Masa sulit Valentino Rossi terus berlanjut hingga balapan seri ketiga MotoGP di Portimao. Juara dunia sembilan kali di semua kelas itu berharap bisa lebih kuat di Jerez salah satu sirkuit favoritnya, dua pekan mendatang.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
PORTIMAO, MINGGU — Valentino Rossi tak kunjung menemukan kunci untuk bisa tampil kompetitif dalam persaingan MotoGP musim ini. Setelah dua balapan mengecewakan di Qatar, dia justru mengalami akhir pekan yang lebih buruk di Portugal. Sempat bisa memperbaiki posisi hingga urutan 11 dari posisi start ke-17, Rossi terjatuh karena kehilangan kendali ban depan. Hasil mengecewakan juga dialami oleh Johann Zarco, Jack Miller, dan Alex Rins yang terjatuh saat posisi mereka bagus.
Rossi tiba di Portimao, Portugal, dengan pekerjaan rumah menemukan setelan motor yang lebih baik untuk mendapatkan pace kompetitif sekaligus menjaga ban belakang tidak cepat aus. Masalah degradasi ban belakang yang sangat cepat dialami Rossi sejak seri pembuka di Losail, Qatar. Waktu itu dia start dari posisi keempat, tetapi hanya mampu finis di urutan ke-12. Balapan kedua, juga di Losail, justru memburuk dengan start dari urutan 21 dan finis di posisi 16. Dia pun meninggalkan Qatar hanya berbekal empat poin.
Pebalap berusia 42 tahun itu berharap bisa menemukan setelan motor yang lebih baik, khususnya dalam elektronik, yang menjadi titik cerah sejak seri kedua. Dia bisa mencetak pace yang bagus dalam balapan, tetapi tidak cukup untuk masuk papan atas, karena dia start dari urutan ke-21, posisi start terburuknya.
Namun, setelan motor yang pas belum dia temukan di Portimao yang berujung posisi start ke-17. Dia kembali bisa mencetak pace yang bagus dalam belapan dan merasa nyaman dengan kombinasi ban depan-belakang berkompon medium-keras. Dia bisa memperbaiki posisinya hingga urutan ke-11. Namun, pada lap ke-15 dia terjatuh di tikungan 11 dan keluar dari balapan.
”Ya, itu sangat disayangkan, karena dalam balapan hari ini saya sedikit lebih baik. Kami menggunakan ban (belakang) berkompon keras yang terasa bagus, saya memperbaiki pace, tetapi start dari belakang selalu sulit karena saya kehilangan banyak waktu dan saya melakukan beberapa kesalahan. Akibatnya, saya kehilangan waktu dalam persaingan, tetapi itu wajar jika start dari belakang. Hingga kejadian itu (terjatuh), saya bisa meraih beberapa poin yang sangat penting bagi saya dan tim,” ujar Rossi kepada MotoGP.
Saya tidak tahu apa yang terjadi, saya melakukan segalanya, tetapi saya kehilangan ban depan.
”Saya tidak tahu apa yang terjadi, saya melakukan segalanya, tetapi saya kehilangan ban depan. Ban (depan) medium lebih lembut di sisi kanan, tetapi saat itu saya tidak menunggu memacu dan saya kehilangan ban depan. Ini disayangkan, tetapi pada satu sisi ini sedikit lebih baik karena dalam balapan saya lebih kuat, dan sekarang kami menunggu Jerez, sirkuit yang bagus, musim lalu dalam balapan kedua saya saya kuat, saya di podium, jadi kita lihat saja,” ujar pebalap berjuluk ”The Doctor” itu.
Jerez diharapkan menjadi seri kunci untuk mengetahui posisi Rossi dalam pengendalian YZR-M1. Dia dan timnya perlu menganalisis lebih detail setiap data untuk mendapatkan setelan yang sesuai dengan gaya membalap Rossi. Potensi itu terbuka, karena M1 2021 sangat kompetitif dalam kendali pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, yang finis terdepan pada seri Doha dan Portugal. Rekan setim Rossi di Petronas SRT Yamaha, Franco Morbidelli, juga membaik dengan finis keempat di Portimao. Kini, fokus Rossi adalah menjadikan Jerez sebagai titik balik performa.
”Saya harap begitu, saya berharap tetapi tidak yakin 100 persen, di MotoGP Anda tidak pernah tahu. Jerez adalah salah satu trek favorit saya, banyak kenangan bagus, saya harap dan saya akan berusaha maksimal untuk menjadi lebih kuat,” pungkas Rossi yang kini di posisi 19 klasemen dengan 4 poin.
Musim ini adalah pertaruhan Rossi untuk membuktikan diri masih bisa kompetitif sehingga memiliki alasan untuk balapan lebih lama lagi. Namun, jika performanya tak membaik dan gagal finis di lima besar secara konsisten, pilihan yang tersisa hanya pensiun. Apalagi, kontraknya dengan Petronas SRT Yamaha hanya hingga akhir musim ini.
Pil pahit Zarco
Balapan di Portimao juga menyisakan rasa pahit bagi para pebalap kawakan, seperti Alex Rins (Suzuki), Johann Zarco (Pramac Racing), dan Jack Miller (Ducati). Rins terjatuh saat berada di posisi kedua dan menekan Quartararo. Namun, dia terlalu memaksa dalam kondisi ban yang mulai aus sehingga terjatuh di tikungan 5. Miller pun terjatuh di tikungan 3 saat berjuang menuju zona podium.
Kekecewaan besar juga dialami Zarco yang mengawali balapan di Portimao sebagai pemimpin klasemen sementara dengan 40 poin. Dia selalu finis di podium kedua dalam dua balapan di Qatar. Saat terjatuh di Portimao, dia baru saja kehilangan posisi kedua yang direbut oleh Francesco Bagnaia. Dia mengaku mengalami masalah pada gir boks sehingga terjatuh.
”Saya kecewa, saya pikir saya melakukan sedikit kesalahan saat menurunkan gigi persneling. Kami melakukan analisis dan kami memiliki sedikit masalah pada gir boks saat itu. Saya tidak bisa mendapat gigi yang tepat saat menurunkan persneling sehingga ada rem mesin yang terlalu besar dan saya terjatuh. Analisis juga menunjukkan ban depan mendekati limit, jadi saya kehilangan daya dukung ban depan,” jelas Zarco yang kini di posisi empat klasemen, terpaut 21 poin dari Quartararo yang memuncaki klasemen.
”Balapan sangat sulit, dalam enam lap terakhir bisa sangat sulit, tetapi saya masih bisa bersaing dan menikmati. Namun, ini bagian dari permainan meskipun sulit untuk menerima itu. Tetapi jelas, kami perlu berusaha untuk bisa sedikit lebih cepat supaya lebih nyaman dalam balapan berikutnya,” ungkap pebalap asal Perancis itu.
Zarco optimistis bisa tampil lebih kuat dua pekan lagi di Jerez dan berusaha tidak kehilangan poin lagi. ”Saya masih cukup percaya diri, sayang kehilangan poin. Ketika saya kesulitan bersaing meraih podium, akan lebih baik meraih poin dari pada terjatuh. Kepercayaan diri tetap ada dan motor sangat bagus serta bisa menggunakan potensi yang ada pada Ducati. Jika bukan saya, bisa Peco (Bagnaia), bisa Jack (Miller), dan saya sangat yakin saya bisa mengendalikan balapan dengan lebih baik dan itu sesuatu yang saya cari,” pungkas Zarco.