Isu Liga Super Memanas, Chelsea dan Real Terancam Dicoret
Langkah 12 klub elite Eropa yang menggagas kompetisi tandingan, Liga Super Eropa, berpotensi menjadi bumerang. Tiga tim, yaitu Real Madrid, Chelsea, dan Manchester City, terancam dicoret dari semifinal Liga Champions.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
MONTREUX, SELASA — Upaya pemberontakan 12 klub elite di Eropa dengan mendirikan Liga Super Eropa (ESL), yang menjadi tandingan Liga Champions, memicu kemarahan dari UEFA. Otoritas tertinggi sepak bola Eropa itu berpeluang besar mencoret tiga klub raksasa, yaitu Real Madrid, Chelsea, dan Manchester City, dari babak semifinal Liga Champions pada musim ini.
Ketiga klub elite itu, yang menjadi bagian dari 12 klub pendiri ESL, sedianya bermain di semifinal Liga Champions Eropa, pekan depan. City akan menghadapi klub Perancis, Paris Saint-Germain, sedangkan Real Madrid bertemu Chelsea. Dua laga kandang-tandang babak semifinal itu akan dilangsungkan pada 27-28 April dan 4-5 Mei.
Namun, kedua laga itu berpeluang berakhir prematur seiring memanasnya situasi menyusul pengumuman 12 klub elite Eropa untuk mendirikan ESL, Senin (19/4/2021) WIB lalu. ”Klub-klub itu (Real, Chelsea, dan City) bakal dicoret. Putusan itu saya kira akan keluar pada Jumat (23/4/2021) dan Anda akan melihat bagaimana Liga Champions musim ini berakhir,” ujar Ketua Federasi Sepak Bola Denmark Jesper Moller, dikutip DR Sport, Selasa (20/4/2021) dini hari WIB.
Moller bukanlah orang sembarangan. Dia juga menjabat sebagai salah satu anggota Komite Eksekutif UEFA. ”Pada Jumat akan digelar rapat luar biasa Komite Eksekutif UEFA. Saya kira, 12 klub (pendiri ESL) bakal dikeluarkan,” ujarnya.
Apabila keputusan itu sungguh terjadi, tidak hanya tiga klub di atas yang dicoret. Dua klub Inggris lainnya, Manchester United dan Arsenal, juga terancam dicoret dari semifinal Liga Europa musim ini. MU dan Arsenal merupakan bagian dari ”Big Six” alias enam klub terkaya di Inggris yang mendukung pendirian ESL.
Menyiapkan skenario
UEFA, seperti diberitakan sejumlah media Eropa, juga menyiapkan skenario jika sanksi itu dikeluarkan. Skenario pertama, PSG langsung dinobatkan sebagai juara Liga Champions. Sementara dua semifinalis Liga Europa lainnya, Villarreal dan AS Roma, langsung melangkah ke final karena Arsenal dan MU dianggap walkover. Namun, skenario itu bakal mendapatkan perlawanan dari para pemilik kontrak hak siar yang merasa dirugikan tanpa adanya laga-laga semifinal, bahkan final.
Klub-klub besar harus paham, mereka adalah milik warga. Tim-tim kecil tidak boleh ditepikan. Saya akan meminta FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) agar menendang Inter, Milan, dan Juventus. Biarkan mereka memainkan liganya sendiri. (Antonio Cassano)
Skenario lainnya, Bayern Muenchen, Borussia Dortmund, dan FC Porto tampil di semifinal menggantikan ketiga klub ESL itu. Bayern, Dortmund, dan Porto sebelumnya tersingkir di perempat final Liga Champions. ”Kami tengah berkonsultasi dengan bagian hukum (UEFA). Kami akan menjatuhkan sanksi dan akan mengabarkan Anda secepat mungkin,” ujar Presiden UEFA Aleksander Ceferin dikutip Bild.
Florentino Perez, Presiden Real Madrid yang juga ditunjuk sebagai Presiden ESL, langsung pasang badan atas ancaman saksi dari UEFA itu. Ia optimistis, timnya maupun klub-klub ESL lainnya tidak akan dicoret begitu saja dari Liga Champions dan Liga Europa musim ini. Ia berkata, keikutsertaan tim-tim di kedua kompetisi antarklub Eropa itu dilindungi oleh kontrak hukum.
”Itu (pencoretan) tidak mungkin terjadi. Kami tidak akan menyentuh aspek hukum terkait hal itu (ancaman sanksi) karena itu (pencoretan) mustahil terjadi,” ungkap Perez kemudian.
Klub-klub itu (Real, Chelsea, dan City) bakal dicoret. Putusan itu saya kira akan keluar pada Jumat (23/4/2021) dan Anda akan melihat bagaimana Liga Champions musim ini berakhir.
Perez menambahkan, ESL tidak mungkin terlaksana musim depan atau musim-musim berikutnya jika tidak ada restu dari UEFA. Namun, ia juga tidak bisa menjamin, liga tandingan itu tidak akan bergulir sama sekali. Ia hanya menekankan, semua pihak, khususnya klub-klub peserta, harus bersiap jika ESL akan digelar suatu hari nanti.
Ia menjelaskan, ESL bukan dibentuk untuk klub-klub kaya semata. Sebaliknya, liga itu digulirkan untuk menyelamatkan klub-klub, khususnya level elite, dari ancaman kehancuran akibat pandemi Covid-19. Setiap klub peserta ESL akan mendapatkan kucuran dana ”selamat datang” setidaknya 300 juta euro atau setara Rp 5,2 triliun.
Jumlah kucuran dana pun akan bertambah. JP Morgan, perusahaan investasi global yang menjadi penyokong dana ESL, berkomitmen memberi kucuran dana 3,5 miliar dollar euro untuk membantu infratsuktur dan keuangan klub-klub peserta.
”Kami tengah menghadapi situasi sulit (krisis akibat pandemi). Ketika Anda tidak punya pemasukan, satu-satunya cara adalah membuat kompetisi yang lebih menarik. Nah, yang bisa menghasilkan uang adalah 15 klub (elite) bertarung satu sama lainnya. Laga Real Madrid versus Manchester (United) jauh lebih menarik ketimbang Manchester menghadapi klub kecil,” ujarnya kemudian.
Terancam dikucilkan
Selain dicoret dari Liga Champions, 12 klub ESL juga terancam dikucilkan atau didepan dari liga domestik masing-masing. Selasa ini, 14 klub Liga Primer Inggris yang tidak ikut ESL akan mengadakan pertemuan membahas isu itu. Di Italia, muncul desakan agar tiga klub ESL, yaitu Juventus, Inter Milan, dan AC Milan, didepak dari Liga Italia Serie A.
”Klub-klub besar harus paham, mereka adalah milik warga. Tim-tim kecil tidak boleh ditepikan. Saya akan meminta FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) agar menendang Inter, Milan, dan Juventus. Biarkan mereka memainkan liganya sendiri. Sebanyak 12 klub tidak bisa menguasai sepak bola,” ujar Antonio Cassano, mantan pemain Serie A, tegas, dalam acara Bobo TV di Twitch.
Polemik antara pemilik klub elite Eropa dan UEFA itu membuat pemain dan manajer atau pelatih klub berada dalam posisi sulit. ”Kami adalah pekerja di klub. Sebaiknya, kami tidak ikut berpolitik dalam situasi ini. Persoalan ini di luar kendali kami,” kata Manajer Chelsea Thomas Tuchel. (AP/AFP/REUTERS)