi lama. ”Terkutuk Liga Super Eropa. Kami dari kesatuan suporter tak bisa dikalahkan,” demikian tulisan salah satu spanduk, seperti dilansir Daily Stars.
Kala memasuki stadion, skuad Liverpool disambut aksi para pemain Leeds United yang menggunakan kaus pemanasan dengan tulisan sindiran, yakni ”Liga Champions: Dapatkan Itu!” di bagian depan dan ”Sepak Bola adalah untuk Para Penggemar!” di bagian belakang. Kubu Leeds juga menaruh kaus serupa di kamar ganti Liverpool. Akan tetapi, pada pemain Liverpool tidak bersedia menggunakan kaus tersebut.
Protes keras terhadap Liverpool itu karena mereka tergabung sebagai salah satu klub pendiri Liga Super Eropa. Sebanyak 12 klub tercatat sebagai pendiri liga yang dijadwalkan bergulir pada musim 2023/2024 itu. Selain Liverpool, dari Liga Inggris ada Manchester United, Manchester City, Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspur. Dari Liga Italia terdapat Juventus, AC Milan, dan Inter Milan. Kemudian, Real Madrid, Atletico Madrid, dan Barcelona dari perwakilan Liga Spanyol.
Klopp kecewa
Menanggapi aksi itu, pelatih Liverpool Jorgen Klopp kepada The Guardian mengaku kecewa dengan sikap para pemain dan manajemen Leeds United. Dia menerangkan, tim Liverpool tidak ada hubungan dengan masalah yang terjadi, sebab mereka hanya karyawan klub yang menjalankan perintah manajemen.
”Tim ini tidak ada hubungan dengan hal itu (Liverpool bergabung Liga Super Eropa). Tetapi, orang-orang justru memperlakukan kami seperti ini. Kami adalah karyawan klub. Saya bertanggung jawab atas permainan tim dan saya menerima kritikan. Tetapi, kami tidak terlibat dalam masalah kali ini,” ujarnya.
Klopp mengungkapkan, keputusan menjadi salah satu pendiri Liga Super Eropa diambil langsung oleh petinggi Liverpool tanpa diskusi dengan pelatih dan pemain. Pelatih asal Jerman itu hanya diberitahu tentang rencana Fenway Sports Group (FSG) selaku pemilik Liverpool tentang peluncuran Liga Super Eropa pada Minggu (18/4), dan pelatih berusia 53 tahun itu tidak setuju dengan niat tersebut.
Liga Super Eropa dinilai Klopp kurang daya saing dengan anggota yang direncanakan hanya 15 klub yang pendiri dan lima klub tamu yang berlaga di kompetisi satu divisi secara permanen. ”Saya tidak menyukainya dan saya tidak ingin itu terjadi,” kata Klopp.
Tim ini tidak ada hubungan dengan hal itu. Tetapi, orang-orang justru memperlakukan kami seperti ini. Kami adalah karyawan klub. Saya bertanggung jawab atas permainan tim dan saya menerima kritikan. Tetapi, kami tidak terlibat masalah ini.
Pendapat serupa dikemukakan gelandang Liverpool James Milner. Pemain berusia 35 tahun itu menyampaikan, pemain tidak pernah diberitahu mengenai rencana Liverpool ikut Liga Super Eropa. ”Sama seperti banyak orang, kami baru mengetahui mengenai niat itu saat beritanya viral kemarin. Ada banyak pertanyaan untuk kami. Saya pribadi tidak menyukainya, tidak menginginkannya. Semoga hal itu tidak terjadi,” tegas Milner seperti dilansir laman Telegraph.co.uk seusai laga.
Imbang
Tekanan itu turut berpengaruh pada penampilan Liverpool yang ditahan imbang tuan rumah, 1-1. Jordan Henderson dan kawan-kawan unggul lebih dahulu lewat gol penyerang Sadio Mane di menit ke-31. Namun, tuan rumah berhasil membuat gol balasan di pengujung laga melalui bek tengah Diego Llorente di menit ke-87.
Hasil itu membuat Liverpool tertahan di peringkat keenam dengan 53 poin dari 32 laga, sedangkan Leeds United di posisi ke-10 dengan 46 poin. Andai bisa memetik poin penuh, Liverpool akan menggeser Chelsea dari posisi kelima dan menyamai perolehan nilai West Ham di posisi keempat dengan 55 poin.
Usai laga, Klopp mengatakan, Leeds pantas mendapatkan hasil imbang. Apalagi, di babak kedua timnya tidak bermain maksimal. ”Di babak kedua, pemain kami bertahan dengan sepenuh hati dan kami bisa menggunakan salah satu peluang serangan balik. Tetapi, kami tidak menggunakan peluang itu,” tuturnya.
Pelatih Leeds United Marcelo Bielsa menilai laga itu berlangsung cukup adil. Kedua tim menampilkan permainan terbuka khas sepak bola Inggris. Leeds United timpang selama 45 menit pertama dan Liverpool luar biasa. Kemudian peran berbalik di 45 menit kedua, Liverpool tidak bisa lepas dari area penalti mereka. ”Pertandingan yang indah,” ujar Bielsa.
Penyerang Leeds United Patrick Bamford dilansir The Guardian menuturkan, timnya seharusnya bisa memenangi laga tersebut. Apalagi mereka jauh lebih mendominasi permainan dengan penguasaan bola 62 persen berbanding 38 persen. ”Jujur, saya menyesal tim gagal memenangi laga ini. Tapi, satu poin melawan klub sekelas Liverpool tidak terlalu buruk,” katanya. (REUTERS)